Bandar Udara Suvarnabhumi 10pm.
Mereka sampai dan lansung di jemput oleh pihak hotel yang sudah dipesankan mommy Lalisa. Karena besok pagi mereka harus melakukan perjalanan penerbangan lagi jadi mommy Lalisa memesankan mereka hotel terdekat dan ternyaman untuk mereka. Tidak tanggung tanggung hotel yang mommy Lalisa pesankan bahkan sangat mirip dengan apartement dimana satu ruangan ada dua kamar, dapur, dan ruangan tamu juga ruang keluarga yang sangat luas. 2 orang akan mendapatkan satu unit untuk mereka.
Jennie merabahkan tubuhnya di kasur empuk, walaupun sudah tidur sepanjang penerbangan, tetap saja Jennie merasakan badannya remuk. Ia memejamkan matanya sejenak.
"unnie, madilah dulu" seorang yeoja membangunkan Jennie dari tidurnya.
Niatnya ingin memejamkan mata malah tertidur begitulah batin Jennie.
Jennie mengerjap ngerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menembus kornea matanya.
"chupp" kecupan singkat mendarat di bibir mungilnya.
"Nini mandilah" ternyata yeoja yang membangunkannya adalah Lalisa
Jennie mengerucutkan bibirnya menggelengkan kepalanya lalu ia kembali menutup matanya.
"Niniiii" rengek Lalisa mengguncang tubuh Jennie.
"mandi dulu ne, setelah itu tidur" Lalisa ikut naik keranjang dan merebahkan tubuhnya memeluk Jennie dari belakang.
Jennie menggelengkan kepalanya, ia tersenyum kecil mencium aroma tubuh Lalisa yang candu baginya.
Lalisa mengecup pipi mandu Jennie berkali kali berharap si pemilik bangun.
"aish, Nini bangun dan mandi dulu" rengek Lalisa mengeratkan pelukannya
Sekitar sepuluh menit Jennie tidak kunjung menanggapi Lalisa yang sudah lelah membujuknya.
"tok tok tok" suara pintu kamar di ketuk.
Lalisa hendak bangkit dan membuka pintu, namun Jennie mencegahnya, ia tidak melepaskan tangan Lalisa yang melingkar di pinggangnya. Mau tak mau Lalisa berteriak
"siapa?" teriak Lalisa
"Tzuyu" jawab dari seseorang dari balik pintu.
Jennie yang awalnya memejamkan mata langsung membuka matanya setelah mendengar jawaban dari balik pintu. Ia langsung beranjak dan keluar dari kamar, Lalisa hanya mengamati Jennie saja.
"ada apa kemari? Kau tidak lihat ini sudah tengah malam" ketus Jennie membuka pintu, ia melihat Tzuyu berdiri di hadapannya
"ah, aku ingin mengembalikan ini" Tzuyu memberikan powerbank yang Jennie tau itu adalah milik Lalisa
"yasudah, pergilah, menunggu apa lagi?"
"apa Lalisa ada di dalam?" tanya Tzuyu kepalanya mendongak melihat ke dalam kamar Jenlisa
"dia sudah tertidur"
"tapi, tadi aku mendengar suaranya" bantah Tzuyu.
Jennie medesah lirih, ia menggeratkan rahangnya
"jika kau sudah tidak memiliki urusan lagi pergilah"
"brakk" Jennie menutup pintu dengan keras membuat Lalisa yang berada di dalam kamar keluar mengecek Jennie
"ada apa?" tanya Lalisa dengan wajah khawatirnya
"tidak ada, ini powerbankmu" Jennie memberikan powerbank lalisa kembali ke pemiliknya.
"gomawo"
akhirnya Jennie pergi mandi karena ia sudah terlanjur bangun dari tidurnya, niatnya ingin manja manjaan dengan Lalisa ternyata si pengganggu datang. Setelah jennie mandi dan membersihkan wajahnya ia menyusul Lalisa yang sudah terbaring dan tertidur di atas ranjang.
"Lili" panggil Jennie menekan pipi Lalisa
"hhmmm" jawab Lalisa tidak membuka matanya
"Nini mau peluk" manja Jennie dengan suara bayinya
"sini sini" Lalisa merentangkan tangannya, tanpa menunggu lama Jennie masuk dalam dekapan Lalisa.
Memang aroma tubuh lalisa adalah candu Jennie, lihatlah belum ada 10 menit Jennie di dalam dekapan Lalisa ia sudah tertidur.
.
"ayo, cepat. Kita sudah terlambat" Jisoo berteriak menggedor gedor unit Seulrene.
Tidak lama Seulrene membuka pintu mereka dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jisoo.
"tunggu apa lagi?" tanya Jisoo melihat Seulrene yang masih terbengong
"yang lain mana?" tanya Seulgi
"semua sudah pergi duluan ke bandara" jawab Jisoo malas.
Jisoo Irene dan Seulgi berlarian menuju gerbang keberangkatan. 20 menit lagi pesawat akan takeoff mau tak mau mereka harus berlarian menuju boarding gate.
Untung saja mereka maasih bisa mengejar waktu, dengan nafas masih terpenggal penggal Jisoo Seulgi dan Irene mencari tempat duduk mereka masing masing.
"ck ck ck" Jennie menggelengkan kepalanya melihat kehadiran Seulrene
"makanya jika bermain lihat waktu, jangan kecapean. Lihatlah hampir saja kalian tertinggal penerbangan" sindir Jennie
"shut up" jawab singkat Irene, ia langsung mendudukkan dirinya dan mengatur nafasnya.
Penerbangan kali ini mereka akan menempuh waktu 1,5 jam hingga sampai di tempat tujuan mereka yaitu Phuket International Airport. Disana liburan yang sebenarnya akan dimulai.
Kali ini Jennie duduk di sebelah Lalisa, ia menyandarkan kepalanya di bahu Lalisa, mereka sedang menikmati film yang Lalisa pilih yaitu inside out.
.
mereka menghabiskan 4 hari menjelajahi hampir semua tempat wisata yang berada di Phuket. Beberapa tempat yang sangat mereka sukai antara lain melihat sunset di Patong Beach. Disana mereka sangat beruntung karena mendapatkan sunset terbaik dan terbagus yang penah ada. Untung saja cuaca sangat mendukung hingga malam harinya mereka bisa berkeliling Patong Beach.
Mereka juga mengunjungi Nai Harn Beach, karon view point, pantai surin, teluk phang nga, dan terakhir mereka mengunjungi kepualauan phi phi.
Pasti setelah mereka balik dari thailand mereka akan mendapatkan kulit yang eksotis. Tapi liburan ini adalah liburan paling seru yang pernah mereka alami, apalagi mereka menghabiskan banyak waktu menyatu dengan alam. Mereka juga bisa menambah pengalaman berbahasa thailand walaupun harus di bantu oleh Lalisa yang untungnya si Lalisa fasih dengan bahasa Thailand (mai mi tang kha)
hari ini adalah hari terakhir mereka di Pukhet karena besok mereka harus kembali ke Bangkok, untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Korea. Waktu satu minggu adalah waktu yang cukup bagi mereka menghabiskan libur bersama, selebihnya mereka akan menghabiskan libur besama dengan keluarga masing masing menyambut akhir taun baru.
Di villa 10 yeoja duduk melingkar di meja makan menyantap makan malam. Tidak ada pembicaraan yang serius hanya terkadang Jisoo dan Suelgi yang bercerita membahas hal tidak penting.
"Li" Tzuyu memanggil Lalisa
"apa" jawab Jennie, si pawang.
Btw, sepanjang menghabiskan liburan Tzuyu sangat meresahkan buat jennie. Bagaimana tidak si manusia satu itu terus saja mencari perhatian Lalisa dari segala sudut, entah inilah entah itulah.
Dan kejadian yang tidak akan pernah Jennie lupakan adalah saat ia dan teman temannya memutuskan untuk berenang di salah satu pantai yang ombaknya sedang tenang. Saat semua sedang bercanda gurau tiba tiba saja Tzuyu berteriak menarik perhatian. Lalisa yang saat itu sedang bergurau dengan Jennie segera menghampiri Tzuyu. Ternyata oh tenyata si manja itu kakinya tergores karang, menurut Jennie lukanya tidak terlalu parah. Tapi si Tzuyu ini seolah membesar besarkan masalah. Tzuyu menangis histeris saat lukanya diobati, Lalisa memeluk Tzuyu memberikan ketenangan pada Tzuyu. Jennie yang sedari tadi mengamati hanya bisa menahan amarahnya, melihat Tzuyu menyentuh gadisnya.
Tidak berhenti di situ banyak kejadian kejadian di mana Tzuyu membuat Jennie murka. Tapi karena Jennie sudah berjanji pada Lalisa untuk tidak membuat keributan jadi Jennie memilih meredam amarahnya dan akan melampiaskannya malam hari pada Lalisa. Entah itu menangis mengamuk dan memukul manja Lalisa, yang penting amarahnya terluapkan. Lalisa yang tau Jennie adalah pencemburu jadi ia selalu memposisikan diri meghadapi Jennie.
"tidak, aku hanya ingin meminjam ponsel Lalisa"
"gunakan saja ponselku" Jennie mengulurkan ponselnya pada Tzuyu
Tzuyu mendengus sebal, tanpa mengatakan sepatah kata Tzuyu pergi meninggalkan meja makan.
"Jen, kita harus berbicara setelah ini" Jisoo mengeluarkan nada seriusnya
Setelah makan malam selesai, semua kembali ke kamar masing masing. Kecuali Jennie dan Jisoo, mereka berdua sedang duduk di taman memandang langit bertabur bintang bintang.
"Jennie" panggil Jisoo
"ne unnie"
"jangan terus bermusuhan dengan Tzuyu" saran Jisoo
"unnie"
"Jennie, dengarkan unnie. Jika kau ingin mengurangi musuh, perbanyaklah teman. Jadikan musuhmu menjadi temanmu, itu akan mengurangi beban hidupmu. Dan soal tentang kejadian antara kau dan Lalisa, aku berharap kau menjadi lebih dewasa dalam hubungan kalian. Unnie tidak ingin hubungan antara kau dan Lalisa mengarah ke hal yang toxic. Aku tau kau mencintai Lalisa dan sebaliknya, jadi aku mohon jagalah Lalisa seperti kau menjaga dirimu sendiri. Aku cukup terkejut dengan perkembangan Lalisa yang semakin dewasa, tapi aku juga terkejut melihatmu yang seperti kekanak kanakan" Jisoo tertawa sebentar lalu melanjutkan kembali perkataannya
"aku mengenalmu jauh lebih dahulu sebelum aku mengenal Lalisa, aku sudah menganggap kalian seperti adikku sendiri. Walaupun aku tidak memiliki adik, tapi aku menaggap kalian adalah adikku. Jadi aku ingin kalian tidak saling menyakiti, aku ingin kalian bahagia dengan jalan yang kalian pilih. Karena aku tidak akan mungkin selalu berada dan menengahi pertengkaran kalian setiap waktu" suasana menjadi sendu, Jennie memeluk Jisoo.
"unnie"
"hmm"
"aku akan berusaha dan mencobanya" Jennie menahan air matanya yang hendak jatuh.
"perlahan saja Jen" Jisoo membalas pelukan Jennie
~to be continued