Kali ini tak ada perbantahan apapun. Jika sebelumnya Valdy menolak keras, kali ini lelaki itu hanya terperangah sejenak dan berkata, "Kenapa harus sekarang?"
"Karena aku sangat menginginkanmu, Val." Angela menjawab dalam bisikan lemah. Satu jari telunjuknya mengusap pelan bibir Valdy yang kemerahan, sangat dekat dengan wajahnya sendiri. Profil lelaki itu tampak memesona dalam ruangan yang setengah gelap. Rambutnya berantakan dan menutupi sebagian dahi. Kedua lengannya yang kuat masih mendekap tubuh Angela.
"Please?" Angela hampir menangis saat mengucapkannya dan Valdy menyadarinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com