Valdy menyusuri jalan setapak dari arah resto, yang mengular ke bukit-bukit landai di bawahnya. Bangunan-bangunan paviliun yang ditempati siswanya masih terang walaupun waktu menunjukkan jam 9 malam. Ia belum sempat menghubungi Angela sejak jam makan malam, disibukkan oleh urusan kantor dan telepon dari orangtuanya yang mengacaukan pikirannya. Sambil berjalan, ia akhirnya mencoba menghubungi nomor Angela. Tersambung, namun sambungan diputus oleh Angela. Satu kali lagi dicobanya, lagi-lagi Angela memutus sambungan.
Valdy berdecak kesal, memutuskan lebih baik bertemu langsung dengannya. Ia berbelok ke arah bangunan paviliun yang ditempati Angela dan sontak berang. Di dalam ramai sekali oleh teriakan dan tawa. Beberapa siswa yang duduk di teras menyadari kehadirannya dan buru-buru berlari ke dalam. Detik berikutnya suasana berubah hening layaknya kuburan. Saat Valdy masuk ke ruang duduk, aroma asap rokok tercium sangat jelas, dan wajah-wajah dihadapannya terlihat ketakutan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com