webnovel

Astral : Seed of Chaos

Penulis: Agis_Z99
Fantasi
Sedang berlangsung · 164.9K Dilihat
  • 200 Bab
    Konten
  • 5.0
    21 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Datangnya Era Mistral menyisakan banyak masalah bagi dunia. ketika kesenjangan antara yang kuat dan lemah semakin jauh, diskriminasi terhadap kaum lemah semakin kuat membuat pemerintah terpaksa meluncurkan pendidikan terhadap para calon Mistral yang baru. Akademi Mistral mulai diberlakukan di seluruh dunia. Setiap Akademi menjadi tempat pembelajaran elit bagi bibit-bibit muda yang unggul. Ronald, seseorang yang tak berbakat dalam Astral namun memiliki impian menjadi seorang Mistral terkuat bertemu dengan Zio, kucing aneh yang sangat sombong. Ronald bersama teman-temannya akan memulai perjalanan mereka dengan berjuang untuk memasuki Akademi Mistral Vandrechia. Dia akan bertemu dengan berbagai orang berbakat lainnya. Bersaing dan memperebutkan tempat pertama. Mengikuti lomba yang mewakili kelas bahkan sekolah dan negara. Tentu saja, ia juga akan tersandung dengan organisasi teroris yang sangat berbahaya. Ini adalah kisah pertumbuhan Ronald dan bermunculannya bibit kekacauan di seluruh dunia.

tagar
5 tagar
Chapter 1Kucing Aneh

"Duh gimana ini?" tanya seorang remaja dengan gelisah. Ia adalah Roland, seorang anak Sekolah Menengah kelas 3.

Ronald tengah berada dalam sebuah hutan. Sekelilingnya terlihat pepohonan yang lebat dan suram. Ia melirik ke kanan dan kiri dengan gelisah.

Benar, Ronald sedang tersesat.

Pagi ini ia diajak teman-temannya berburu hewan Astral untuk melakukan kontrak dengannya. Astral adalah sesuatu entah itu hidup atau mati yang memiliki kekuatan ajaib dan berasal dari Dunia Astral alias Dunia Sihir.

Di dunia ini ada sekelompok orang yang mempunyai, memiliki atau mengontrak benda Astral. Mereka disebut Mistrals.

Sementara itu hewan astral adalah hewan yang berasal dari Dunia Astral. Hewan Astral biasanya merupakan jenis Astral yang paling banyak dimiliki.

Salah satu syarat masuk ke Akademi Para Mistral adalah miliki Astral. Karena ia tu menangkap hewan astral biasanya menjadi cara paling mudah untuk memenuhi syarat masuk ke Akademi para mistral.

Kembali pada keadaan sekarang.

Ronald yang terpisah dengan teman-temannya ketika sedang mencari hewan astral.

"Aku harus mencari jalan keluar," gumam Ronald pelan.

Ia kemudian berjalan menyusuri hutan. Ketika dalam hutan, hal yang paling penting adalah jangan berteriak. Karena suara keras dapat memancing hewan astral yang sangat kuat.

Sangat disayangkan, tokoh utama kita tidak mengetahui hal tersebut.

"Fred!"

"James!"

"Tolong! Siapa saja!"

Teriak demi teriakan Ronald lancarkan tetapi tak ada yang menyahut. Tenggorokannya menjadi kering karena berteriak terus menerus. Ronald memutuskan berhenti berteriak sejenak.

"Semoga Fred dan James pergi memanggil bantuan. Kalau tidak, aku akan tersesat disini selama berhari-hari," ucap pasrah Ronald.

Sesaat ketika Ronald duduk beristirahat kilauan cahaya merah disertai raungan yang menggelagar terdengar keras dari arah timur.

"Apa itu suara monster?" ekspresi Ronald berubah cemas.

Berbeda dengan hewan astral yang relatif jinak dan memiliki ukuran yang sama dengan hewan biasa. Monster adalah makhluk astral ganas yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda dengan hewan pada umumnya.

"Mungkin saja seseorang sedang bertarung dengan monster astral dan aku bisa meminta bantuan padanya ...."

"....tetapi bagaimana jika ternyata itu monster astral yang sedang bertarung? Tidak, bahkan jika ada seseorang disana bisa saja dia orang yang jahat."

Ronald memikirkan apa yang harus ia lakukan dengan bimbang. Apakah ia harus mendekati sumber suara tersebut? Apakah ia harus berlari menjauh? Pikirannya kalang kabut. Ia merasa sangat gelisah.

"Mari tunggu beberapa jam lagi, sebelum pergi ke sumber suara raungan itu," putus Ronald setelah memikirkannya.

***

Beberapa jam telah berlalu, Ronald akhirnya pergi ke timur untuk menemukan sumber suara tersebut.

Perjalanan ke arah sumber suara tersebut memakan waktu setengah jam mengingat arah yang cukup jauh dan rute yang menanjak.

Tepat ketika Ronald sampai, ekspresinya berubah terkejut setengah mati. Ia melihat ruang terbuka seluas 1 km dengan cekungan tanah berdiameter 10 meter ditengahnya.

Ini pertama kalinya Ronald melihat kerusakan akibat monster astral yang begitu dahsyat secara langsung.

Kemudian matanya teralihkan pada sesuatu yang terlihat terbaring di tengah cekungan tanah.

Ronald segera berlari menghampiri cekungan itu. Selepas sampai disana ia melihat sebuah kucing kecil dengan bulu biru terbaring dengan penuh luka.

Ronald mendekati kucing itu dan mengulurkan tangannya mencoba menyentuh kucing itu.

"Nyihat boleh kalauw senyuh bayaw dulu—nyaw."

"Whoa! S-siapa itu?" kata Ronald seraya menengok kanan kiri.

Kepala si kucing yang tengah berbaring menoleh pada Ronald. "Duh masyaw kucing cantik kayaw ginyi terabaikan —nyaw."

Seketika Ronald menoleh pada si kucing, "I-ini pertama kalinya aku melihat kucing bisa bicara. Biasanya makhluk Astral tingkat tinggi saja yang bisa berbicara. Apa kau hewan Astral tingkat tinggi?"

"Humph! Tentu aja —Nyaw. Kucing cantik ini berbeda kucing abal-abal biasa —Nyaw. Manusia! Apalin nyama kucing ini, kucing cantik ini bernyama Clericha Dandelion zio Fchzun Rlomanio Shlarau-din. Hapal?"

"Hapal. Udin, kan?"

"Apa! Beranyinya! Clericha Dandelion zio Fchzun Rlomanio Shlarau-din! Bukan Udin!"

"Maaf, gak hapal. Panjang banget soalnya. Panggil Udin aja yah?"

"Zio! Panggil Zio!"

Ronald terkekeh pelan melihat tatapan tajam kucing bernama Zio itu. "Oke. Kupanggil Zio. Jadi, Zio kamu mau gak jadi partner aku?"

"Humph! Manya mungkin kucing cantik ini menjadi partner bocah ingusan kayak kamu—Nyaw," dengus kucing biru itu.

Ronald menatap datar kucing tersebut sebelum berdiri dan berjalan menjauh dari kucing itu.

"Yaudah kalau gak mau jadi partner aku kutinggalin aja."

"Tunggu! Manusia! Obatin kucing cantik ini dulu —Nyaw."

"Kalau gak mau jadi partner aku, gak akan kuobatin."

"Oke! Kucing cantik ini mau jadi partner kamu —Nyaw. Tapi obatin dulu —Nyaw," sahut Zio pasrah.

Mendengar hal itu, Ronald berbalik ke arah si kucing dengan penuh senyum. Sementara itu, Zio menatap Ronald penuh benci sambil bergumam, "Huh manusia licik."

Ronald mengeluarkan kotak P3K dari kantong kecilnya. Ia kemudian meneteskan setetes air penyembuh pada setiap luka yang ada pada Zio. Air penyembuh merupakan produk penyembuhan yang efektif untuk tubuh makhluk Astral.

Setelah meneteskan air tersebut. Ronald membalut luka itu dengan kain kasa spesial.

"Huft, selesai. Sekarang tinggal kontraknya." Ronald kemudian mengeluarkan sebuah kertas dengan simbol aneh yang terlukis diatasnya. Ia menggigit ujung jari telunjuknya lalu meneteskan darah pada kertas tersebut. Simbol pada kertas itu lalu bercahaya. Segera Ronald menempelkan kertas itu pada dahi si kucing biru.

Simbol-simbol aneh tersebut kemudian menjalar pada permukaan tubuh Zio lalu menghilang. Tubuh Zio kemudian berubah menjadi cahaya dan masuk ke dalam tubuh Ronald.

Sensasi hangat mengalir dalam tubuh Ronald. Ia dapat merasakan peredaran darah dan detak jantungnya dengan jelas. Tak hanya itu, setiap panca inderanya pun meningkat secara drastis.

"Inikah efek energi mana?" gumam Ronald pelan.

Setiap Mistral akan merasakan keistimewaan pada tubuh mereka. Yaitu hadirnya energi mana. Energi mana hadir dalam tubuh Mistral karena kontak dengan makhluk Astral. Mana bisa dipakai untuk berbagai hal dan sangat berguna sekali.

***

Beberapa saat setelah itu, Ronald yang tengah berdiam di ruang terbuka melihat suatu titik hitam mendekat dari langit. Ia segera menyadari bahwa titik hitam itu merupakan seorang Guardian.

Guardian adalah pekerjaan pelindung khusus menangani masalah yang berkaitan dengan Mistral dan Astral. Guardian digaji langsung oleh Negara.

"Oi! Anak muda, apakah kau yang dipanggil Ronald?" Guardian yang mendatangi Ronald adalah pria 30 tahunan yang mengendarai seekor elang raksasa. Pria itu memiliki nama 'Frans Coupola' yang tertulis pada seragam bagian dadanya.

"Ya Pak! Tolong saya Pak," kata Ronald sambil melambaikan tangannya.

"Naiklah," ujar Frans.

Ronald kemudian menaiki elang tersebut.

Mereka berdua lalu pergi dari hutan yang lebat ini.

Beberapa saat setelah kepergian Ronald. Sebuah portal hitam terbuka tepat di atas cekungan tanah. Sebuah mata merah menyala melihat dari balik portal itu.

"Sepertinya dia berhasil selamat," gumaman bernada rendah terdengar dari balik portal itu.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Difraksi Fragmen

Edwin Albern, bocah berusia tujuh tahun dipaksa oleh keluarganya berkeliling dunia hanya untuk melihat sisi gelap dari kehidupan manusia. Dunia yang dia tinggali ternyata lebih busuk dari pada yang dia kira, tempat di mana martabat manusia dan nilai kehidupan tidak dapat ditentukan. Kebahagiaan yang dia lihat selama ini seolah-olah hanya kebohongan yang dipamerkan. Pembunuhan, pembantaian, perbudakan dan kekejaman lainnya telah bocah itu saksikan dengan kedua matanya sendiri. Tidak ada tempat aman! Hak asasi manusia tidak lebih dari catatan yang kapan saja bisa diabaikan. Setiap kota yang dia kunjungi selalu ada manusia yang melakukan kejahatan semudah bernapas. Sejak berusia lima tahun dia sudah mengetahui bahwa keluarganya adalah mafia, mereka tidak lebih dari sekelompok penjahat. Karena Edwin yang kecil dan polos dipenuhi idealisme keadilan membuatnya menjaga jarak dengan keluarganya. Bahkan kematian orang tuanya beberapa bulan setelah dia mengetahui pekerjaan mereka tidak sedikit pun menyentuh hatinya. Tapi pandangan hidupnya berubah setelah upacara pemakaman. Kakaknya, anggota keluarganya yang tersisa menceritakan segala hal tentang keluarganya. Mereka mungkin dikenal sebagai mafia, tapi kenyataannya yang mereka lakukan adalah berbeda. Mereka melakukan pekerjaan demi melindungi tempat mereka. Sepotong kebohongan terungkap, tentang dua orang yang bermain peran bahkan rela menipu putranya sendiri. Setelah perjalanannya selesai, bocah kecil itu membuat keputusan, bahwa sekarang adalah gilirannya bermain peran.

MattLain · Fantasi
5.0
276 Chs
Indeks
Jilid 1 :Ujian Masuk Akademi Mistral
Jilid 2 :Awal yang baru
Jilid 3 :Takdir Hidup