webnovel

Mei Ling 2

Aku membereskan bajuku setelah ayah menyetujui keberangkatan untuk misi ke Bumi, pintu kamar terbuka dan itu ternyata adalah mamaku.

"Mei Ling benarkah kamu mau pergi ?" tanya mama, aku melirik kepadanya wajahnya terlihat sedih. Aku mengangguk.

"Kenapa, tidak bilang kepadaku ?" tanyanya kembali dan duduk di tempat tidur, wajahnya sangat cantik sekali.

"Toh sama saja, pasti tidak diperbolehkan !" jawabku, sambil terus membereskan bajuku, yang tinggal sedikit lagi.

"Tentu saja tidak, justru mama bersyukur kamu bisa pergi dari sini !" aku menatap mamaku tak percaya, aku mengerti.

"Kalau mengijinkan kenapa mama sedih ?" tanyaku, akhirnya selesai semua.

"Itu karena ... !" aku memeluknya, walau bagaimanapun ke khawatiran seorang ibu pasti ada dan dia membalasnya.

"Mei Ling ... ini untukmu bawalah !" aku melepas pelukannya dan dia memberikan sebuah kotak kecil untukku.

"Apa ini ma ?" tanyaku sambil membuka kotak dan aku tertegun didalamnya terlihar sebuah Kalung berukir dengan batu jambrud warna merah menyala.

"Ini warisan turun temurun dari nenek moyang kita ! 1000 tahun lalu ...!" jawab mamaku aku menatap dia dengan heran.

"Mama menjaganya selama ini, mama harap benda ini jangan sampai ke tangan orang lain ! ayahmu pun ...mengincar yang lainnya !" dia melanjutkan ceritanya dan membuatku tertegun, mama mengambil kalung dan memakaikannya di leherku.

"Maksud mama ?" tanyaku tak mengerti.

"Kalung naga, sayang ! sebuah legenda besar leluhur kita !" jawab mama.

"Benarkah ?" dia mengangguk. Mama berdiri di jendela kamarku.

"Dia beberapa kali mencuri di planet Virgon untuk mendapatkan benda berharga ! salah satunya kalung naga ! dia bukan sembarangan kalung, didalamnya kalung itu mempunyai kekuatan luar biasa ! yang bisa mengabulkan apapun itu ! sayang, kalung itu tidak ada di sana ! menurut informasi masih ada di bumi !" jelas mamaku, aku tertegun jadi selama ini ayah mengincar sebuah kalung ?

"Mei Ling, aku mohon padamu ! cari kalung itu, dan simpan serta jaga jangan sampai jatuh ke tangan ayahmu ! ini berbahaya, kamu mengerti !" mama mendekatiku dan memegang tanganku dengan erat. Aku menatapnya dan mengangguk.

"Berhati-hatilah ! kamu tahu kan ayahmu seperti apa ? kalung itu akan selalu menjagamu !" setelah itu mama bangun dan pergi meninggalkan kamarku.

Aku menyentuh kalung itu, tiba-tiba kurasakan kekuatan yang merasuki tubuhku, pandanganku berubah tidak di apartemen ku lagi tapi ... di sebuah negeri yang sangat indah dengan bangunan yang baru kali ini ku lihat, tiba-tiba aku melihat sebuah binatang besar terbang dari arah puncak gunung sangat besar. Binatang apa itu ya ? aku terkejut binatang itu mendekat kepadaku ! aku menjerit ...

Dan aku terbangun di tempat tidur, bermimpikah aku ? ternyata kalung itu masih ada, ku perhatikan ukiran sekeliling batu Jamrud merah itu dan terkejut ternyata binatang yang ada di mimpiku sama dengan gambar ukiran ini ! apa maksudnya ini ya ?

--------------------

Beberapa hari kemudian keberangkatanku tiba, aku pamitan kepada ayah dan ibuku, mereka bersikap biasa saja. Ada pengawal yang akan mengantarkan ku menuju planet yang disebut bumi kecil. Kami harus berkumpul disana. Setelah itu aku naik pesawat dan menuju ke tempat tujuan, perjalanan ini memakan 2 hari dari planetku.

Kapal ini sudah dilengkapi cukup komplit, kamar tidurku, ruang santai dan makan, para pegawainya ada 3 orang termasuk pilot. Aku sudah tahu rutenya karena pernah sekali ke sana, seiring berjalannya waktu, aku mulai merasakan ke janggalan karena rutenya mulai melenceng.

"Kita kemana dulu ?" tanyaku dengan tenang kepada salah seorang pegawai di peawat ini.

"Kita mampir dulu ke planet Rogu, nona hanya sebentar ! perintah tuan besar !" jawabnya, Aku mengangguk, hanya ingin tahu apakah firasatku benar.

Planet Rogu, rahasia dari ayahku, tempat penelitian yang tidak diketahui siapa pun. Mungkinkah ? aku berada di kamarku dan membuka laptopku dan mulai mencari sesuatu.

"Nona, aku sudah menemukannya !" jawab robot AI ku yang berbentuk hologram. aku mengangguk.

"Laksanakan Moi !" perintahku.

"Baik nona !" jawabnya kemudian menghilang.

"Sudah kuduga ! ayah, kamu pikir bisa menghalangiku ?" gumanku sambil tersenyum.

Akhirnya kami tiba di planet Rogu yang tidak terlalu besar, planet ini dipenuhi hutan lebat dan berbahaya. Dan aku pun turun bersama tiga pengawal ayahku, Di tengah perjalanan menyelusuri jalan setapak.

"Ceklek ... !" suara halus terdengar, aku tersenyum. Ketika mereka berbalik aku keluarkan sebuah senjata rahasiaku jarum beracun dan ku lempar. Secepat kilat benda itu menusuk leher mereka dan semua mati, semua terkejut karena seranganku yang tiba-tiba dan tanpa terduga rencana ayahku yang sudah aku ketahui, ku lihat ditangan mereka sudah siap senjata yang akan membunuhku.

"Hallo roger, bagaimana ? sudah dilaksanakan pembunuhan target !" ku dengar dari salah satu chip di telinga mereka, kuambil dan kuinjak sampai hancur. Itu cukup memberi tanda kalau mereka gagal.

Awalnya aku hendak pergi tapi ... apa salahnya mampir sebentar. Aku pun sudah sampai di tempat tujuan sebuah bangunan besar yang kosong tidak ada seorangpun, hmm sepi sekali ...

"Moi !" perintahku.

"Semua sudah di tutup nona ! cukup lama tidak ada seorang pun !" jawabnya.

"Terima kasih Moi !" tapi aku tetap masuk ke dalam.

Gedung pusat penelitian milik ayahku Jargon, orang yang di takuti oleh semua panet karena sepak terjangnya. Ternyata tempat ini pembuatan sejenis obat terlarang, kalian pikir di luar angkasa tidak ada narkoba ? semua salah besar, setelah di temukan bunga cantik tapi berbahaya dari sebuah planet, serbuk bunga itu menjadi rebutan dan mendatangkan banyak uang.

Efek mabuknya halus, tapi ketagihan dan tak akan bisa berhenti. Makin lama makin membuat kecanduan, siapapun akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Itu bila di komsumsi banyak, tapi tidak bila dosisnya sedikit tak masalah, karena aku sudah mencobanya. Dan disinilah pabriknya tapi sudah di tutup. Tempat yang bagus dan sepi untuk membunuhku.

------------

Aku sudah ada di pesawatku kembali, Moi sudah mengambil alih sepenuhnya, kini tak ada lagi alat penyadap di sini, kecuali mereka tahu tujuanku yang sebenarnya. Tak lama ayah menghubungiku.

"Bagaimana, kabarnya sayang ?" tanyanya, seakan tidak terjadi sesuatu apapun.

"Seperti yang ayah dengar dan lihat !" jawabku sambil tersenyum dengan santai dari layar televisi.

"Sudah ku duga, kamu tetap hebat sayang !" Dia pun tertawa.

"Aku mungkin akan sedikit terlambat ke tempat tujuan ayah ! aku akan menjual satu drum berisi oprium ! lumayan aku dapat uang banyak !" aku menunjuk satu drum sisa oprium narkoba yang sangat mahal itu, aku melihat ekspersi ayah yang sempat berubah.

"Oke, putriku ! hati-hati lah !" jawabnya,

"Tentu saja ayah, jangan khawatir !" aku tersenyum dan hubungan dengannya terputus.

Aku tahu menjual kepada siapa oprium ini, setelah itu aku akan pergi ke suatu tempat untuk membeli sesuatu dan setelah itu baru ke tempat tujuan untuk misi ke Bumi ! Terlambat sedikit tidak apa-apa ...

Tak lama akupun sampai di tempat tujuan, aku tak akan ceritakan apa yang terjadi tapi jelas transaksi berjalan dengan baik, setelah itu aku menuju tempat lain untuk membeli sesuatu yang akan sangat dibutuhkan olehku nanti.

Bersambung ....

Bab berikutnya