siang ini dia ada meeting dengan seorang klien dan akan membahas perihal pembangunan Guest House mewah di Swiss.
dia langsung bergegas turun ke lantai bawah menghabiskan sarapan ya kemudian melangkah tanpa berkata apapun.
Amora yang melihat tuan nya terburu-buru hanya menggelengkan kepalanya karena dia melupakan berkas di atas meja.
"tunggu tuan" teriak Amora sambil berlari menghampiri tuan nya.
Andreas menoleh sekilas dan menghentikan langkahnya.
"berkas mu" ujarnya
"terima kasih"
pria tampan itu kembali melangkah namun saat dia hendak keluar menuju mobilnya tiba-tiba langkahnya kembali terhenti.
dia melihat seorang bayi yang sedang berjemur di atas stroller sementara ibunya sedang menyapu halaman.
entah kenapa, perasaan Andreas ingin sekali mendekat ke bayi tersebut dan melihatnya lebih dekat lagi.
dia pun melihat mata biru yang sedang menggeliat, bibir mungil nya tertawa lebar seperti sedang menikmati cahaya hangat matahari.
"hai Kevin, kau menyukai udara pagi ini?" tanya nya sambil menyentuh jemari kecil tangan bayi itu.
ini pertama kalinya dia merasakan getaran berbeda, terlebih saat melihat bayi mungil itu.
rasa ingin memiliki nya kian kuat, semula dia memang tidak berniat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak mengakui bayi tersebut namun semakin hari saat ia melihat bayi tampan tersebut rasanya dia ingin sekali memeluknya dan mengatakan pada semua orang bahwa bayi itu adalah anak kandung nya.
Angka yang sedang menyapu halaman seketika menoleh dan melihat Andreas yang sedang berbicara pada bayinya.
Amora tersenyum lebar saat melihat wajah tulus Andreas ketika menggendong bayi tersebut.
dia tahu benar bagaimana sifat tuan nya itu, dia adalah seseorang yang tidak menyukai anak kecil karena masa lalunya yang begitu buruk namun saat melihat bayi Angka... pria itu menjadi berubah jauh lebih tenang.
"wajah kalian mirip" ucap nya pelan
Andreas menoleh kearah Amora dan tertawa kecil.
"dia memiliki semua wajah ku" jawabnya singkat
Amora mengerutkan keningnya heran, tentu saja dia penasaran.. bagaimana bisa seorang Andreas mengatakan hal seperti itu.
pria tampan itu memberikan tas kerjanya pada Amora kemudian mengangkat tubuh mungil yang sedang menggeliat dan menggendongnya.
"dia memiliki bola mata yang sama dengan ku, tidak kah kau lihat itu Amora" ujarnya
Amora melirik sekilas kearah Angka yang sedang terdiam membisu, pandangan yang tertunduk dan Amora semakin yakin jika ada sesuatu diantara mereka berdua yang tidak semua orang ketahui.
"mungkin ayah bayi ini memiliki bola mata yang sama dengan mu, ini keberuntungan.. karena bola mata biru berlian adalah bola mata yang cukup langka" pungkas Amora
Andreas tertawa dan mengecup pipi bayi itu lalu meniduri nya kembali kedalam stroller.
baru saja dia meniduri bayi itu, Kevin seketika menangis kencang dan membuat Andreas mengerutkan keningnya sambil terkekeh.
"oh..kau ingin terus di gendong olehku? pekerjaan ku sangat banyak bahkan aku ada meeting penting pagi ini. tapi kau justru menangis saat aku menaruh mu di stroller" ucap nya terkekeh
pria tampan itu langsung kembali menggendong tubuh bayi tersebut dan memanggil asisten pribadinya yang sudah berdiri di depan mobil.
"Bastian kemarilah" panggil nya
Bastian mendekat " iya Tuan"
"tolong gantikan aku untuk meeting pagi ini, tampaknya Kevin sedang tidak ingin jauh dariku" ujarnya
"baik tuan"
Bastian segera bergegas pergi dari rumah tersebut menuju kantor untuk meeting penting.
pikiran Amora semakin bertanya-tanya karena Andreas tidak pernah mementingkan apapun selain pekerjaan, namun kali ini dia justru mementingkan seseorang baik daripada meeting dengan kliennya.
pria tampan itu langsung kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di depan televisi sambil menggendong tubuh Kevin dan memainkan jarinya.
Amora semakin yakin jika bayi itu ada kaitannya dengan Andreas karena dia tidak pernah bersikap seperti itu sebelumnya terlebih terhadap seorang bayi.
semua orang tahu bagaimana bencinya dia dengan seorang bayi, bahkan dia tidak mengizinkan perempuan-perempuan yang mengandung bayinya untuk dilahirkan.
"Amora, panggil kan Angka untuk segera mandikan Kevin setelah itu bawa anak ini ke kamar ku, aku ingin sekali bermain seharian dengan nya" ucap nya datar
Amora menganggukan kepalanya kemudian pergi memanggil Angka di halaman.
"tuan memanggil mu, dia bilang agar kau memandikan bayimu lalu setelah itu bawa ke kamar nya..dia ingin bermain dengan Kevin" bisik Amora
Angka mengangguk, dia menaruh sapu di dekat pohon kemudian masuk ke dalam dan meminta bayinya yang sedang berada digendongan Andreas.
"mandikan kevin setelah itu bawa ke kamar ku" ujar nya
Angka mengangguk lalu membawa bayi itu ke kamar nya.
sementara di sisi ruangan makan, Fabiola mengerutkan keningnya heran saat melihat Andreas yang bersikap lembut pada seorang bayi.
"kau tidak lihat itu? bagaimana bisa tuan berubah selembut ini." bisik nya pelan
Amora menoleh dan menggelengkan kepalanya.
"setidaknya aku jauh lebih senang saat melihat tuan Andreas bersikap seperti itu, setidaknya luka batin nya sedikit terobati dengan kehadiran Kevin" sahut nya.
Fabiola mengangguk setuju lalu kembali bekerja di dapur.
sementara itu di dalam kamar.
Angka selesai memandikan Kevin, dia langsung bergegas masuk kedalam kamar Andreas dan merebahkan bayi itu di atas kasur.
Andreas tampak senang, dia langsung menciumi harum tubuh bayi tersebut dan mengusap rambut nya yang berwana pirang.
"kau sangat harum" ujarnya
Angka berdiri sambil menelan ludahnya, ini adalah pemandangan pagi yang tak biasa, Andreas bersikap jauh lebih baik dari sebelumnya.
"sudah kau susui dia?" tanya Andreas.
Angka menggelengkan kepalanya.
"belum tuan"
Andreas bangkit dari atas tempat tidur.
"susui dulu bayimu," titahnya
Angka langsung mendekat dan hendak meraih bayi itu.
"susui disini," ucap nya
Angka menelan ludahnya sendiri, mana mungkin dia mengeluarkan payudaranya di hadapan Andreas. bukankah itu memalukan!
"kenapa, kau malu? aku sudah banyak berbagai macam bentuk payudara, jadi kau tidak perlu khawatir" pungkas nya.
"aku tidak berani tidur di atas kasur mu tuan" ucap gadis itu takut
terdengar suara tawa dari bibir Andreas, dia tidak menyangka jika gadis itu masih begitu polos.
"lakukan saja, susui bayimu" ujarnya sambil duduk di sofa dan menegus sebotol Vodca.
dengan ragu-ragu, Angka merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk king size milik Andreas,
sejujurnya dia sangat canggung karena berhadapan langsung dengan pria tersebut,
namun melihat Kevin yang mulai menangis, dia langsung membuka kancing baju nya dan mengeluarkan payudara dari dalam bra kemudian menyusui Kevin yang terlihat sangat lahap.
Andreas terkekeh melihat kecanggungan perempuan itu, dia yakin jika Angka adalah gadis baik yang tidak pernah di jamah sebelumnya oleh seorang laki-laki.
hal itu terlihat jelas dari sorot mata ragu-ragu dari nya.