Mata indahnya menatap lukis sempurna milik seorang pria bernama Leo Wang. Tak diduga-duga olehnya selama ini, pertemuan Sandra Iloana dengan Leo Wang akan terjadi malam ini. Di bawah sinar sang rembulan malam, cahaya kuningnya menjadi saksi bisu tatapan Sandra pada wajah tampan milik pria yang ada di depannya itu. Tak ada yang berani berbicara. Semua menundukkan mata, tetapi tidak untuk Sandra. Ia berani terang-terangan menatap wajah Mr. Leo Wang dengan kedua mata telanjangnya. Bukan untuk berniat jahat, Sandra hanya menatap sebab ia tak tahu kalau Jakarta punya laki-laki setampan ini. Hidung, mata, bibir, dan sepasang alis itu benar-benar menjadi lukis paling pas dan paling sempurna yang pernah dilihat olehnya. Bahkan, Sandra berani membandingkan wajah pria ini dengan sang mantan kekasih yang notabenenya adalah si pangeran kampus untuk anak-anak jurusan teknik.
--Mr. Leo adalah raja dari segala pangeran yang ada di dunia.
"Saya minta maaf dengan ketidaksopanan ini, Mr. Leo." Seorang supervisor menyela keheningan yang ada. Ia melirik sejenak pria muda yang duduk di atas kursi sofa tengah ruangan. Di belakangnya, ia ditemani oleh seorang pengawal berjenggot tebal bak orang tua-tua jaman dulu. Hanya saja, usianya bisa dikatakan lebih muda dari dugaan dan perkiraan. Penampilannya saja yang terlihat bak orang tua, jiwa keberanian pria itu jauh lebih muda dari bayangannya. Ia menjadi pengawal pribadi seorang pria arogan seperti Mr. Leo itu.
"Pecat dia," ucapnya tiba-tiba.
Mendengar kalimat pria arogan itu, Sandra mulai membulatkan kedua matanya lebar-lebar. Ia diam dengan mengatupkan bibirnya tak bercelah. Kalimat yang mengejutkan! Sandra tak habis pikir kalau ia harus dipecat hanya karena kesalahan yang bukan dilakukan olehnya. Sandra adalah korban di sini. Jangan hilangkan kesan sempurna dari dalam diri Anda, Mr. Leo! Jangan menghakimi Sandra hanya sebab ingin membela salah satu anak buahnya yang sedang libur bertugas. Sandra akan segera mencabut pujian itu kalau-kalau hatinya disakiti sebab pemecatan malam ini. Akhir bulan ini, Sandra belum punya tambahan uang untuk biaya rumah sakit sang ibu. Ia tak bisa menghabiskan seluruh tabungannya begitu saja tanpa ada cadangan dana yang jelas. Ia masih ingin mengejar mimpinya.
"S--saya harus memecat Sandra, Mr. Leo?" tanya supervisor itu dengan gelagapan. Dasar, pria tak tegas! Tempat ini adalah miliknya. Memang Leo Wang sudah dicap sebagai nama orang terpandang, rajanya dunia malam. Bar dan lounge yang ia didirikan adalah bangunan yang beroperasi di malam hari terbesar di Jakarta. Semua mengenal bangunan ini. Bahkan, tak perlu diragukan lagi kalau hanya pasal pendapatan pria berjas mahal itu dalam satu hari saja. Leo bisa meraih keuntungan berpuluh-puluh juta banyaknya.
Sandra menghela napasnya. Ia mulai menundukkan pandangan mata tak lagi mau menatap pria-pria yang ada di depannya itu. Di sini, ia hanya seorang pegawai paruh waktu. Kalau dipecat dalam keadaan tak terhormat begini, Sandra Iloana hanya bisa pasrah tanpa bisa berkata-kata apapun lagi.
Pria di sisinya itu memang bodoh! Tempat ini ada di bawah kuasanya. Bukan kuasa milik Mr. Leo. Seharusnya ia menentang semua keputusan pria di depannya itu dengan tegas. Bukannya malah jadi pecundang menyebalkan seperti ini. Sandra kecewa jika harus pergi dengan cara begini.
"Aku tak berbicara padamu. Aku berbicara padanya," ucap Mr. Leo menunjuk ke arah belakang. Ia tersenyum pada gadis cantik yang kembali memandangi dirinya dengan teduh. Puas! Itulah arti senyum di atas wajah cantik milik Sandra.
"A--anda akan memecat saya, Mr. Leo?" Pria berkemeja kusut itu mulai memohon. Ia turun dari kursinya lalu bersimpuh di depan bosnya itu. Memohon sembari menyatukan kedua telapak tangannya. Berani taruhan, sebentar lagi ia pasti akan merengek dan meneteskan air matanya.
"Saya mau bekerja di mana lagi kalau tidak di bawah atap bangunanmu, Mr. Leo." Pria itu kembali menuturkan. Benar dugaan Sandra, pria itu merengek bak bocah pada ayahnya. Minta dibelikan mainan terbaru dengan harga yang mahal.
Namun, sayang. Ayahnya tak mengindahkan itu. Mr. Leo masih kokoh dalam pendiriannya malam ini. Pria itu harus pergi dan melepas jabatannya.
"Ambil semua fasilitas yang aku beri untuk pria ini. Katakan pada keluarganya kalau mereka tak akan hidup enak lagi." Mr. Leo mulai bangkit dari tempat duduknya. Penghakiman sudah selesai. Ia memutuskan kalau terdakwa satu ini bersalah! Harus menerima hukuman dan sebuah pinalti dari kehidupan nyamannya.
--selamat kembali pada kehidupan lamamu, Sir!
Mr. Leo kini mulai berjalan. Supervisor bersama Sandra membungkukkan badannya bersama-sama untuk mengiringi kepergian pria tampan itu. Diikuti dengan satu pengawalnya yang terkesan begitu setia. Disusul seorang pria malang yang baru saja kehilangan pekerjaannya malam ini. Sandra ditinggalkan seorang diri bersama seorang pria tua berbadan sedikit gendut.
"Dia benar-benar malang," tuturnya dengan lirih. Sandra menolehkan kepalanya. Kalimat itu mencuri perhatian Sandra dengan kerutan kening yang mengiringi. Seolah-olah ada hal besar yang akan terjadi nantinya selepas pemecatan pria itu benar-benar terjadi.
"Dia hanya bodyguard dari Mr. Leo. Apa salahnya kehilangan pekerjaan sebagai bodyguard?" tanya Sandra dengan tatapan polos. Ia menatap ke arah pria yang kini mulai meliriknya lalu berjalan ke arah sofa. Duduk di atas saja sembari mengangkat satu kaki kanannya dan ia letakkan di atas paha kaki kiri miliknya itu.
"Kau benar-benar tak tahu apa-apa tentang investor terbesar kita?" Pria itu mulai memprotes. Gadis cantik di depannya itu benar-benar polos. Ia hanya tahu bekerja dan bekerja saja. Apapun yang menjadi seluk beluk tempat ini, Sandra enggan mempedulikan itu. Ia bahkan tak tahu, kalau bar ini termasuk anak dari induk cabang Wang Lounge And Bar in the Night Sky.
"Aku hanya tahu semua orang menghormati investor terbesar tempat ini. Selebihnya aku tak peduli," katanya dengan nada ringan.
Itulah Sandra! Gadis polos dengan tatapan suci yang kadang kala menyebalkan dengan kalimatnya itu. Sandra termasuk si pemuda cantik yang suka membangkang pada bosnya. Namun, sayangnya karena wajah cantik dan tatapan polos itu, si supervisor tak bisa benar-benar marah dengan gadis satu ini. Ia pun tahu dan ia tersentuh dengan alasan Sandra bekerja di tempat ini. Kalau akhir pekan, gadis itu akan mengambil cuti dan bekerja di tempat lain selama seharian penuh. Katakan saja seperti si pekerja keras yang tak kenal lelah dan waktu.
"Namanya 'Yes-men'," ucap pria itu dengan nada tegas. Sukses mencuri perhatian Sandra yang ber-oh ringan sembari membulatkan mulutnya. Nama yang aneh dan unik!
"Yes-men adalah perkumpulan anjing-anjing penurut untuk melindungi bangunan Wang Lounge And Bar in the Night Sky. Singkatnya, para pengikut Mr. Leo ada di dalam organisasi ini, Sandra. Bukan hanya sekadar perkumpulan orang-orang bejat. Meraka adalah orang-orang beruntung untuk bisa punya kesempatan mengubah nasibnya. Mr. Leo menjanjikan banyak hal pada mereka."
... To be Continued ...