Kak Agus sih merestui saja, apalagi kehidupan rumah sekarang layak. Namun dia tetap menyarankan aku pulang demi pamit orangtua baik-baik, dan minta doa mereka agar selamat di Brisbane. Toh si kembar kan sudah naik ke bangku SMA. Mereka takkan kesepian, karena memiliki satu sama lain. Hanya saja dari yang awalnya ada, menjadi tiada di rumah, pastinya terasa beda. Aku pun bilang ke Natta soal itu, lewat video call kami akhirnya diskusi ulang.
"Mas, jangan lama-lama ya. Bisa kan kurang dari 1 bulan? Adek kangen ...." rajuk Natta yang tiduran di atas ranjang. "Yang penting segera pindah, oke? Di penthouse-ku dulu tak masalah. Nanti kita cari rumah barunya bersama." Kekasihku baru bangun di Brisbane, dia demam ringan karena cuaca tidak menentu. Ingin sekali aku terbang menjenguk macam superman. Lihatlah hidung merah Natta yang sering disisi karena pilek.
"Iya, diusahakan, Sayang. Show komunitas kan tinggal 2 kali lagi. Adek sabar ya ...."
"Iya."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com