"Yang setelahnya malah bikin jantung ku nyaris henti. Brian tiba-tiba datang dan cium kamu."
Arka ingat sekarang, pada saat itu langit mulai gelap, meninggalkan mega merah tersebar tipis-tipis di hamparan luas. Perkara Melisa yang lagi-lagi memenangkan posisinya, membuatnya menangis karena kedua orangtuanya yang malah membentaknya. "Gue cinta sama lo, Ar." Pada saat itu juga, Brian memang menyatakan cinta padanya.
"Oh..."
"Cuman kayak gitu?"
"Trus, gue harus kek gimana?"
"Nggak gimana-gimana. Kamu cukup diam, biar aku yang kali ini perjuangin kamu."
"Ok, moga berhasil."
Arka menepuk dada Nino lantas beranjak pergi.
Membenarkan letak seragamnya yang berantakan, kembali menyembunyikan kalung miliknya.
Sampai langkahnya perlahan melambat, kernyitan di dahinya muncul di raut datarnya. Yang setelah itu bibirnya malah berdecih. Menggelengkan kepala, menepis pikirannya yang mulai sedikit terbujuk.
"Gila aja, maksudnya dia mau bikin gue nyeselin masa lalu, gitu?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com