"Kalau begitu biarkan saja pihak berwajib yang turun tangan menyelesaikannya."
Tak ingin kepalan tangannya melayang tanpa kendali ke arah Arka, Anton pun memilih mengemasi barang-barangnya dan berpamitan pergi.
"Kerjakan tugas pilihan ganda beserta esay nya, besok kita cocokkan."
Sementara Arka yang tengah bertopang dagu, tak melepaskan sedikit pun tatapan tajamnya pada sosok yang begitu di benci. Satu sudut bibirnya yang terangkat membentuk seringai, tak sabar menanti karma yang akan di dapatkan oleh pria bajingan seperti Anton.
"Berharap aja, hari esok masih ada waktu buat lo ngehirup udara bebas."
Bahkan saking tak sabarannya, Arka menjadi terlalu bersemangat. Kasak-kusuk pembahasan yang terdengar di telinga, bahkan layaknya irama musik yang untuk pertama kali bisa membuat hatinya merasa begitu gembira.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com