Bunuh! Bunuh! Bunuh! Enam serangga yang bangkit itu berniat membunuh semua yang menghalangi jalan mereka, dan bahkan cacing terlemah melengkungkan di tubuhnya, siap untuk menembak!
Bahkan Dika sendiri, jika bukan karena kepalanya cukup sadar, hampir kewalahan oleh niat membunuh yang tidak tahu dari mana asalnya. Tapi itu bukan niat membunuh yang panas, itu sebenarnya kebencian yang mengerikan! Dia tidak pernah merasakan kebencian seperti serangga di zona lendir. Bahkan dalam pertempuran yang belum pernah terjadi sebelumnya melawan Hutan Spora, semua serangga hanya memiliki semangat juang dan keberanian, tetapi tidak ada kebencian.
Niat membunuh yang membenci jiwa ini seperti diukir pada setiap tulang cacing, setiap karapas, dan bahkan setiap sel cacing. Selain itu, hal yang paling luar biasa adalah melalui kebencian dan niat membunuh ini, Dika, dengan kesadaran non-cacingnya yang unik, merasakan sentuhan kesedihan dan penyesalan yang bukan milik cacing itu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com