"Ayah berkata bahwa hanya dengan mengikutimu kakek kamu tidak bisa dimakan oleh orang-orang itu dan menemukan saudara perempuanmu." Anak laki-laki kecil itu mengangkat kepalanya, matanya merah, dan dia menatap Dika dengan sedih.
Pipi anak kecil itu merah karena cuaca dingin, dan tangan kecilnya yang merah, tersembunyi di balik lengan baju hitam kotor, sudah membeku, hanya tinggal beberapa jari yang tersisa untuk bergerak, dan sepatu kets di kakinya. Dia tidak tahu apakah itu karena tersandung dan mengikuti Dika, atau sudah bobrok, dan sekarang sepatu di kaki kanan, sol dan bagian atas sepatu memiliki lubang besar.
Ada lumpur dan salju kotor di dalamnya, dan kaki kecil itu terbuka telanjang ke udara dingin, mungkin karena Dika sedang mengawasinya. Anak laki-laki itu sedikit gugup, dan jari-jari kakinya yang terbuka menyusut secara tidak wajar.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com