Tidak ada yang protes, kemarahan mereka itu sudah biasa bagi si kembar. Apalagi setelah kejadian hari itu, semuanya terasa begitu sederhana jika mereka marah dan kesal. Tapi mau bagaimana lagi, mereka juga tidak bisa mengatakan semuanya sekarang.
Ada hal yang perlu mereka lakukan tanpa merepotkan yang lain, walau mereka mengatakan akan membantu tapi hal itu hanyalah sebuah ucapan tanpa sebuah tanggung jawab. Tanggung jawab atas resiko yang akan mereka hadapi nantinya.
Mungkin ini hanyalah sebuah pemikiran tidak penting bagi mereka, tapi bagi si kembar ini adalah pemikiran yang harus ada sebelum memulai sesuatu. Selain karena mereka tidak yakin akan sebuah keajaiban, dan mereka juga tidak mau yang lain terluka karena mereka.
Dan seperti inilah, dimana si kembar menatap ke arah Dion dan dua orang yang tidak di undang berada di Istana es. Si kembar hanya diam, mendengar bagaimana celotehan mereka atas sebuah rasa kesal dan marah.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com