Riley semakin menggertakkan giginya. Aku melihat dirinya sudah tidak sanggup membendungi emosi yang tadinya ia tahan. Dengan nada yang sangat kecil, dapat kudengar suaranya.
"Itu sebabnya Karin tiada," gumamnya.
Deg.
Darahku berdesir dengan cepat, jantungku sekejap tidak berdetak, mataku membulat, dan aku menaha emosi ketika nama tersebut diucapkannya. Dan bahkan dia sangkut pautkan dengan kejadianku yang mampu membuatnya emosi.
Aku mengepal kedua tanganku dengan erat, rahangku mengeras begitu nama yang sudah aku lupakan kembali dia ungkit.
"Riley," panggilku.
'Dia sudah kelewatan.'
Begitu gadis yang tidak tahu sopan santun ini menoleh untuk menatap wajahku, aku melemparkan tatapan dinginku ke arahnya. Seakan mengancamnya karena tidak menyukai nama itu disebut kembali dari mulut seorang gadis yang bahkan tidak terlalu dekat dengan nama pemilik tersebut.
"Jangan sangkut pautkan dengan masa lalu, Riley," ucapku dingin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com