Dibandingkan aku, tentunya orang yang paling berduka adalah ibuku karena belum lama dia kehilangan suami, sekarang dia pun kehilangan putranya. Seperti saat di pemakaman ayah, ketika pemakaman Gianovh berlangsung pun ibu terus menangis dengan histeris. Aku harus berusaha keras untuk membujuknya agar dia tak bersedih lagi. Walaupun tentu saja aku sama sedihnya seperti ibu, terlebih jika aku ingat tak bisa melakukan apa pun untuk menyelamatkan Gianovh.
Setelah prosesi pemakaman selesai, seharian ini aku menemani ibu di kamarnya. Ibu terus memegangi tanganku seolah takut akan meninggalkannya. Melihat sikapnya ini sungguh membuatku iba. Ibuku sekarang tak memiliki siapa pun lagi selain aku. Jika aku meninggalkan istana ini bersama Zero, lalu bagaimana dengan ibu? Yang lebih penting kursi singgasana kini kosong karena ayah dan adikku telah tiada. Entah apa yang akan terjadi pada kerajaan ini.
"Giania."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com