Tiba-tiba Cia menangis kencang membuat Rebecca menghentikan permainan. Ia mengangkat tubuh mungil Cia lalu meletakkannya ke atas pangkuannya.
"Cia, jangan sedih dong. Pasti kamu bisa menang. Ayo coba lagi," kata Rebecca berusaha membujuk Cia.
Cia menatap Rebecca dengan mata bulatnya. "Apa aku bisa menang, Aunty? Dari tadi aku kalah terus. Hiks ... hiks," tanya Cia dengan air mata yang masih turun dari matanya.
Bianca menghampiri Cia. Ia mengusap lembut pipi Cia yang terlihat sangat tembem.
"Cia, main lagi sana sama Aunty Becca. Pasti kamu bisa," kata Bianca.
Cia menganggukkan kepalanya. Mereka berdua kembali bermain game tembak-tembakan. Kali ini Rebecca mengalah supaya Cia tidak sedih lagi. Sepanjang bermain, Cia terus tersenyum saat karakter yang dia mainkan terus menang.
"Yeah, aku bisa kalahkan Aunty Becca loh," kata Cia heboh.
Rebecca mengusap lembut pipi tembem Cia. "Tuh kan, apa yang dikatakan Aunty itu benar. Kamu pasti bisa," balas Rebecca.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com