Dean meminta pelayan di rumahnya untuk segera mengepel tangga yang licin itu. Dia berjalan menaiki tangga dengan hati-hati sambil menggendong Calvin karena tidak ingin terpeleset seperti Lauren.
Calvin terdiam dengan masih membayangkan Lauren yang tidak sadarkan diri dengan kepala berdarah. Padahal, beberapa detik sebelumnya masih bersamanya hendak menemaninya ke sekolah. Dia beralih menatap sang ayah yang berjalan dengan hati-hati menaiki tangga sambil menggendongnya.
"Pa," panggil Calvin.
"Iya, Nak. Kamu tidak perlu ke sekolah hari ini. Kita susul aunty Lauren setelah mama bersiap," ucap Dean sambil terus berjalan.
"Kasihan aunty Lauren." Calvin berkata dengan suara serak dan matanya yang sudah berkaca-kaca.
"Doakan aunty semoga baik-baik saja," seru Dean dengan tatapan iba pada Calvin.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com