"Apa?" Hope mengusap keningnya dengan cemberut, yang mana tidak terasa sakit sama sekali. "Aku hanya ingin membantu." Ia berkata.
Kace memijat keningnya sendiri dengan mendengar balasan dari Hope. Gadis ini benar-benar tidak tahu apa yang baru saja ia lakukan, bukan? "Apa kau sudah lupa jika Sterling adalah makhluk yang paling mudah merasa cemburu?"
Sekarang, di hadapan mereka, lycan itu masih menggeram kepada Calleb dengan mengancam, ia merendahkan posisi tubuhny, siap untuk menyerang Gamma yang malang itu, sementara Calleb terlihat linglung dan tidak tahu apa yang salah, karena ia hanya mengikuti perintah dari Hope.
"Tetap disini!" Kace berkata dengan sangat tegas kepada Hope, yang memberikannya senyuman polos. "Hey, hey, tenanglah." Kace akhirnya mendekat ke arah mereka dan berdiri di antara Calleb dan Sterling, sementara Sophia, ia masih memegang seikat bunga dan terkekeh di belakang punggung Sterling, merasa lucu untuk melihat pasangan dari putrinya berada dalam masalah.
"Bagaimana bisa aku bersikap tenang?!" Sterling kemudian menunjukkan jarinya kepada Calleb dengan menuduh. "Jangan berani-beraninya kau menggoda pasanganku!"
"Tidak, tentu saja tidak!" Calleb mengangkat kedua tangannya, sebagai tanda menyerah. "Bukan itu yang aku maksudkan!" Ia melambaikan tangannya dengan cepat dan panik lalu menatap ke arah Hope, yang memberikannya senyuman meminta maaf. Ugh! Gadis ini tidak bisa dipercayai!
Tepat pada saat itu, aroma yang paling manis dan memabukkan bagi Calleb dapat ia rasakan, membuatnya melupakan apapun dan ia menolehkan kepalanya menuju ke arah sumber dari aroma yang manis itu. Ia tau dengan segera bahwa itu adalah pasangannya, sementara sisi buasnya mengeluarkan suara dengkingan di dalam kepalanya, memaksanya untuk melangkah menuju ke arah Rosie.
Jika Calleb sedang berada dalam wujud buasnya, ekornya pasti sedang mengibas ke kanan dan ke kiri saat ini dengan bahagia sambil ia berjalan menyeberangi ruangan untuk menghampiri Rosie.
Sayangnya, semua yang terjadi tidak berjalan sesuai dengan apa yang ia harapkan karena tepat pada saat itu juga, Sterling telah bergeser menghalangi Rosie di belakang tubuhnya.
"Ayah..." Rosie hendak memprotes, namun Sterling menggelengkan kepalanya.
"Kau masih terlalu muda untuk bersama dengannya sekarang." Ia berkata dan kemudian ia bicara kepada Calleb. "Datang kembali lagi sepuluh tahun kemudian dan aku akan mempertimbangkan hubungan kalian!"
"Apa?!" Calleb merasa seperti ia hendak mendapatkan serangan jantung. "Kenapa aku harus kembali sepuluh tahun kemudian?! Aku ingin pasanganku sekarang!"
Dan disana.... lagi, Calleb tidak bisa memilih kalimatnya dengan bijak.
Kace hanya bisa menutupi wajahnya karena malu, sementara Shopia terkekeh dengan nakal, ketika ia mendengar apa yang Calleb ucapkan.
Ia mengenak Sterling dengan sangat baik, dan Rosie adalah cinta dalam hidupnya, memiliki dua anak laki-laki sebagai putra pertama adalah sebuah anugerah, namun melihat mereka bertumbuh dan membuat masalah disini dan disana adalah sesuatu hal yang berbeda, dan Rosie selalu menjadi gadis manis yang mampu meredakan ketegangan ayahnya setiap kali ia harus menghadapi Ian dan Ethan.
"Tidak!" Sterling berteriak kepada Calleb lagi. Ia terlihat seperti seorang anak kecil yang bertubuh besar, yang mana kepunyaan favoritnya hendak direbut oleh Calleb.
Di belakang Sterling, Rosie mengulurkan kepalanya dan menatap ke arah Calleb dengan tatapan penasaran yang terlihat jelas dalam kedua matanya dan hal ini hanya membuat Calleb semakin memiliki dorongan untuk mencubit pipinya yang menggemaskan.
Tepat pada saat itu, ada seseorang yang bergegas menuju ke arah Kace sambil berteriak.
"Kace! Hope!" Bree berlari dari belakang Rosie dan dengan cepat berdiri di hadapan Kace, mengangkat tangannya untuk digendong.
"Kau sudah cukup besar, kau tahu?" Kace menggerutu, namun ia masih menundukkan tubuhnya dan mengangkat gadis kecil itu.
"Apa yang terjadi?" Bree bertanya kepada Hope, kedua matanya menatap ke arah suasana tegang yang ada di antara Calleb dan Sterling.
Sejak hujan berwarna hitam yang turun beberapa hari lalu, Kace menjemput Bree dan membawanya untuk tinggal di dalam istana, dan kemudian ia selalu bersama dengan keluarga Sterling dan bermain bersama dengan Rosie karena orang lain terlihat terlalu sibuk dan anak perempuan satu-satunya dari Sterling itu membutuhkan seorang teman.
"Masalah cinta." Sophia berkata sambil mencubit pipi Bree dan berjalan menuju ke arah pasangannya. "Oke, cukup kalian semua."
Sophia berdiri di antara kedua pria itu, yang sedang mencoba untuk melukai satu sama lain dengan tatapan tajam mereka, namun Sophia yakin seratus persen bahwa mereka tidak akan benar-benar mulai berkelahi, karena Sterling tidak akan melukai pasangan dari anak perempuannya, tidak peduli seburuk apapun ia memperlakukan Calleb dan sebagaimana pun Calleb memperlakukannya.
"Biarkan mereka berbicara untuk lima menit." Sophia berkata kepada Sterling. "Mereka harus menegnal satu sama lain."
"Kenapa harus lima menit?!" Keduanya, Sterling dan Calleb sama-sama memprotes dengan serentak, namun dengan niat yang berbeda.
"Wow, kalian berdua cukup terlihat akur untuk seseorang yang ingin mencakar wajah satu sama lain." Sophia berkata dengan menggoda.
"Dua menit." Sterling berkata dan berjalan menjauh untuk menampilkan keberadaan Rosie di belakangnya, yang terlihat sangat gugup, tapi juga sangat penasaran ketika ia sudah bisa melihat Calleb dengan lebih baik.
Sementara, Gamma itu ingin memprotes atas sedikitnya waktu yang diberikan oleh Sterling kepadanya, namun ia tidak bisa mengatakan apapun ketika melihat pasangannya yang cantik dan menggemaskan, berdiri di hadapan matanya dan menatap ke arahnya.
Calleb menggaruk kepalanya dan menjadi tidak bisa berkata-kata, bukan hanya karena ia akhirnya bisa memiliki kesempatan untuk berbicara kepada Rosie, tapi karena Sterling dan Sophia menatap ke arah mereka dengan serius.
Ugh!
Tidak bisakah mereka melihat ke arah lain saja?! Calleb menggerutu di dalam hatinya.
"Aku Calleb, pasanganmu." Calleb berkata dan sesaat setelah kalimat itu keluar dari mulutnya, ia merasa sangat ingin menggali lubang yang dalam dan mengubur dirinya. Kenapa itu terdengar sangat bodoh dan menyedihkan???
"Aku tahu." Rosie terkekeh, ketika ia melihat wajah Calleb berubah menjadi berwarna kemerahan dan bagaimana canggungnya ia dengan orang tuanya yang berdiri tidak jauh dari mereka.
"Oh, jadi kau tahu, baguslah!" Calleb sungguh ingin sekali menutupi wajahnya saat ini.
Di sisi lain, Kace dan Bree tertawa ke arah Calleb dan Hope hanya terkekeh.
"Oke, dua menit telah berakhir." Sterling berkata dan menarik anak perempuannya mendekat. "Lain kali, nak. Aku akan memberikanmu dua menit lainnya."
Dan dengan itu, dua menit hanya berlalu begitu saja.
Namun, kekecewaan yang dirasakan oleh Calleb sedikit mereda ketika Rosie melambaikan tangannya dan tersenyum dengan malu-malu. "Sampai jumpa, Calleb." Ia berkata dengan malu.
Dan suara Rosie membuat sang Gamma meleleh, sambil ia menatap Rosie dibawa pergi menjauh darinya oleh Sterling dan Sophia lalu menghilang di ujung lorong.
Baru saat itulah, Calleb berbalik dan menatap ke arah Kace, Hope dan Bree dengan senyuman yang terlihat konyol. "Aku rasa aku sungguh jatuh cinta."