Setelah berbincang dengan para tetua, akhirnya mereka berpencar setelah makan siang bersama.
Max yang ditarik Mike untuk bergabung dengan para sepupu lainnya, tentu saja dengan Sing.
Kalau tidak bisa bahaya.
"Eh suer dah bang, jadi lu mau mau aja sama bang Sing?" Kepo Mike.
"Yaiyalah" jawabnya.
"Trus kapan jadiannya bang?" Tanya Dean. Dia adalah teman dekat dari Mike.
"Bulan november kemaren" jawab Max lagi.
"Yah? Dah lama bang anjir?" Sambung Luke. Lelaki kecil ini adalah sepupu Sing yang paling unik.
"Trus, rencana mau gimana?" Tanya Neo. Dia ini segenerasi dengan MaxSing hanya saja lebih tua beberapa bulan.
"Masih mau amanin dulu aja, alpha pemburu nakal banget soalnya. Kemaren aja hampir kecolongan" ujar Max. Ia lalu menatap Sing yang sedang rebahan di pahanya sambil memainkan game di ponselnya juga.
"Asli sih, pacar gue aja pernah udah dibawa anjir. Untung masih aman, lah kalo kaga? Gue lempar beneran tuh alpem" gerutu Neo.
"Lu masi sama Techno? Mate berarti?" Tanya Sing. Neo menatapnya lalu mengangguk.
"Yaiyalah elsa, orang udah matting dari jaman kapan coba" jawabnya.
"Ya kali aja kan"
Sebentar mereka mengobrol, Max mendapat telepon tiba tiba dari Ohm.
"Napa jul?"
"Wah asli Max, gue panik"
"Napa emang?"
Sing mendongak untuk menatap Max, lalu memerhatikannya.
"Toey gak bisa di telpon daritadi anjir, chat ke kirim tapi gak di bales"
"Dari jam berapa gak dijawab?"
"Dari jam 11 tadi, statusnya terakhir diliat jam 9 pagi"
"Mungkin sibuk"
"Dia kalo sibuk tetep jawab gue anjir, ah pen kesana gue"
"Lu kaga punya nomor temennya?"
"Oh iya, punya gue"
"Makannya minum boba biar otak lu lancar"
"Bangsat, korelasinya dimana?"
"Udah ah, nanti kalo ada kabar telpon lagi aja"
"Yodah"
Max lalu mengembalikan ponselnya untuk dimainkan Sing, sementara lelaki kecilnya itu justru menatapnya kepo.
"Kenapa?"
"Si panjul, panik dia Toey gak bisa dihubungin" jawab Max sambil mengelus rambutnya.
"Toey sibuk mungkin" Max mengangguk setuju.
Sekarang sudah jam 2, dan Max tetap disana karena bingung harus apa.
Sementara Sing, ia sudah begitu mengantuk. Maka dari itu ia mematikan ponsel Max dan berdiri.
"Aa' ayo bobo" ajaknya. Max lalu mengangguk, dan segera berdiri.
"Heh pada tidur sana, udah siang ini" ujar Sing pada seluruh mereka.
"Gue mah tim tidur juga ah, tapi nanti. Lu sana gece bobo sama aa' lu, wkwk" ujar Neo yang diangguki Dean.
"Tcih" decih Sing.
Ia lalu menarik Max untuk pergi ke kamarnya meninggalkan mereka.
Mike memerhatikan keduanya, lalu segera menarik pundak Dean, Luke dan juga Neo.
"Jujur aja sih, bang Sing kerasukan apaan yak?" Tanya Mike.
"Hooh anjir, kok bisa berubah cepet gitu" sambung Dean.
"Lah sama kita dia galak banget, giliran sama Max cem gulali anjir, gepeng" ujar Neo membuat keduanya tertawa.
"Tapi asli sih, seriusan tuh cowok bakal serius sama Sing" lanjut Luke.
"Setuju gue, udah mapan, bucin pula, tinggal gas aja" Dean lalu berujar.
"Gue denger dari bang Nanon si bang Max sempet sakit parah, kenapa si?" Tanya Mike.
"Kaga tau, tapikan udah sehat dia sekarang"
"Hooh"
"Asudahlah, asal mereka udah klop, udah matting pula, aman damai sejahtera, bang Max nya bucin pula sama bang Sing, lancar jaya gue dukung mereka" ucap Dean.
Menurutnya, keduanya memang sudah pas. Dari segi depan belakang maupun samping.
Ketiganya masih sibuk berghibah, sementara di kamar Sing,
"Aa' mau ngapain?" Tanya Sing saat Max membuka bajunya.
"Mau ganti, gerah banget soalnya. Padahal ac full daritadi" bingungnya.
"Ai? Coba sini" Max lalu mendekati Sing yang duduk di pinggir ranjang.
Kekasihnya itu lalu menempelkan punggung tangannya ke leher dan juga perut Max.
"Aa' keringet dingin. Pusing gak?" Tanyanya. Max menggeleng kecil.
"Gak kerasa apa apa sih, cuma gerah aja gitu"
"Bobo aja deh, kecapekan aa' tuh" Sing lalu membiarkan Max mengganti bajunya sementara ia menyiapkan bantal dan juga selimut.
"Harit cari obat dulu ya aa' "
"Iya, jangan lama lama" ucap Max sambil memakai selimutnya.
Ia memang tak merasa pusing atau sakit perut seperti biasanya, ia hanya merasa pegal dan lelah.
Oleh karena itu ia langsung tertidur bahkan saat ia memejamkan matanya.
"Anak mama mau kemana?" Tanya mama begitu melihat Sing sudah memakai hoodie Max dan hendak keluar.
"Mau cari obat ma, Max gaenak badan" jawabnya.
"Loh? Sakit? Perasaan masih sehat aja tadi"
"Iyaa, Max kecapekan maa, dari minggu kemaren tuh dia pulangnya dua hari sekali, udah gitu tengah malem atau pagi pagi, katanya dia dapet flight sementara ke Narita pp tiap hari" jelas Sing khawatir.
"Padet banget ya, yaudah mama punya kok paraset di kamar, mama ambil dulu" ujarnya lalu segera mengambilnya sementara Sing ke dapur untuk membawakan minum.
Setelah mendapat obatnya, Sing lalu kembali ke kamar. Ia menemukan kekasihnya itu sudah tertidur pulas.
"Aa' minum obatnya dulu, nanti bobo lagi" ujarnya pelan sambil menepuk pipi Max.
Lelaki itu bangun, lalu segera meminum obatnya.
"Sini" mintanya sambil merentangkan tangan.
Sing lalu menaiki tempat tidur, dan masuk ke dalam selimut. Ia membiarkan Max memeluknya erat. Ia juga balik memeluk lelaki itu, bisa ia rasakan hawa hangat nya menguar.
Lelaki ini demam lagi setelah sekian lama.
_________________________________________