webnovel

Masalah Baru di Ankaji

Dua orang saat ini sedang melewati sebuah lorong dari sebuah kediaman yang sangat mewah saat ini. Memang hari sudah malam, tetapi lorong ditempat ini sangat terang, karena beberapa penerangan yang menerangi perjalanan mereka melewati lorong ditempat ini.

Dua pasang manusia saat ini sedang menuju kesuatu ruangan, tetapi seorang wanita sedari tadi menatap pria yang bersamanya, untuk mendengarkan jawaban dari pertanyaan yang dia kemukakan tadi.

"Seberapa kuat kamu saat ini Zen?" tanya Kaori setelah mendengar jawaban dari Zen, tentang orang yang menciptakan sebuah kelompok yang menjadi perbincangan di kerajaan saat ini, ternyata berada disampingnya.

"Cukup untuk melindungi orang yang mencintaiku" kata Zen sambil tersenyum.

Kaori hendak menyelanya dengan mengatakan apakah termasuk dirinya, namun dia urungkan, karena dia masih merasa sangat malu jika menanyakan pertanyaan seperti itu kepada Zen saat ini.

"A-Apakah kamu sangat mencintai semua wanitamu itu Zen?" tanya Kaor kemudian.

Namun bukannya menjawab, Zen hanya tersenyum tulus kepada Kaori untuk menjawab pertanyaannya tersebut. Mereka akhirnya berjalan menuju ketempat beberapa orang yang sedang menunggunya saat ini.

Dimeja makan dikediaman Duke dikota ini, sudah berkumpul keluarga yang meninggali kediaman ini. Dengan beberapa pelayan yang sudah menaruh semua makanan pada meja makan, yang diduduki oleh keluarga Duke ditempat ini.

"Dimanakah pria yang membantu kota ini Duke Lanzwi?" kata seorang pria yang ternyata mengikuti jamuan ini.

Sebenarnya, Duke dikota ini ingin sekali menjamu Zen dengan khusus untuk menunjukan rasa terimakasih mereka kepadanya setelah menyelamatkan kota yang dipimpin olehnya. Namun nyatanya, saat ini pihak gereja entah mengapa bisa sampai dikota ini.

Awalnya mereka berkata ingin membantu mengatasi bencana pada kota ini, namun setelah mereka mengetahui bahwa kota ini sudah sepenuhnya stabil, mereka hendak kembali. Namun saat mendengar ada seseorang yang membantu mereka, akhirnya pihak tersebut menunda kepulangannya dan ingin melihat pria yang dikabarkan membantu kota ini.

Memang Duke kota ini sengaja menyembunyikan identitas Zen, karena kabar yang dia terima tadi pagi yang membuatnya memutuskan melindungi penyelamatnya tersebut. Sebenarnya dia sudah berniat membatalkan jamuan ini, agar pihak gereja tidak menemui Zen namun usahanya sia – sia.

Dia sudah menghubungi Zen dari tadi pagi, namun Zen mengatakan tidak bisa diganggu dan akhirnya dia terpaksa melanjutkan jamuan ini. Selang beberapa lama kemudian suara langkah kaki memasuki tempat ini.

"Maafkan keterlambatan kami" kata pria yang memimpin seorang wanita yang bersamanya memasuki tempat ini.

Pihak gereja yang menatap pria yang memasuki tempat ini, hanya tersenyum licik saat ini. Karena saat ini dia mempunyai alasan untuk membalaskan penolakan yang diterimanya saat berada dikota Fuhren, karena jubah yang digunakan oleh pria tersebut saat memasuki tempat ini.

"Bukankah kita pernah bertemu dikota Fuhren?" kata pria tersebut yang merupakan Zen.

"Ternyata sifatmu yang berani dulu, karena dirimu mengikuti kelompok kafir itu" kata pihak gereja tersebut yang merupakan Uskup Forbin, yang pernah dia temui dikota Fuhren dan mencoba membawanya kembali ke Ibukota.

"Kafir?" tanya Zen bingung.

Namun bukannya menjawab perkataan Zen tersebut, Uskup Forbin hanya terkejut melihat seseorang yang bersama Zen yang mengenakan jubah yang menandakan bahwa dia merupakan anggota dari kelompok yang sama dengan Zen saat ini.

"K-Kamu menghasut pahlawan lainnya untuk memasuki kelompok kafirmu itu?" kata Uskup tersebut sambil memukul meja makan dikediaman ini.

"Tenanglah!" kata Duke dari Ankaji, setelah melihat uskup tersebut membentak Zen.

"Apa mahsutmu meninggikan suaramu kepadaku Duke Lanzwi" kata Uskup tersebut dengan nada arogannya.

"Saya sedari tadi bersikap sopan kepada anda, namun anda sama sekali tidak menghormatiku yang merupakan pemilik wilayah ini. Apakah ini wajah asli pihak gereja, yang ternyata utusannya saja searogan anda dan tidak menghormati pemilik wilayah yang anda pijak saat ini" kata Duke Lanzwi saat ini.

Dia sudah tidak peduli dengan utusan gereja yang mendatangi tempat ini, karena entah mengapa pihak gereja dan kerajaan mengumumkan bahwa kelompok Elite merupakan kelompok kafir, padahal sepak terjang kelompok tersebut yang membantu orang lain tersebar luas.

"Apakah kamu ingin kotamu bermusushan dengan pihak gereja saat ini Duke Lanzwi" kata Uskup tersebut yang sudah mulai emosi.

"Bermusuhan? Aku tidak menganggap pihak kalian musuh, kecuali kalian yang melakukannya" kata Duke Ankaji saat ini.

Namun Uskup Forbin sudah terlanjur emosi dan memanggil semua prajurit suci yang dibawanya kekota ini. Ratusan prajurit sudah mengepung kediaman Duke ditempat ini dan siap untuk menyerang.

"Tangkaplah anggota kelompok kafi-" namun sebelum perkataannya selesai, sebuah tangan langsung meraih leher dari uskup tersebut dan mengangkatnya. Para prajurit akhirnya mulai panik dan bersiap menyerang orang yang sudah meraih leher uskup tersebut.

"Datanglah, jika kalian ingin pria ini mati ditanganku" kata Zen dengan tatapan membunuh.

Dengan Uskup Forbin berada ditangan Zen, para prajurit yang dipanggilnya tidak berani melakukan sesuatu yang dapat menyebabkan Uskup Forbin saat ini meregang nyawa. Mereka saat ini berusaha bernegosiasi kepada Zen untuk melepaskannya.

"Apakah anda tidak takut terhadap pihak gereja, terutama pihak kerajaan yang akan mengejar anda, karena mengancam salah satu Uskup Agung gereja suci" kata salah satu prajurit.

"Untuk apa aku takut" kata Zen, sambil membuka sebuah portal dan melemparkan pria yang disanderanya tadi dan menutup portal tersebut setelah melemparkan pria yang dia sandera sebelumnya.

"Apa yang kamu lakukan!" kata semua pria yang mencoba bernegosiasi dengan Zen tersebut dan hendak menyerangnya bersama pasukannya.

"Aku menteleportkan pria tadi menuju kesebuah sarang monster. Mungkin saat ini dia masih aman, karena hari mulai malam dan monster mungkin beristirahat, tetapi aku tidak tahu tentang besok, saat hari baru menyinari tempat tersebut" kata Zen.

Zen lalu memberitahukan informasi dimana Zen menteleportkan uskup tersebut, dan membuat mereka memilih untuk melawannya, atau pergi ketempat tersebut dan menyelamatkan Uskup agung mereka, karena jarak tempat ini dan tempat tersebut memakan waktu 8 jam perjalanan.

Akhirnya dengan berat hati prajurit tersebut meninggalkan kediaman ini dan membawa semua prajuritnya untuk menyelamatkan Uskup Agung mereka. Namun saat mereka keluar, prajurit yang memimpin mereka tidak lupa mengancam Zen saat ini.

"Kuharap kamu bisa melakukannya sebelum aku menghancurkan kalian semua" kata Zen membalas prajurit tersebut, yang akhirnya sudah beranjak dari kediaman dari Duke ditempat ini.

Keluarga Duke beserta Kaori hanya tertegun saat ini, setelah melihat tindakan Zen tersebut yang sudah mendeklarasikan peperangan dengan pihak gereja saat ini.

"Apakah tidak apa – apa memprofokasi mereka Zen?" tanya Kaori.

"Tenanglah, mereka tidak bisa menyentuhku saat ini"

Bab berikutnya