webnovel

Dalang

Pria yang terkena intimidasi dari Tio saat ini tidak berkutik dan saat ini hanya diam sambil gemetar ketakutan. Sedangkan dari kejauhan, Zen, Yue dan Shea mulai menyebar untuk membantai sisa musuh yang mencoba untuk membuat mereka teralihkan.

Suara pertarungan semakin lama semakin menghilang. Berkat pemantauan dari Aiko beserta beberapa murid dan Will, yang membuat informasi tentang arah monster yang menyebar dengan cepat diketahui oleh Zen dan mengorganisir Shea dan Yue untuk menyerang mereka.

Aiko akhirnya dapat tersenyum setelah akhirnya semua ini selesai, tanpa ada menimbulkan kerugian bagi mereka terutama kelompok dari Zen yang susah payah melawan puluhan ribu pasukan monster tersebut.

Namun kesenangan Aiko itu hanya sebentar, setelah beberapa lama kemudian Zen membawa seseorang pria berjubah hitam dengan cara diseret dan seluruh tubuhnya sudah diikat menggunakan rantai besi saat ini.

Setelah kelompok Zen sudah mendekat dengan kelompok Aiko, Zen melemparkan tubuh pria itu tepat dihadapan Aiko saat ini. Tanpa berpikir lama, Zen lalu melepaskan sebuah penutup kepala yang menutupi kepala dari pria tersebut.

"Inikah orang yang kamu cari Aiko-sensei?" kata Zen.

Sedangakan Aiko dan beberapa muridnya langsung terkejut melihat siapa sebenarnya orang dibalik topeng tersebut.

"Shimizu-kun?" kata Aiko sambil menutup mulutnya saat ini menggunakan kedua tangannya, seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Sial... sial... sial..." kata Shimizu, namun sebuah tamparan langsung mendarat pada pipinya saat ini dan pria tersebut langsung tergeletak.

"K-Kalau bukan karena kamu, semua rencanaku akan berhasil" kata Shimizu yang tersungkur akibat tamparan dari Zen sambil menatap Zen dengan tatapan membunuh saat ini.

"Heh... untuk seorang yang akan mati sebentar lagi, keberanianmu patut diacungi jempol" kata Zen.

"Apa mahsutmu Zen?! Apa kamu mau membunuhnya?" kata Aiko yang panik saat ini, karena mengira Zen akan langsung membunuhnya.

"Mengapa aku harus mengotori tanganku dengan membunuhnya?" kata Zen.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Yuka kemudian.

"Sekarang coba perhatikan, dia kemungkinan besar sudah berkoalisi dengan para iblis saat ini, dan saat ini kita sudah menangkapnya. Jadi kemungkinan, para iblis tersebut akan mengirim beberapa orang untuk datang membunuhnya saat ini, untuk menghilangkan bukti." kata Zen berbohong. Sebenarnya para iblis tersebut tidak memperdulikan sampah ini, namun Zen ingin membuat ini sedramatis mungkin.

"L-Lalu, kita bisa melindunginya bukan?" kata Aiko.

"Melindunginya? Melindunginya dari apa Aiko-sensei?" tanya Zen.

"Mahsutku, kita bisa membawanya kembali kekerajaan dan biarkan kerajaan menghukumnya. Itu lebih baik daripada dia mati saat ini" kata Aiko.

"Ho... apakah kamu sudah lupa dengan perbincangan kita sebelumnya Aiko-sensei? Menurutmu, seorang yang dipanggil oleh dewa suci didunia ini untuk melawan iblis, lalu dia berkoalisi dengan iblis sebagaimana mereka merupakan musuh utama dari kerajaan manusia, kamu pikir apa yang akan dilakukan oleh mereka pada sampah ini Aiko-sensei?" tanya Zen kemudian.

Mendengar itu semua Aiko saat ini tertegun, memang benar saat ini keadaan Shimizu sangatlah memprihatinkan.

"Lalu apa yang harus kita lakukan Zen?" tanya Aiko.

"Aku mempunyai beberapa saran, pertama biar Guild Adventure yang mengadilinya, lagipula pengaruh Guild Adventure sangat besar, tidak mungkin beberapa pihak akan melawannya saat ini." kata Zen.

"Apakah dia bisa dipastikan aman Zen?" tanya Aiko kembali.

"Mungkin, tetapi daripada mengirimnya kembali kekerajaan, itu pilihan yang terbaik" kata Zen.

"Hahahahahaha... lakukan apapun yang kamu mau, tidak mungkin para iblis yang mengatakan bahwa aku sangat berharga akan melakukan apa yang kamu katakan tadi-" sebelum perkataannya selesai, Zen sudah menendang kepala Shimizu hingga beberapa giginya terlepas dan tidak sadarkan diri sekarang.

"Sepertinya manusia ini akan susah disembuhkan" kata Zen

.

.

Saat ini kelompok yang bersama Zen untuk mencari tahu pergerakan iblis dipegunungan utara, sudah mulai berjalan pulang menggunakan mobil yang dimiliki oleh Zen, setelah mereka menemukan sebuah jalan yang bisa dilewati oleh mobilnya.

Didalam mobil ini, hanya Tio dan Will yang merasa sangat bersemangat karena ini pertama kalinya mereka melihat benda tersebut dan menaikinya. Untung saja Tio menggunakan sebuah sabuk pengaman, jika tidak seluruh tempat didalam mobil ini, akan dia pijaki satu persatu.

Namun karena eratnya sabuk itu melilit tubuhnya, sikap masokisnya mulai keluar. namun dengan cepat Zen hentikan dengan meningkatkan gravitasi dari naga mesum tersebut.

Perjalanan mereka menuju kota Ur berjalan cukup mulus, namun tidak dengan penjaga yang menjaga kota itu, yang melihat sebuah benda saat ini berjalan lurus kearah mereka saat ini. Beberapa prajurit sudah berkumpul, termasuk pengawal dari Aiko yaitu David serta anggotanya beserta ketua guild Fuhren yang dipanggil Zen sebelumnya.

"Sial Aiko menghilang, sekarang ada sebuah monster aneh datang menyerang kota ini" kata David.

Lalu David menggiring beberapa orang ksatria dan prajurit untuk menantang monster tersebut sebelum sampai di kota, agar pertarungan mereka tidak menghancurkan kota ini.

Mereka mulai melesat maju untuk menghadang benda itu, namun Zen yang mengemudikan benda itu terus melaju dengan cepat dan menghiraukan para ksatria tersebut dan terus melaju kearah kota Ur.

Namun David melihat bayangan orang yang dicintainya melalui jendela dari benda itu.

"Sial, benda itu memakan Aiko, cepat kembali kekota" teriak David dengan panik.

Digerbang kota Ur keadaan panik menyelimuti beberapa warga, saat benda itu semakin dekat dengan mereka. Ketua Guild Fuhren beserta beberapa anggotanya yang dipanggil oleh Zen sebelumnya, akhirnya mencoba membantu warga disana untuk melawan apa yang mereka anggap monster tersebut.

Namun setelah benda itu sampai didepan pintu masuk, benda itu tiba – tiba saja berhenti saat ini dan tiba – tiba saja beberapa orang keluar dari dalamnya. Para warga yang sudah bersedia melawan, akhirnya menurunkan kewaspadaan mereka karena melihat siapa yang keluar dari dalamnya itu.

"Itu dewi kesuburan" kata salah satu warga.

Disisi lain, Zen juga keluar dari mobilnya dan langsung menuju kebelakang bagian mobilnya dan mengeluarkan seseorang yang masih terantai seluruh tubuhnya dan menyeretnya menuju ketempat ketua guild Fuhren berada.

"Jadi ini alasanmu memanggilku kesini Zen-kun?" tanya Ilwa selaku ketua Guild Adventure itu.

"Pria ini mengendalikan enampuluh ribu monster dan akan menyerang kota ini guna memusnahkan para pahlawan yang berada dikota ini" kata Zen.

Mendengar itu, semua orang yang berada disana sangat terkejut. Bahkan David beserta kelompoknya yang hendak bertanya keadaan Aiko juga terkejut mendengar perkataan itu.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Ilwa.

Zen lalu mengeluarkan sebuah peta dan menunjukan sesuatu didalamnya kepada Ilwa.

"Suruh anak buahmu memeriksa tempat ini, dan kamu akan tahu apa mahsutku"

Bab berikutnya