webnovel

Leafa

Akhirnya Zen dan Yui mulai beranjak dari tempat tersebut. Zen sekali lagi mengeluarkan sayapnya dan mulai sekali lagi terbang menuju kearah pohon besar yang berada dipusat dari game ini.

Saat sedang asik terbang, Zen lalu melihat sebuah pertarungan yang terjadi di langit malam yang indah ini.

"Tunggu bukankah itu.." gumam Zen.

Beberapa player yang menggunakan pakaian serba merah sekarang sedang melawan 2 orang yang saat ini mencoba melarikan diri dari pengejaran mereka.

Namun sialnya salah satu teman dari player yang dikejar sebelumnya berhasil dibunuh dan menyisakan satu player yang sekuat tenaga untuk menahan serangan mereka.

Player yang masih bertahan itu adalah Leafa atau yang Zen tahu adalah Suguha yang saat ini mulai menjauhinya. Suguha saat ini sudah terjatuh ke bawah tanah karena serangan dari player yang mengejar tersebut, akhirnya mulai terpojok.

Melihat ini Zen langsung turun kebawah area dimana 3 orang pria sedang mencoba mengepung seorang wanita.

"Yo, bukankah lebih baik tidak mengeroyok seorang wanita" kata Zen yang saat ini masih melayang diatas mereka.

"Siapa kamu?" tanya seorang player tersebut.

"Ah.. maafkan kekasaranku, perkenalkan namaku Zen dan aku seorang Sprigan dan saat ini aku sedang menjalani misi untuk menyelamatkan kekasihku tercinta" jawab Zen.

Mendengar semua ini, semua player yang sedang melihat Zen saat ini hanya menganggapnya aneh. Namun tidak dengan Suguha yang saat ini mulai mengingat seseorang karena nama player didepannya sangat mirip dengan orang yang dikenalnya.

"Yo aneh atau siapapun namamu, lebih baik kau pergi dari sini atau kami akan membantaimu juga" balas Salah satu player disitu.

"Oke, tetapi kalian harus pergi dari sini terlebih dahulu" kata Zen.

Mendengar ini ketiga orang yang mencoba mengejar wanita mulai tersulut emosi, dan salah satu dari mereka mulai terbang dan menyerang Zen.

"Berisik!" teriaknya sambil mengarahkan senjata tombaknya menuju Zen.

Zen sendiri yang melihat serangan itu hanya tersenyum lalu mengeluarkan sebuah pedang untuk pemula yang didapatkannya saat memulai game ini dan bersiap menerima serangan tersebut.

Player yang menyerangnya akhirnya sudah didekat Zen dan mulai menyerang Zen dengan menggumamkan sebuah mantra api. Zen yang melihat ini hanya menangkis serangan itu dan membuat karakter tersebut terdorong dari tempat itu.

Ketiga player itu sangat kaget dikarenakan balasan yang dilakukan Zen kepada player yang menyerangnya itu, Zen sendiri tidak menggunakan kekuatan yang besar dan hanya menangkis serangan itu seperti biasa tanpa menggunakan kekuatan apapun.

"Brengsek!" teriak player yang menyerang Zen sebelumnya dan mulai menyerangnya lagi.

Kali ini Zen tidak menghindar melainkan dia menangkap serangan tersebut. Player yang menyerang Zen amatlah terkejut karena Zen yang saat ini sedang memegang ujung tombaknya.

"Kalian terlalu berisik, bisakah kalian pergi dari tempat ini secara baik – baik." Kata Zen.

Melihat temannya yang tidak mampu mengalahkan Zen, kedua player yang masih melihat pertarungan itu akhirnya ikut membantu melawan Zen.

"Sepertinya kalian sangat keras kepala" kata Zen.

Zen tanpa pikir panjang langsung menghempaskan tongkat player yang dipegangnya sebelumnya dan terbang maju kearah tersebut sambil mulai menebas player tersebut hingga player tersebut berubah menjadi api kecil yang membara.

"Oke siapa selanjutnya" katanya.

Kedua player yang hendak menyerang Zen mulai berhenti pada jalurnya dan akan hendak melarikan diri, namun semua itu sudah terlambat saat Zen sudah berada dibelakang mereka berdua.

"Bye - bye" kata Zen dan langsung menebas kedua player tersebut hingga berhasil dikalahkan.

Zen yang sudah membereskan ketiga player tersebut saat ini mulai turun kebawah untuk menanyai kondisi Suguha.

"Apa yang kamu inginkan?" tanya Suguha yang saat ini sedang menodongkan senjatanya kearah Zen yang saat ini sedang mencoba mendekatinya.

"Sabar, sabar. Kenapa kau menodongkan pedang padaku, seharusnya kau berlari kearahku dan memelukku karena berhasil menyelamatkanmu nona cantik, seperti kisah - kisah pangeran yang menyelamatkan seorang putri." kata Zen kepada wanita yang ada didepannya.

"Apa!" kata Suguha.

"Apakah Yui akan mempunyai Mama baru?" kata Yui yang terbang keluar dari kantong Zen.

"Y-Yui?" kata Zen terkaget melihat Yui yang keluar dari kantongnya.

"M-Mama baru? Tunggu bukankah itu private pixie?" tanya Suguha

"Ah.. ini adalah Yui, bidadari kecilku, dan benar dia adalah private pixie" kata Zen.

Yui yang mendengar ini hanya terbang mengelilingi Zen lalu berhenti pada pundak Zen dan mulai membusungkan dadanya sambil tersenyum manis.

"Lalu apa yang dilakukan sprigan disini?" tanya Suguha.

"Bukankah tadi kamu tidak mendengarkan perkenalanku? Aku kesini untuk misi menyelamatkan kekasih tercintaku" kata Zen.

"Ya, kami akan menyelamatkan Mama" kata Yui melanjutkan perkataan Zen.

"Tunggu sebentar, siapa kekasihmu itu? Apakah kekasihmu sedang diculik?" tanya Suguha.

"Bisa dikatakan seperti itu" balas Zen.

"Lalu dimanakah dia berada saat ini?" tanya Suguha kembali.

"Sekarang dia berada dipohon besar yang ada disana" kata Zen sambil menunjuk pohon besar yang berada dikejauhan.

"Mahsutmu kekasihmu berada di tempat pohon kehidupan?" tanya Suguha dan dibalas anggukan oleh Zen.

"Begitu ya.. Ah maafkan aku, aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Leafa seorang Sylph" kata Suguha.

"Aku Zen seorang Sprigan" jawab Zen.

"Lalu Zen-k-kun, apakah kamu akan langsung pergi?" tanya Suguha.

"Mungkin, tetapi jika nona Leafa mau mengajakku berkencan, aku akan senang hati menerimanya" balas Zen.

Suguha yang mendengar ini langsung teringat kepada seseorang yang saat ini membuat hatinya bingung, karena perkataan orang yang didepannya sama seperti pria yang dikenalnya dan anehnya, bahkan namanya sangat mirip.

"Apakah mereka orang yang sama?" kata Suguha didalam hatinya. Namun dia langsung menggelengkan kepalanya karena dia beranggapan itu tidak mungkin.

"Laefa?" kata Zen yang melihat perubahan ekspresi dari wanita yang ada diepannya itu.

"Ah.. maafkan aku Zen-kun, aku hanya memikirkan bagaimana aku membalas perbuatanmu sebelumnya. Bagaimana jika aku mentraktirmu sesuatu Zen-kun?" tanya Suguha yang mengabaikan pikirannya yang sebelumnya.

"Baiklah, bagaimana jika kekota terdekat yaitu Sylvian?" kata Zen.

"Apakah kamu sudah gila Zen-kun, kamu ingin memasuki wilayah Sylph? Apakah kamu tahu jika kesana mungkin kamu akan diserang, apalagi kamu adalah seorang sprigan." Kata Suguha.

"Tapi, jika aku bersamamu, aku tidak akan diserangkan?" tanya Zen.

"Baiklah – baiklah, tapi aku tidak bertanggung jawab jika ada yang menyerangmu" balas Suguha.

"Baiklah" kata Zen.

Lalu mereka berdua mulai mengeluarkan sayap mereka dan bersiap untuk terbang menuju wilayah para Sylph. Dan akhirnya mereka berdua mulai meninggalkan tempat itu melewati langit malam yang indah itu bersama.

Bab berikutnya