webnovel

Menolong Teman

Sudah empat bulan setelah Zen berhasil mengalahkan boss lantai pertama. Saat ini Zen dan Asuna masih bersama menjelajahi game kematian ini. Hubungan mereka juga semakin dekat, bahkan Asuna bisa dibilang sudah mempunyai perasaan suka kepada Zen.

Saat ini mereka berdua termasuk top player dan party mereka mengikuti kelompok pengambil alih, yang bertugas pada barisan depan untuk menaklukan setiap lantai dari game ini.

Mereka berdua banyak ditawari untuk memasuki sebuah guild, mulai dari guild biasa hingga beberapa guil top, namun mereka masih tetap akan pendiriannya yaitu hanya berpetualang berdua.

Saat ini, mereka berdua sudah berhasil mengalahkan boss lantai 28 bersama kelompok pengambil alih lainnya.

"Apakah kalian masih belum berubah pikiran kalian untuk memasuki guildku?" tanya seorang player bernama Heatchcliff, setelah mereka keluar dari ruangan boss lantai yang berhasil mereka kalahkan.

"Maafkan aku, tetapi sepertinya kami belum tertarik untuk memasuki guild apapun" kata Zen.

"Lalu bagaiaman denganmu nona Asuna?, saya akan memberikan perlindungan dan memastikan keamanan anda serta memberikan peralatan apapun saat memasuki guild kami" tanya Heatchcliff kepada Asuna.

"Maaf, tetapi saya masih merasa aman berpetualang bersama Zen" kata Asuna dengan gesture menolaknya.

"Kalau begitu, bagaimana dengan berduel denganku Zen-san. Jika kau menang, kau bisa meminta apapun kepadaku. Namun jika kau kalah, kalian berdua harus memasuki guildku." tawarnya kembali.

Mendengar ini, Zen hanya menertawakan sikap Heatchcliff ini didalam hatinya. Zen sendiri mengetahui identitas asli dari Heatchcliff maka dari itu, mustahil untuk mengalahkannya karena dia pasti akan menggunakan otoritas adminnya untuk membantunya.

"Maaf, tetapi aku harus menolak tawaran ini kembali" kata Zen.

"Baiklah kalau begitu, sampai jumpa pada penyerangan boss lantai selanjutnya" kata Heatchcliff meninggalkan mereka berdua.

"Mengapa dia terus mengundang kita, lagipula dia mempunyai banyak anggota dan semua anggotanya merupakan player yang sangat kuat" kata Asuna yang melihat Heatchcliff menghilang dari pandangan mereka.

"Mungkin, agar dia bisa mengatur dan mengawasi player kuat seperti kita" kata Zen.

"Begitu ya... Lalu kita akan kemana selanjutnya Zen?" tanya Asuna.

"Pergi menjenguk teman" kata Zen

"Menjenguk teman? Siapa?" tanya Asuna

"Kirito" balas Zen singkat

"Ada apa dengannya?, Apakah dia mengalami suatu masalah?" tanya Asuna.

"Mungkin, coba pikirkan, sudah berapa lama kita tidak melihatnya" tanya Zen

Asuna lalu mulai mengingat sudah berapa lama dia tidak melihat Kirito, padahal semenjak mereka mengalahkan boss lantai pertama, mereka sering bertemu satu sama lain pada setiap lantai, walaupun mereka hanya melihatnya sekilas.

"Hmmm... benar juga. Tetapi, mungkin dia sedang meningkatkan levelnya disuatu tempat?" tanya Asuna.

"Mungkin, tapi aku berhasil melacaknya dan sekarang dia berada di lantai 20. Dan juga, jika kau perhatikan namanya pada daftar teman kita, sekarang namanya terdapat lambang sebuah guild disampingnya" kata Zen sambil menunjukan nama Kirito pada daftar temannya pada Asuna.

"Benar juga, bagaimana seorang player solo seperti dia memasuki sebuah guild?" kata Asuna.

"Maka dari itu, mari kita melihatnya. Sekaligus kita bisa bersantai sejenak" kata Zen

Mendengar perkataan Zen, Asuna mulai memikirkan ajakan Zen kepadanya namun karena dia tidak mempunyai suatu alasan menolaknya, Asuna lalu menerima ajakannya itu.

"Jadi kapan kita pergi?" tanya Asuna setelah menyetujui ajakan Zen.

"Mungkin besok. Dan untuk hari ini, bagaimana kalau kita beristirahat atau kita pergi berkencan?" kata Zen sambil menggoda Asuna.

"Mooo... Jangan terus menggodaku Zen" kata Asuna yang mulai kebal akan rayuan dari Zen. Tetapi sebenarnya Asuna sangat menyukai ide itu.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk kembali ke penginapan mereka dan mengistirahatkan diri mereka yang kelelahan karena menaklukan boss lantai ini.

Keesokan harinya, setelah Zen dan Asuna menyelesaikan sarapan mereka, mereka berdua lalu menuju portal untuk mengantarkan mereka ke lantai 20.

"Kemana kita selanjutnya Zen?" kata Asuna

Zen lalu mengaktifkan skill pelacaknya dan mulai mencari keberadaan Kirito dilantai ini.

"Kita menuju Shunshine Forest" kata Zen setelah menemukan keberadaan Kirito.

Lalu mereka berdua mulai menuju tempat keberadaan Kirito sambil mengalahkan beberapa monster yang menghalangi perjalanan mereka.

Setelah beberapa lama mereka berjalan, mereka berdua akhirnya menemukan sekelompok orang yang sedang melawan monster - monster disini. Kelompok itu tidak lain adalah kelompok yang diikuti oleh Kirito saat ini.

Zen dan Asuna yang melihat kelompok itu, hanya memperhatikan mereka dari jauh.

"Ternyata dia sudah mulai berubah" kata Asuna dan hanya dibalas senyuman oleh Zen.

Lalu mereka berdua memutuskan untuk kembali dan mencari penginapan di sebuah kota dilantai ini.

.

.

Keesokan harinya, Kirito terbangun dan akan mengantarkan ketua kelompoknya kesebuah portal. Kirito yang ditemani oleh semua kelompoknya itu, sekarang berada disebuah portal yang akan mengantarkan ketuanya untuk menuju sebuah lantai guna membelikan mereka sebuah rumah.

Setelah ketua kelompok itu menghilang, seorang player dari kelompoknya menyarankan mereka untuk pergi berburu dibeberapa dungeon guna mencari uang untuk meningkatkan persenjataan mereka.

Kirito yang awalnya kurang setuju dengan ajakan ini, terpaksa mengikuti kemauan mereka.

Namun pada saat mereka berhasil menaklukan beberapa dungeon, mereka mulai besar kepala dan menyarankan untuk memasuki dungeon pada lantai atas.

Akhirnya mereka memasuki sebuah dungeon di lantai 27. Setelah mereka berhasil mengalahkan beberapa monster, mereka menemukan sebuah pintu tersembunyi yang mengarahkan mereka pada sebuah ruangan dengan sebuah harta ditengahnya.

Kirito yang melihat ini, mencoba menghalangi teman - temannya memasuki ruangan tersebut, namun tindakannya sia -sia setelah beberapa temannya memasuki tempat tersebut bahkan membuka peti harta tersebut.

"Gunakan kristal teleportasi kalian" kata Kirito.

Namun sialnya, tempat itu merupakan tempat anti kristal, sehingga mereka mulai terjebak dan terkepung oleh beberapa monster. Melihat mereka yang terkepung banyak monster, Kirito mencoba melawan mereka.

Namun sialnya, teman - temannya mulai mati satu - persatu karena dikalahkan oleh monster yang mengepung mereka. Dan dipandangan terakhirnya hanya Sachi yang dilihatnya sedang kesusahan.

"SACHI!" teriak Kirito yang melihat Sachi berada diujung tanduk.

Namun semua monster yang mengelilingi Sachi mulai menghilang satu - persatu. Kirito yang melihat ini lalu melihat sekitar, dan ternyata dua orang dikenalnya datang menolongnya.

Zen bersama Asuna menuju tempat Kirito dengan terburu - buru karena melihat namanya yang beruba abu - abu pada daftar temannya karena memasuki tempat anti kristal.

Namun sialnya, mereka berdua terlambat dan hanya berhasil menyelamatkan seorang wanita dari kelompok ini. Tanpa pikir panjang Zen dan Kirito mulai menghabisi semua monster disini sedangkan Asuna membawa HP Potion dan memberikannya kepada Sachi.

"Maafkan keterlambatanku Kirito" kata Zen setelah mereka menngalahkan semua monster yang berada disini.

Bab berikutnya