Bukkkk! Bukkk! Bukkkk!
Delice memukul Tuan Harka berkali-kali. Tangannya terus saja mengepal tanpa henti. Tuan Harka masih masih mengelak dari pukulan. Ia ingin memancing emosi Delice dan membawanya pada kematian.
Rel kereta api menjadi permainan bagi tubuh mereka. Mereka berdua saling memukul dan menggulung diri secara bergantian. Tuan Harka sudah hampir kehabisan tenaga, begitu juga dengan Delice akibat luka ditubuhnya yang mengeluarkan banyak darah.
Tuan Harka berada dibawah tubuh Delice dengan leher yang dicengkram erat sampai kuku Delice hampir menembus kulitnya.
"Kau semarah ini hanya karena foto mesra antara wanita yang sudah kau buang dan juga bawahanmu yang sedang cuty?" ucap Tuan Harka dengan suara yang kesulitan, sedikit sesak.
"Tutup mulutmu!" bentak Delice.
"Mereka begitu mesra. Sudah berapa lama kau membuangnya? Ah iya, aku ingat. Sudah 10 bulan. Apa kau pikir, selama mereka bersama hanya sekedar ciuman saja?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com