Alex dan Yuu sudah tiba didepan sebuah apartemen besar dengan banyak kamar. Keduanya kemudian berjalan menaiki tangga dan tiba di depan salah satu kamar.
*Kring!*
Alex menekan bel kamar itu dan pintu perlahan terbuka mengungkapkan seorang pria dengan yukata santai keluar dari kamar.
"Oh, Alex. Kau sudah datang rupanya," Azazel menyapa Alex.
"Yah, lama tak bertemu," kata Alex.
Azazel menganggukan kepalanya dan ingin menyuruhnya masuk, tapi tiba tiba dia menyadari ada seorang gadis muda yang menggunakan armor aneh di samping Alex. Dia memandang Alex dengan curiga dan berkata, "Kau tidak menculiknya kan?"
Alex merasa bahwa dia harus memukul pria ini sekarang.
***
Alex sekarang duduk di sofa panjang dan disampingnya ada Yuu.
"Yah... Aku tidak menyangka kalau gadis kecil itu memiliki kekuatan sebesar itu," kata Azazel sambil berjalan kearah keduanya sambil membawa sake dan teh. "Ini, sake untukmu dan teh untuk gadis muda ini," kata Azazel sambil menyiapkan sake dan teh untuk keduanya.
"Aku mengatakan rahasia ini hanya kepadamu, karena aku mempercayaimu. Jika kau menyebarkannya, aku akan memukul Fraksi Malaikat Jatuh-mu itu," kata Alex. Dia kemudian meminum sakenya dan melanjutkan, "Aku tidak ingin Yuu diburu oleh semua orang dan disalah gunakan kekuatannya."
"Mah, mah... Jangan bicara serius seperti itu, mari kita nikmati sake kita dulu," kata Azazel sambil melambaikan tangannya. Dia memang terlihat bercanda di luar, tapi dia memasukan kata-kata Alex didalam hatinya, karena dia tahu bahwa keberadaan Yuu akan menjadi masalah didunia. Selain itu, dia tidak ingin Fraksi Malaikat Jatuh punah di hancurkan Alex.
Alex menghela nafas dan meminum sakenya lagi. Dia memiliki tubuh abadi, jadi alkohol seperti ini tidak akan membuatnya mabuk.
*Kring! Kring!*
Tiba tiba bel pintu berbunyi.
"Oh, akhirnya datang," kata Azazel sambil menaruh sakenya di meja dan berjalan ke pintu untuk membukannya.
Alex mengangkat alisnya ketika bisa merasakan siapa yang datang kesini menggunakan Haki-nya.
Azazel membuka pintunya dan melihat seorang pemuda berambut coklat menggunakan seragam kuoh tidak lengkap.
Dan, seperti dugaan kalian, dia Issei.
"Halo! Anda yang memanggil Iblis, bukan? Anda pikir ini pasti aneh, 'kan? Tentu saja! Aku seharusnya muncul dalam sekejap dari lingkaran sihir yang sudah diberikan, tapi karena ada masalah," kata Issei sambil menggaruk pipinya dengan canggung.
Azazel tidak memperdulikan ocehannya dan berkata, "Masuklah. Kau, Iblis 'kan."
"Y-Ya!" Issei kemudian mengikuti Azazel masuk rumah dan melihat Anikinya dengan seorang gadis muda yang berpakaian aneh. "A-Aniki!?"
"Yo," Alex menyapanya.
"Apa yang kau lakukan disini, Aniki?" Issei bertanya. Dia menatap gadis muda di sampingnya dan bertanya tanya siapa dia, tapi, dia akan bertanya itu nanti, karena dia terlalu terkejut ketika melihat Anikinya berada disini.
Alex mengangkat alisnya, "Apa? Apakah terlalu aneh bagiku untuk berada di tempat pelangganmu?"
Issei ingin mengatakan sesuatu lagi tapi Azazel menyelanya dari belakang.
"Mah, mari kita bicarakan itu nanti," kata Azazel sambil menyuruh Issei duduk. "Kau, Iblis yang kupanggil 'kan?" Azazel bertanya kepada Issei.
"Ya!" Issei menjawabnya dengan tegas seperti orang yang ingin melamar pekerjaan.
Azazel tersenyum, dia kemudian berkata, "Karena kau Iblis yang kupanggil, aku ingin memintamu untuk menemaniku minum disini."
"Eh? Apakah Anda yakin hanya itu saja?" Issei bertanya dengan ragu.
"Apa tak boleh?" Kata Azazel.
"B-Boleh kok! Selama pelanggan puas dengan pelayanan kami, kontrak sudah bisa disepakati!" Issei menjelaskan.
Azazel menganggukan kepalanya, "Kalau begitu temani aku minum sake disini."
"Tapi aku masih dibawah umur," kata Issei.
"Kalau begitu minum teh saja? Seperti gadis muda ini," kata Azazel sambil menatap Yuu.
"I-Iya!" Issei menjawab. Dia kemudian duduk di kursi tunggal yang berada disamping Alex. Dia menatap Anikinya dan memperhatikan sake yang diminumnya, "Aniki, kenapa kau meminum sake? Bukankah kau masih dibawah umur?"
Alex hanya melambaikan tangannya kepada Issei dan berkata, "Siapa yang peduli dengan umur, selama kau menikmatinya itu tidak apa."
(//AN : Tolong jangan ditiru tingkah Alex yang seperti ini. Minuman beralkohol tidak boleh diminum sebelum umur 20 tahun keatas).
***
Mereka telah ngobrol banyak hal, sampai mereka berhenti setelah beberapa jam.
"Hahahaha! Kau bersepeda ke pemanggil karena tidak mempunyai cukup kekuatan?" Azazel tertawa keras ketika berbicara dengan Issei.
"Ya...." Kata Issei.
"Sesuatu banget dah! Hahahaha!" Azazel menertawainya.
'Tertawanya yang seperti itu membuatku kesal, tapi aku butuh kontrak ini. Sabar, sabar!' Issei mengeluh dalam hati. Dia kemudian menatap Anikinya dan Azazel, 'Lagipula, siapa sebenarnya paman ini? Kenapa dia bisa berteman dengan Aniki.'
"Yah, itu menyenangkan. Jadi, apa yang kau inginkan untuk kompensasinya?" Kata Azazel.
"Sudah, nih?" Issei berkata dengan heran.
"Karena kau Iblis, apa kau ingin jiwaku?" Kata Azazel sambil menyipitkan matanya.
"Y-Ya tidak mungkin lah!" Issei dengan cepat menyangkalnya. "Hanya menemani minum tidak sama nilainya dengan hal itu."
"Oh, kau baik juga," kata Azazel.
"Tuanku lebih suka transaksi yang jujur," kata Issei.
"Kalau begitu, bagaimana dengan itu?" Azazel menunjuk ke sebuah lukisan tua dibelakangnya. "Itu bukan barang tiruan."
"Tapi kelihatannya sangat mahal," kata Issei.
"Untuk sekarang tidak ada barang yang bisa kuberikan padamu," kata Azazel. Dia kemudian menatap Issei dan berkata, "Jika kau tidak mau, hanya jiwaku yang bisa kuberikan padamu."
"K-Kalau begitu, aku akan mengambil lukisan itu!" Issei dengan cepat menerimanya. Siapa yang mau jiwa orang aneh ini?
Azazel tersenyum. Dia kemudian mengambil lukisan itu dan membungkusnya dengan kain besar sebelum mengikatnya menggunakan tali, "Dengan ini kontrak sudah bisa disepakati kan?"
"Y-Ya! Terima kasih," kata Issei sambil mengambil lukisannya. Dia kemudian menoleh ke Anikinya dan bertanya, "Aniki, apakah kau tidak pulang?"
Alex menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, aku akan disini dulu sebentar."
Issei memandang Alex dengan aneh, tapi dia tidak mengatakan apa apa. Dia menatap Azazel dan berkata, "Kalau begitu, saya pergi dulu!" Setelah itu Issei keluar dari rumah.
Melihat Issei keluar dari rumah. Alex menatap Azazel dan berkata, "Jadi, apa yang sebenarnya ingin kau bicarakan denganku?"
"Kau sangat tajam sekali yah..." Azazel kemudian duduk di sampingnya dan menyesap sakenya sebelum berkata, "Aku ingin mengadakan pertemuan antara Tiga Fraksi. Fraksi Iblis, Malaikat Jatuh, dan Malaikat."
Alex mengangkat alisnya ketika mendengar ini, dia sudah tahu ini dari anime, tapi dia tetap menjaga wajah pokernya. "Pertemuan? Untuk apa? Apakah kau akan mengajak mereka perang habis-habisan seperti ribuan tahun lalu?"
"Tidak, tidak, tidak. Siapa yang akan berpikir mengajak pertemuan hanya untuk mengajak berperang," Azazel dengan cepat menggelengkan kepalanya. Dia kemudian melanjutkan, "Aku ingin mengajak pertemuan antar Tiga Fraksi untuk perjanjian perdamaian."
"Heh.... Perdamaian kah... Sesuatu banget..." kata Alex sambil mengelus jenggot imajinernya. "Jadi, apa hubungannya denganku?"
"Aku ingin mengajakmu menghadiri pertemuan Tiga Fraksi sebagai Raja Manusia."
"Eh?"