webnovel

Bab 49

Alex sekarang sudah berada di dungeonnya, dan dia berada di level 100, levelnya tidak terlalu tinggi, karena dia hanya ingin mencoba hadiah barunya.

Alex menggunakan pistol Ebony dan Ivory di pinggangnya dan berjalan maju membuka pintu dungeon level 100.

*Krieettt.....*

Ketika dia membukanya, yang ada didepannya adalah sebuah lorong panjang dengan batu bata sebagai dindingnya, lorong ini lumayan terang dengan sebuah lampu kecil yang ditutupi oleh kaca tebal menempel di tembok-tembok lorong.

Alex sudah pernah kesini jadi dia tidak perlu lagi melihat sekitar. Dia langsung berjalan di lorong yang panjang ini dengan menggunakan Haki-nya untuk mengawasi sekitar. Dia bisa merasakan banyak serangangga kecil sedang bersembunyi di celah-celah retakan dinding, dan itu sangat banyak hingga membuatnya merinding.

*BZZZZTT!!! JEDER!!*

Dia mengeluarkan listrik dari tubuhnya ke tembok untuk membasmi semua serangga yang bersembunyi, karena dia merasa jijik dengan itu.

Alex terus berjalan sampai dia berhenti di sebuah lorong yang memiliki tiga cabang untuk di masuki. Ada kanan, kiri, dan tengah. Alex dulu memasuki terowongan kiri untuk memasuki ruangan Boss, jadi dia sekarang memutuskan untuk ke terowongan kanan, karena dia belum tahu apa yang akan menyambutnya disana.

Ketika dia memasuki terowongan kanan, tempatnya mulai berubah tidak seperti tadi. Sekarang disini cukup lembab karena banyak air berjatuhan dari langit-langit dan genangan air ada dimana-mana.

*Quack! Quack!*

(AN : Gabisa buat suara kodok).

Tiba tiba sebuah kodok besar berukuran 5 meter, berwarna hijau mengkilap muncul dari bawah genangan air. Kodok itu kemudian membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya yang besar dengan cepat kearah Alex.

Alex sudah tahu jenis dan kemampuan monster ini dari penjelajahannya dulu, jadi dia tidak terlalu khawatir. Dia menghindari serangan lidahnya kesamping dengan santai dan langsung menembak lidahnya berkali kali.

*BANG! BANG! BANG! BANG!!*

Lidahnya terkena serangan pistol Alex dan terputus, tapi itu tidak menunjukan tanda tanda pendarahan, namun, itu mulai beregenerasi membentuk lidah baru.

Tentu saja, Alex yang sudah menduga ini dan tidak akan membiarkannya. Dia kemudian menyalurkan listrik dibawah sepatunya dan menginjak lidah kodok itu dengan kakinya.

*BZZZTTT!!*

Listrik yang ada sepatu Alex mulai menyalur dari lidahnya ke tubuh kodok itu.

*BAM!*

Badan kodok itu hancur berkeping keping dan berubah menjadi partikel cahaya, menjatuhkan sebuah tombak perak yang terlihat mewah serta beberapa uang tunai.

Alex tidak menyentuh lidah kodok itu secara langsung karena dia tahu bahwa ada racun yang menempel di air liurnya yang bisa membuat manusia biasa mati dengan cepat.

Dia kemudian mendekati item drop-nya. Dia mengambil uang tunai dan memasukannya ke inventaris karena dia jarang menggunakannya.

Kalian pasti bertanya tanya kenapa Alex tidak pernah menggunakan uang tunai yang dia dapat dari dungeon ini untuk berbelanja. Itu karena Alex merasa bahwa akan terlalu mencurigakan jika dia memiliki uang banyak dengan tiba tiba tanpa ada alasan yang jelas. Dia bisa saja menghipnotis orang untuk bisa menggunakan uang ini, tapi, entah kenapa dia merasa tidak enak untuk menipu orang, kecuali dia terdesak.

Alex kemudian mengambil tombak perak yang dijatuhkan kodok itu dan mulai menggunakan observasinya.

===

[Tombak Perak Kemarahan Rank B]

Efek : Semakin besar amarah pengguna, semakin kuat juga kekuatan tombak ini. (Batas Rank A).

===

"Hmmm..." Alex belum pernah melihat item ini, atau dia sudah lupa, karena dia sering menjual item yang seperti ini ke sistemnya.

Dia kemudian mencoba mengayunkannya ke tembok.

*Sring!*

Tembok batu bata yang terkena ujung tombak itu langsung tergores dalam. Seperti kertas yang ditusuk oleh pisau kecil.

Alex memandangi tombak perak ini dan mencoba membuatnya menjadikannya sebagai Nobel Phantasm-nya, menggunakan Knight of Owner-nya.

*Woshh....*

Telapak tangan Alex mengeluarkan asap berwarna ungu kehitaman dan asap itu mulai mengelilingi tombak sebelum menutupi seluruh bagian tombak itu, merubahnya menjadi berwarna ungu kehitaman.

===

[Tombak Iblis Kemarahan Rank A]

Efek : Semakin besar amarah pengguna, semakin kuat juga kekuatan tombak ini. (Batas Rank S)

===

Alex kagum dengan kekuatan Knight of Owner ini. Dia kemudian mencoba mengayunkannya.

*Sring! Sring! Sring!*

Ujung tombak langsung membelah tembok batu bata menjadi beberapa bagian. Jika tadi seperti kertas yang ditusuk pisau, sekarang rasanya seperti menusuk tahu dengan pisau. Rasanya sangat mulus.

Tapi...

Alex tidak akan menggunakan tombak ini, karena dia akan memasukannya ke Inventory Gate untuk menambah Rank-nya.

===

[Iventory Gate Rank B]

Efek : Benda-benda yang melewati gerbang membentuk riak energi bercahaya emas di udara kosong saat mereka muncul seketika. Ia dapat memanggil item langsung ke tangannya, mengeluarkan senjata dari tepat di belakangnya, atau menyiapkan berbagai senjata di udara, dimuat dengan kecepatan tanpa batas.

- Rank akan naik semakin banyak harta yang ada didalam -

===

Setelah memasukan senjatanya ke Iventory Gate. Alex memulai perjalanannya lagi, untuk memburu monster dan mendapatkan senjata sebagai item dropnya.

***

Setelah beberapa puluh menit berburu Alex akhirnya selesai. Itu tidak lama dengan kekuatannya saat ini. Dia mendapat banyak panen senjata, dari 200 tombak, 100 pedang, 100 tameng, 50 staf sihir. Dan untuk rank-nya, itu sebagian besar Rank A setelah diubah menjadi Nobel Phantasm olehnya.

===

[Iventory Gate Rank A -]

Efek : Benda-benda yang melewati gerbang membentuk riak energi bercahaya emas di udara kosong saat mereka muncul seketika. Ia dapat memanggil item langsung ke tangannya, mengeluarkan senjata dari tepat di belakangnya, atau menyiapkan berbagai senjata di udara, dimuat dengan kecepatan tanpa batas.

- Rank akan naik semakin banyak harta yang ada didalam -

===

Yah, walaupun itu hanya sedikit meningkat. Itu sudah cukup baginya untuk saat ini.

Ngomong-ngomong, sekarang Alex berada di depan sebuah pintu besar yang terbuat dari besi. Alex tidak akan menduga bahwa ini adalah pintu Boss, karena pintu Boss seharusnya di lorong kiri tadi. Dia menduga bahwa ini mungkin pintu untuk melawan bawahan terkuat Boss sebelum ke tempat Boss dungeon.

Alex berjalan menuju pintu dan membukanya.

*Krieettttt!!*

Suaranya sangat tidak menyenangkan hingga bisa membuat tetangga marah, tapi untungnya ini di dungeon, dan tidak ada yang tinggal disini kecuali para monster.

Ketika dia sudah membuka sepenuhnya, Alex tidak bisa berjalan masuk. Kenapa? Itu karena didepannya hanyalah lautan besar yang tidak ada ujungnya. Untungnya Alex mempunyai sepatu terbang. Jadi dia bisa dengan leluasa berjalan di udara sambil mengamati tempat ini.

Alex menapakkan kakinya di udara kosong dan berjalan keatas seperti menaiki tangga transparan.

Dia berjalan diatas langit sambil memandangi lautan yang luas, tapi tidak ada apapun yang terjadi. Itu sangat tenang, bahkan tidak ada makhluk hidup sekecil apapun di laut. Setelah beberapa menit mengamati, tiba tiba sebuah Cacing Besar Alasaka!? Muncul dari dalam laut dan melompat dengan membuka mulutnya lebar-lebar kearah Alex.

"ROARRRR!!!!"

Alex terkejut dengan event mendadak ini. Dia langsung melompat mundur dengan cepat dan menghindari mulut Cacing Besar Alaska ini.

Setelah menghindari serangannya. Alex melihat Cacing Besar Alaska itu terjatuh ke laut lagi, tapi dia tidak mengalihkan pandangannya ke Alex.

Alex berkeringat deras ketika melihat monster ini. Dia tidak takut atau apapun. Hanya saja dia sangat terkejut ketika melihat monster yang seperti Cacing Besar Alaska muncul disini.

Jika kalian tidak tahu Cacing Besar Alaska, itu muncul di salah satu episode kartun Spongebob Squarepants.

Alex bisa melihat ukuran Cacing ini 100meter dan panjangnya dia tidak tahu, karena itu sangat panjang didalam lautan. Alex kemudian menyeringai ketika melihat Cacing itu tidak masuk kedalam air, karena dia ingin mencoba Inventory Gate-nya. Jika Cacing itu masuk kedalam laut, Alex terlalu lelah untuk memancingnya keluar dan hanya bisa mengeluarkan listriknya ke laut untuk menyetrum seluruh lautan untuk membunuhnya.

Alex kemudian menjentikkan jarinya dengan lembut dan ratusan riak emas muncul dengan tombak dan pedang berwarna hitam keunguan sebagai senjatanya. Dia kemudian memerintahkan salah satu tombaknya untuk meluncur dengan cepat ke Cacing itu.

*WOSHHH!!! JLEB!!*

Kecepatannya sangat menakutkan, bahkan sebelum Cacing itu menyadarinya, salah satu matanya sudah berlubang setelah tertusuk oleh tombak.

"ROARRRRR!!!"

"Ahahahaha!!!" Alex tertawa keras ketika melihat musuhnya kesakitan. Dia sekarang mengerti perasaan Gilgamesh ketika menyerang musuhnya menggunakan Gate of Babylone. Itu sangat menyenangkan untuk melihat musuhmu tidak bisa berkutik ketika kau bisa menyerangnya dengan mudah.

Dia kemudian mulai melepaskan semua senjatanya ke Cacing itu dengan cepat.

*WOSH! WOSH! WOSH! WOSH!!*

Puluhan hingga ratusan pedang dan tombak melesat kearah Cacing itu dan melubanginya hingga tanpa kehidupan.

Sungguh Alex yang mengerikan....

Bab berikutnya