webnovel

Bab 25

"Senpai..."

"Apa?" Kata Sona tanpa menoleh kebelakang dan terus berjalan.

"Tolong jangan seret aku senpai, aku lelah tau..." Alex putus asa.

"Justru aku yang lelah," Kata Sona. Dia benar benar lelah karena tubuh Alex lumayan berat menurutnya.

"Kalau begitu lepaskan dong," Kata Alex. Dia tidak ingin sesorang melihatnya diseret oleh Osis seperti ini.

"Tidak, aku takut kau kabur," Kata Sona. Dia kemudian menoleh kebelakang dan mengamati tubuhnya. "Ngomong-ngomong, kau sangat berat, apa yang biasanya kau makan?" Kata Sona sambil menyesuaikan kacamatanya.

Bibir Alex berkedut ketika dianggap berat olehnya, "Itu kasar tahu!" Dia kemudian mengangkat bajunya dan menunjukan otot perutnya, "Lihat, tidak ada lemak sedikitpun."

"Begitukah," Kata Sona dengan sederhana sambil menyesuaikan kacamatanya. Dia kemudian memalingkan mukanya untuk menyembunyikan wajahnya yang benar benar memerah karena melihat tubuhnya.

Alex yang melihat ini merasa bahwa Sona benar benar imut.

***

Mereka saat ini sudah sampai di depan pintu ruangan Osis.

Sona kemudian membukanya dan masuk kedalam.

"Selamat datang kembali, Sona Kaichou,"  Yang menyambut Sona adalah Tsubaki. Tsubaki adalah seorang Wakil Ketua Osis sekaligus Ratu dari Peerage Sona.

Tsubaki memiliki penampilan wanita muda berkacamata dengan rambut hitam panjang lurus yang memanjang hingga ke lututnya, dengan poni terbelah dan mata ungu.

"Ah, selamat datang kembali, Kaichou!" Kata Saji. Jika kalian lupa dengan dia, dia adalah salah satu dari teman masa kecil Alex dulu.

Saji kemudian memperhatikan Kaichounya menyeret seseorang dan kaget ketika melihatnya, "Alex! Apa yang kau laukan disini!?" Saji langsung bisa mengenalinya karena wajah tampan Alex yang membuatnya iri dari dulu.

Alex menoleh dan menyapanya juga, "Oh Saji, lama tidak bertemu."

"Yah, lama tidak bertemu juga," Kata Saji, kemudian dia menyadari sesuatu, "Bukan itu! Kenapa kau diseret oleh Kaichou!"

Sona mengangkat alisnya dan berkata, "Apakah kalian saling kenal?"

Saji mengangguk, "Ya, kami dulu teman masa kecil saat sekolah dulu, sebelum aku pindah keluar kota."

"Kaichou, kenapa kau menyeret Alex seperti itu?" Tsubaki bertanya. Dia sudah tahu Alex karena kepopuleranya sebagai Lazy Prince.

"Ah, dia tadi mencuri celana dalam seorang gadis," Kata Sona tanpa goyah sedikitpun.

Tsubaki berkedip beberapa kali, kemudian menatap Alex dengan emosi kompleks, dia tidak menyangka, Lazy Prince yang dikagumi semua gadis di sekolah ini akan menjadi cabul.

Saji menepuk pundak Alex. "Tenang saja, walaupun kau menjadi cabul, aku akan tetap menjadi teman masa kecilmu," Kata Saji sambil mengacungkan jempolnya.

Alis Alex berkedut beberapa kali. "Jangan menatapku dengan tatapan menyedihkan!!" Kata Alex sambil berdarah darah.

Sona kemudian menaruh Alex di sofa dan dia juga duduk di sebrang sofanya. Kemudian Tsubaki dan Saji ikut berdiri dibelakangnya.

"Jadi Alex, kenapa kau mencuri celana dalam seorang gadis?" Sona mengintrogasinya.

Alex menghela nafas lelah ketika mendapat pertanyaan ini. Dia tidak ingat apapun tentang kejadian tadi dan tiba tiba dituduh mencuri celana dalam oleh Koneko. Dia merasa dia harus menghukumnya dengan lebih keras malam ini. "Aku tidak ingat apapun senpai," Kata Alex dengan wajah lelah.

Sona menatap tajam Alex dan berkata dengan satu nafas, "Jika kau tidak mau mengakuinya berarti kau benar benar mencurinya."

"Kesimpulan dari mana itu!" Alex tidak bisa menahan tsukkominya ketika dituduh tanpa bukti.

*DING!* [Anda memicu quest tersembunyi!!]

[Quest : Kalahkan Sona Sitri dalam pertandingan catur!]

[Hadiah : 3 Tiket Lotre]

[Hukuman Kegagalan : Anda akan dituduh menjadi pencuri celana dalam, dan anda akan dipanggil cabul oleh semua gadis di sekolah]

Alex hampir batuk darah ketika melihat hukumannya. Menjadi cabul? Tidak mungkin dia membiarkanya! Bagaimanapun juga dia harus menang dalam pertandingan catur ini!!

Sona yang melhat perubahan emosi Alex yang tiba tiba entah kenapa merasa lucu. Dia ingin tertawa tapi tidak bisa, karena dia harus menjaga imagenya.

Alex tidak tahu apa yang dipikirkan Sona dan menarik nafas dalam dalam, "Bagaimana kalau kita bertanding catur?" Kata Alex yang membuat ketiganya terkejut.

Sona menyesuaikan kacamatanya dan bertanya, "Apa maksudmu?"

"Bagaimana kalau kita memutuskan aku salah atau tidak nya dengan pertandingan catur," Alex berkata.

"Kau seriusan Alex!? Sebagai teman masa kecilmu, aku memperingatkanmu, kalau Sona Kaichou itu sangat pintar jika bermain catur," Kata Saji menghawatirkannya.

"Tenang saja Saji, kau tahukan saat dulu aku itu sangat pintar. Selain itu, aku tidak akan kalah dalam pertandingan ini, karena ini akan menyangkut masa depan ku," Kata Alex dengan penuh keyakinan.

Saji menghela nafas dan tidak menghentikannya lagi karena dia tahu dia tidak bisa menghentikannya. "Kalau begitu berjuanglah," Kata Saji berusaha menyemangatinya, walaupun dia sudah tahu bahwa Kaichou nya akan menang.

Sona menatap Alex, "Apakah kau yakin?"

Alex mengangguk dan tidak mengatakan apa apa lagi, kemudian dia mengeluarkan sebuah papan catur entah darimana dan mulai menyusunnya.

Sona menghela nafas dan ikut menyusun caturnya.

Alex tiba tiba mengingat sesuatu yang penting dan bertanya, "Jika aku menang apakah aku akan bertunangan denganmu, Sona-senpai?"

Ketiganya kaget ketika mendengar pertanyaannya, mereka kemudian menjadi waspada kepada Alex. Mereka dulu sudah mencurigainya sebagai Pengusir Setan tapi mereka tidak menemukan apa apa dan memutuskan untuk menggapnya manusia biasa tapi sekarang berbeda, karena Alex tahu tentang pertunangan Sona yang hanya diketahui oleh makhluk supranatural, jika Alex mengetahuinya itu artinya dia bukan manusia biasa atau mungkin musuh mereka.

"Siapa kau?" Kata Sona.

"Tenang saja," Kata Alex yang bahkan tidak menghentikan menyusun caturnya, "Aku memang bukan manusia biasa kok, tapi aku tidak berpihak pada faksi manapun dan tidak berniat untuk memusuhinya."

Sona menatapnya dengan tajam, "Lalu kenapa kau memakai salib sebagai kalung?"

"Oh, ini?" Kata Alex sambil menunjukan kalung salib hitam berkilau yang dia sembunyikan dibalik bajunya, "Ini hanya janji untuk kekasih masa kecilku dulu."

Sona menyesuaikan kacamatanya dan berkata, "Atas dasar apa aku percaya pada kata katamu."

Alex menghela nafas, dia kemudian menoleh ke Saji, "Kau dulu melihatku berjanji dengan 'dia' bukan?"

"Hah? Biar kuingat ingat dulu....." Kata Saji sambil menyentuh dagunya mengingat kenangan masa lalunya, "Aku tidak pernah melihatmu berjanji dengan gadis dulu, tapi aku ingat ketika aku tidak sengaja melihatmu mencium laki laki dan kau memberinya sepasang kalung itu."

Tsubaki dan Sona menatap Alex dengan tatapan kompleks sekarang. Mereka bertanya tanya apakah dia penyuka sesama jenis.

Alex tidak tahu apa yang dipikirkan kedua gadis itu dan menatap Saji dengan tatapan aneh, "Dia Cewek tau."

"Eh!?" Saji terkejut seolah olah mendengar sesuatu yang luar biasa. "Tapi kenapa payudaranya kecil?" Dia tidak bisa membantu tapi bertanya.

"Kau sangat kasar," Kata Alex, kemudian menambahkan "Aku tidak tahu kenapa payudaranya kecil, tapi yang penting dia itu cewek."

Saji tidak tahu harus bereaksi seperti apa sekarang ketika mendengar teman laki lakinya dulu ternyata cewek tomboy. Dia kemudian menoleh ke Sona dan berkata, "Walaupun aku masih sedikit tidak percaya bahwa dia berjanji dengan seorang gadis, tapi aku bisa menjamin bahwa Alex tidak bermusuhan dengan kita."

Sona mengangguk dengan penjelasan Saji, dia kemudian menoleh ke Alex dan berkata, "Baiklah, aku akan sedikit mempercayaimu."

Alex menghela nafas lega, "Kalau begitu aku akan mengulangi pertanyaan ku tadi. Jika aku menang, apakah aku akan bertunangan denganmu, Sona-senpai."

"Benar, jika kau menang kau akan bertunangan denganku," Kata Sona. Dia berkata seperti itu karena dia punya keyakinan untuk menang melawan Alex.

Alex menghela nafas, "Tapi, aku tidak ingin menikahimu."

(Berapa kali kau menghela nafas di bab ini, Alex).

"Kau berbicara seolah olah kau sudah menang," Kata Sona. Dia kemudian bertanya, "Tapi, kenapa kau tidak ingin menikah denganku?" Dia bertanya tanya apakah dia tidak menarik dimatanya.

"Yah, bukannya aku tidak ingin bertunangan denganmu, hanya saja aku tidak ingin seorang gadis terpaksa menikahiku tanpa rasa suka," Kata Alex sambil menggaruk pipinya.

Sona entah kenapa merasa malu sekarang, "J-Jika kau menang dan bertunangan denganku, aku akan menerimanya, tapi kau harus membuatku j-jatuh cinta padamu dulu."

Alex tersenyum dan berkata, "Kalau, begitu aku akan berusaha."

Setelah itu keduanya mulai bertanding catur.

Saji disisi lain ingin menangis tapi tidak bisa mengeluarkan air matanya, ketika melihat Alex menggoda Kaichou yang dicintainya.

Bab berikutnya