webnovel

Bab 16: Ophis

Kiba dan Alex saat ini ada dibelakang sekolah saling berhadapan bersiap untuk Sparing. Disamping mereka ada Rias dan Koneko yang menonton.

Kiba membuat pedang panjang yang dia buat dari Sacred Gearnya dan mulai menggunakan Kuda kudanya.

Alex mulai mengeluarkan sebuah pedang pendek berwarana perak dengan rantai berumbai yang merupakan bentuk tersegel teigu Incursio.

Kiba bingung ketika Alex mengeluarkan sebuah pedang pendek untuk melawan pedang panjangnya, tapi dia tidak mengatakan apa apa karena dia tidak bisa meremehkan Alex.

Alex memulai kuda kudanya dan mulai menyesuaikan kekuatanya agar sama seperti Kiba karena dia ingin menikmati pertarungan ini sebentar. Dia kemudian berkata ke Kiba, "Apakah kau siap, Kiba?"

Kiba mengangguk, "Iya!"

"1... 2... 3... MULAI!"

Setelah mengatakan itu mereka berdua melesat kedepan dan mulai beradu pedang.

Kiba menerjang kedepan dan mengangkat pedangnya kemudian mengarahkanya ke Alex tapi pedangnya dihentikan oleh Alex yang hanya memegang pedangnya dengan satu tangan.

*CLANK!*

Alex mendorong mundur pedang Kiba yang membuat Kiba terdorong mundur beberapa langkah.

Alex tidak memberi kesempatan untuk Kiba, dia langsung menerjang kedepan dan mengarahkan pedangnya dari samping ke Kiba.

Kiba menangkis pedang Alex dengan cepat tapi dia sedikit goyah karena belum siap. Dia kemudian mempersiapkan dirinya dengan cepat dan menerjang kedepan sambil mengarahkan pedangnya lurus kedepan tapi dia tidak menyangka Alex menempisnya dengan mudah.

*CLANK!*

*CLANK!*

*CLANK!*

Suara pedang berbenturan terus bergema di sekitar.

Rias yang menonton di samping tidak bisa tidak kagum ketika melihat keterampilan pedang Alex yang melebihi Kiba.

Koneko yang ada di sampingnya menonton pertarungan dengan ekspresi tanpa ekspresi. Dia tahu kalau Alex masih menahan diri. Dia kemudian mengambil cemilan coklat entah dari mana dan mulai memakannya.

Mereka terus beradu pedang. Kiba terus menyerang Alex tapi dia tidak pernah menggoresnya sedikitpun. Dia mulai berkeringat ketika melihat keterampilan Alex. Dia merasa bahwa dia melawan sebuah gunung besar yang sangat kokoh tapi dia tetap berjuang melawan Alex, karena dia perlu berlatih untuk menjadi kuat, demi membalaskan dendam teman temannya dulu.

Alex bisa melihat tekadnya untuk membalaskan teman temanya dan menghela nafas, dia tahu membalaskan dendam ke teman temannya itu merupakan niat baik, tapi dia merasa Kiba terlalu tenggelam dalam membalas dendam sampai melupakan bahwa dia juga memiliki teman disini. Alex terus berduel dan tidak mengatakan apa apa karena dia ingin Kiba mengatasinya masalahnya sendiri.

*CLANK!*

*CLANK!*

*CLANK!*

Mereka terus melanjutkan beruduel pedang sampai Issei, Akeno, dan Asia datang.

***

Issei yang melihat Anikinya berduel dengan Kiba mulai merasa bahwa dia terlalu lemah bagi mereka. Dia menoleh kearah Asia dan dia merasa bahwa dia perlu untuk menjadi lebih kuat untuk melindunginya dan tidak perlu lagi untuk bergantung pada Anikinya lagi.

Asia yang melihat orang orang di sekitarnya dan merasa tersingkir karena mereka semua kuat dan dia sendiri yang lemah, dia merasa dia akan menjadi beban bagi mereka semua. Berbagai kekhawatiran muncul di benaknya sampai dia merasakan sesorang memegang tangannya. "Ise-san?"

Issei menatap mata Asia, "Ayo kita menjadi kuat bersama, Asia!" Kata Issei dengan penuh tekad.

"Issei-san ...." Asia tergerak, "Ya!" Kata dia sambil tersenyum manis.

Akeno yang melihat mereka berdua, merasa senang karena juniornya memiliki tekad baru. Dia menoleh ke arah Alex dan menatapnya dengan tatapan menarik, "Ara ... Ara ..."

***

Kiba duduk terengah-engah setelah berudel pedang dengan Alex. Dia menoleh dan melihat Alex masih baik baik saja, bahkan tidak mengeluarkan keringat sedikitpun. Dia tersenyum tak berdaya, "Kamu sangat kuat, Alex-kun."

Alex menghilangkan pedangnya dan berjalan kearah Kiba, "Makasih pujiannya." Dia kemudian mengambil botol berisi air dingin dan handuk entah dari mana dan melemparkanya ke Kiba, "Ini!"

Kiba menangkapnya, "Terima kasih."

"Tidak masalah." Jawab Alex dan duduk di samping Kiba.

Rias, Koneko, Issei, Asia, dan Akeno yang menonton pertarungan tadi mendatangi keduanya.

"Kerja yang bagus, kalian berdua." Kata Rias.

"Benar Aniki! Kau sangat hebat!" Issei memujinya.

"A-ano apakah kalian berdua ada yang terluka?" Asia khawatir.

'Anak yang baik...' Pikir Alex ketika melihat Asia

"Tidak, kita tidak ada yang terluka sedikitpun." Kiba menjawab Asia.

Alex mengangguk, "Ya, kami baik baik saja."

Asia menghela nafas lega, "Syukurlah..."

Koneko mendatangi Alex dan tiba tiba duduk di pangkuannya yang mengejutkan semua orang kecuali Issei dan Kiba karena sudah tahu hubungan keduanya.

"Apakah kalian berdua memiliki hubungan khusus?" Asia bertanya, dia cukup penasaran ketika melihat mereka.

Rias dan Akeno juga menatapnya.

Alex mengangguk dan tidak menyembunyikanya, "Ya, kami berdua sepasang kekasih." Kata Alex sambil memeluk Koneko.

Asia dan Rias mengedipkan matanya beberapa kali, dan Akeno mulai menggumamkan 'Ara-Ara' beberapa kali.

"Tapi bukankah kalian saudara?" Rias bertanya.

"Bukankah aku sudah memberi tahu kalian bahwa Koneko bukan saudara kandungku?" Kata Alex.

"Yah, benar sih, tapi tetap saja aku merasa aneh ketika melihat sepasang saudara menjadi kekasih." Rias merasa aneh karena di dunia bawah Iblis sangat melarang hubungan incest karena itu akan memperburuk garis keturunan.

"Yah, mari kita bicarakan itu lain kali. Ngomong ngomong, saat bulan purnama kalian akan pergi untuk mencari familiar kan?" Alex bertanya.

Rias mengangguk, "Iya, tapi kita akan bersaing dengan Sona peerage untuk mendapatkan kesempatan untuk pergi."

"Jika kalian menang apakah aku boleh ikut bersama kalian?" Alex bertanya.

"Boleh sih, tapi kenapa?" Rias tidak keberatan Alex ikut, lagipula Alex sudah membantu Kiba berlatih. Tapi dia ingin tahu alasannya.

"Yah, aku ingin mencari familiar yang mungkin cocok untukku.. Koneko juga mungkin ingin mencari familiar juga." Kata Alex.

Koneko mengangguk, dia juga ingin ikut.

Rias mengangguk dan kemudian dia memberi tahu Alex jadwal kapan mereka pergi.

"Makasih." Alex berterimakasih.

"Tidak masalah," Rias menjawab.

Alex kemudian menoleh ke Issei dan berkata, "Issei, Besok bisakah kau datang kerumahku?"

"Eh, kenapa Aniki?" Issei bingung.

"Aku ingin melatihmu memakai Boosted Gearmu itu, sekalian berbicara dengan naga yang ada di sana." Alex berkata, dia sudah ada rencana melatih Issei sejak dulu.

"Eh? Kamu tahu cara melatih sacred gear ini Aniki?" Issei sedikit terkejut.

"Kau pikir aku ini siapa?" Kata Alex dengan pose dingin.

Koneko merasa lucu ketika melihat Alex.

"Ya-yah.." Issei tidak tau harus bereaksi seperti apa ketika melihat Alex.

Rias merasa Alex sangat misterius karena bisa tahu tentang Boosted gear tapi dia tetap merasa terbantu karena melatih Issei, "Terima kasih."

Alex berdiri, "Tidak masalah. Anggap saja ini sebagai balasanku karena sudah mengijinkanku untuk ikut mencari familiar." Dia kemudian melihat langit dan berkata, "Ngomong ngomong ini sudah sore, aku akan pulang dulu."

Mereka semua mengangguk, lagipula nanti mereka ada pekerjaan membasmi setan liar saat malam.

***

Saat ini Alex dalam perjalan pulang bersama Koneko. Mereka berdua berjalan kaki karena ingin menikmati angin malam.

"Ngomong ngomong Nii-san, senjata apa yang kamu pakai tadi? Aku mencium bau naga di dalamnya." Tiba tiba Koneko bertanya, dia memiliki hidung yang tajam.

"Oh. Itu, namanya Teigu Incrusio, itu mirip dengan Sacred Gearnya Issei tapi versi yang lebih lemah." Kata Alex mengeluarkan pedangnya dan memperlihatkanya ke Koneko. Jalanan cukup sepi sekarang, jadi Alex tidak khawatir orang akan melihat dia membawa pedang.

Mereka terus berbicara satu sama lain sampai mereka melihat seorang gadis kecil duduk di taman sendirian.

Koneko menjadi waspada ketika melihat gadis kecil ini, dia merasa gadis di depannya memiliki kekuatan yang besar.

Alex juga sedikit terkejut ketika melihatnya tapi dengan cepat menenangkan diri karena dia tahu siapa dia. Alex kemudian mengeluarkan coklat dan berjalan kearah gadis itu yang membuat Koneko bingung.

Gadis kecil itu menoleh dan melihat pemuda yang berjalan menuju kearahnya, ketika dia melihatnya dia merasa bahwa pemuda didepanya sangat kuat. Dia kemudian melihat pemuda itu sudah ada didepanya dan menyerahkan sebuah coklat.

"Kamu mau?" Kata Alex sambil menyerahkan coklat yang ada di tangannya.

Gadis itu tampak bingung tapi dia memakan coklatnya.

Alex tahu gadis di depanya siapa, dia adalah Ophis, naga terkuat di seri DxD. Ophis memiliki rambut hitam panjang sampai paha dan mata hitam kosong. Sejak dulu Ophis tinggal di Dimensi Gap sampai Great Red datang dan merebut tempat tinggalnya, Ophis ingin mengusirnya tapi dia tidak bisa karena Great Red lebih kuat darinya. Sejak saat itu Ophis mulai membentuk organisasi teroris bernama Khaos Bridge untuk mengusir Great Red dari Dimensi Gap.

Alex kemudian mengeluarkan coklat lagi dan menawarkanya, "Mau lagi?"

Ophis tidak menunjukan emosi apapun di wajahnya tapi dia mengangguk sambil mengulurkan tangannya.

"Ini." Alex merasa bahwa dia menjadi paman yang buruk ketika memberi makan Ophis.

Ophis memakan coklatnya lagi sampai habis kemudian mendongak dan berkata, "Kamu kuat."

Alex mengangkat alisnya ketika dipuji oleh naga terkuat, dia kemudian tersenyum dan menepuk kepalanya, "Betulkah? Kalau begitu terima kasih atas pujiannya."

Ophis tidak mengatakan apa apa lagi dan mengulurkan tanganya lagi.

Alex tersenyum tak berdaya dan memberinya coklat lagi, dia bertanya tanya apakah gigi Ophis baik baik saja setelah makan banyak gula.

Koneko yang melihat interaksi keduanya tidak tau harus berkata apa. Dia kemudian berjalan menuju keduanya dan bertanya ke Alex, "Siapa dia Nii-san?"

"Dia Ophis." Kata Alex.

"Ophis?" Koneko memiliki tanda tanya di kepalanya, dia belum pernah mendengar nama itu.

Alex mengangguk, "Yah, dia naga terkuat di dunia ini."

Koneko terkejut ketika mendengar ini, tapi dia menenangkan dirinya dan menoleh ke Ophis, dia merasa bahwa gelar Naga Terkuat tidak cocok untuknya karena memiliki penampilan imut. Dia kemudian mencoba menepuk kepalanya dengan lembut seperti Alex.

Ophis tidak tau kenapa tapi dia merasa nyaman ketika kepalanya dibelai oleh keduanya. Dia kemudian merasakan kepalanya sudah tidak dibelai lagi dan mendongak sambil menatap Alex.

"Yah, aku akan pulang dulu karena sudah malam." Kata Alex sambil memegang tangan Koneko untuk pergi tapi tiba tiba suara terdengar dari belakangnya.

"Jangan terburu buru, kenapa kita tidak tinggal sebentar?"

Alex tersenyum dalam hati ketika mendengar suara ini karena rencananya berhasil. Dia kemudian menatap pemuda berambut perak yang ada di belakangnya dan berkata dengan dingin, "Hooooo? Apa yang diinginkan Kaisar Naga Putih kepadaku?"

Bab berikutnya