webnovel

BAB 15 - AKSI YANG BERAKIBAT BURUK

Sementara itu, Profesor Johnson di Planetnya juga ternyata sedang menonton pertempuran di planet Ular Kabut.

"Hahaha.. bagus juga pertujukkan mereka, Badog kapan bawahanmu tampil."

"Saat ini momentum perang berada di pihak Azte karena lawan yang muncul masih lemah, dan ketika mereka menghadapi lawan yang lebih sulit dan mereka mulai kehabisan material dan energi baru bawahan saya beraksi."

"Hahaha bagus-bagus, aku suka dengan cara kerja kalian."

******

Sementara Rey yang masih di ruangan perawatan medis tidak mengetahui bagaimana situasi perang di luar, itu membuat dia semakin khawatir. Raisha juga tidak bisa dihubungi olehnya. Melihat tuannya yang sedang nampak gelisah, Jasmine mencoba untuk bertanya dan menghiburnya.

"Tuan, anda tidak perlu khawatir. Kak Raisha itu sangat kuat, ada dia disana mereka pasti akan baik-baik saja."

"Meskipun begitu aku tetap merasa tidak tenang, tentara yang sudah berpengalaman di pasukan cuman dia saja, yang lain semua pemula, bagaimana aku bisa tenang. Sekarang aku hanya diam di sini tidak melakukan apapun. Tubuhku masih lemas belum ada tenaga."

"Kenapa bisa sampai begitu sih tuan? Saya juga bingung harus bagaimana."

"Sebenarnya ini efek dari transformasi, kemarin malam aku pingsan karena kunci yang dipasang oleh orang tuaku di dalam tubuhku terbuka."

"Eh trasnformasi? Kunci? Apa maksudnya tuan? Bukannya tuan tidak ikut tes kemarin dan tidak ditransformasikan?."

"Haiissshhh. Sebenarnya aku sudah ditransformasikan oleh orang tuaku sejak bayi. Kamu tahu sendiri kan siapa mereka? Tapi orang tuaku menanam kunci pada tubuhku, dan kuncinya akan terbuka ketika aku berusia 20 tahunan. Dan kemarin malam kuncinya terbuka."

"Tapi kenapa anda bisa lemas tak bertenaga?"

"Tubuhku kehabisan energi karena menahan kekuatan yang sangat kuat yang tiba-tiba masuk ke dalam tubuhku, kalau tubuhku tidak terlalu kuat aku bisa-bisa meledak, soalnya trasformasi yang aku alami merupakan kekuatan asli dari gear metal bukan seperti gear metal yang sering digunakan oleh para tentara sekarang."

"Ahh jadi maksud tuan yang saat ini sering dipakai itu palsu?"

"Bukan, itu asli diciptakan oleh orang tuaku. Tapi yang aku punya bukan diciptakan oleh orang tuaku, gear yang aku punya ini dibawa langsung oleh orang tuaku dari planet tempat teknologi ini berasal."

"Maksud tuan teknologi ini bukan penemuan orang tua tuan?"

"Benar, orang tuaku hanya mempelajarinya dan membawanya ke ABIS untuk menambah kekuatan ABIS."

"Dari planet mana sebenarnya teknologi ini berasal tuan?"

"Teknologi ini berasal dari Ras Calakan di planet Zunda, tapi Ras tersebut hilang karena planet Zunda hancur terkena bencana, orang tuaku kembali ke ABIS karena bencana tersebut, dan gear yang aku punya ini senjata terkuat milik raja planet tersebut yang dipercayakan kepada orang tuaku untuk dijaga."

"Ohh.. jadi seperti itu. Jadi sekarang tuan termasuk pasukan khusus metal yang berada di tingkat apa? Apa tingkt 1 karena kekuatannya?"

"Sepertinya begitu, akan tetapi aku belum mencoba kekuatannya, karena masih sulit bergerak."

*****

Sementara itu, Ba'Ong dan sepupunya sudah memulai aksinya. Dia memutus koneksi sinyal kapal utama dengan para tentara dan menarik semua kapal pengangkut tentara ke kapal utama.

Di waktu yang sama, Marsela yang berada di ruangan formasi di kapal utama terkejut karena dia tiba-tiba kehilangan koneksi dengan rekan-rekannya. "Ada apa ini? Kenapa sinyalnya hilang?" reaksi Marshela panik. Marshela mencoba menghubungi Ba'Ong dan menanyakan penyebabnya, karena hanya Ba'Ong yang bertanggung jawab dalam operasi sistem dalam kapal. "Sersan kepala! Sersan kepala masuk! Kenapa tiba-tiba koneksi saya terputus!" Akan tetapi, Ba'Ong tidak menjawab panggilan Marshela. Saat itu, Marshela merasa ada sesuatu yang salah. Dia mencoba memeriksa keluar untuk memastikan sesuatu yang buruk tidak benar-benar terjadi. Dia khawatir ada yang menyerang Ba'Ong diam-diam dan memutuskan koneksi, dia pun memutuskan mencari Ba'Ong. Akan tetapi, setelah mencari kesana kemari betapa terkejutnya Marshela. Dia tidak melihat Ba'Ong di serang, tapi yang dia lihat Ba'Ong sedang minum di ruangan bar sambil menonton livestream rekannya yang perang dan malah menertawakan mereka sambil mengutuknya.

Marshela sangat marah ketika melihat itu. "Apa maksudnya ini sersan kepala? Apa kalian sengaja memutus koneksi sinyalnya?" tanya Marshela dengan penuh emosi. "Hahaha aku yang berkuasa di sini terserah apa mauku, aku lagi kerja menghemat material dan sumber daya Azte, lagian mereka semua akan mati, buang-buang sumber daya saja membantu mereka hahaha," Ba'Ong malah menjawab seperti itu, yang membuat Marshela semakin marah. Marshela bingung harus bagaimana saat itu, dihadapannya adalah atasannya disisi lain ada rekan-rekannya yang sedang berperang. Marshela mencoba meminta kembali kepada Ba'Ong, "tolong hubungkan kembali koneksinya sersan kepala, mereka sedang membutuhkan bantuanku." Tetapi jawaban seperti ini yang keluar dari mulut Ba'Ong, "aku atasanmu aku yang paling berkuasa di sini setelah ayahku, apa kamu berani memerintahku? Sekarang kamu mendingan enyah dari hadapanku saja!" Kemarahan Marshela semakin memuncak, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tidak rela jika rekan-rekannya harus mati karena penyalah gunaan kekuasaan dan tindakan Ba'Ong yang tidak masuk akal. Disaat-saat terakhinya dia berpikir jika rekannya mati dengan cara seperti itu, maka dia juga harus ikut bersama mereka. Dia memutuskan untuk terjun dari kapal dan turun langsung ke medan perang membantu rekannya.

*****

• Kembali ke medan perang

Raisha dan timnya masih mendominasi pertarungan. Tetapi, hal tersebut tidak berlangsung lama. Setelah penjaga boss yang mereka hadapi sebelumnya dikalahkan oleh mereka tiba-tiba ada kabut yang kembali menyelimuti mereka. Tanah tiba-tiba bergetar, ada bola api dan duri-duri es yang beterbangan menyerang mereka. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari rekannya yang kesakitan karena terkena serangan terdengar dimana-mana. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Pikir Raisha saat itu. Raisha mencoba menghubungi Marshela meminta dia untuk memeriksa dan memberikan penjelasan mengenai situasi medan perang. "Marshela masuk! Bagaimana situasi sekarang? Dimana lokasi musuh? Kami tiba-tiba terdesak! Musuh membuat kabut dan menembakkan bola api dan duri es yang bisa menembus armor besi kami!" Tidak ada respon dari Marshela. Raisha mencoba memanggil kembali, " Marshela masuk! Apa yang sebenarnya terjadi?" Masih tidak ada respon juga. Raisha menjadi sangat panik. Serangan dari musuh yang tidak diketahui darimana asalnya, suara teriakan rekan-rekannya yang terkena serangan dan kabut yang semakin tebal membuat dia semakin panik dan bingung sampai dia hanya bisa terdiam dan membatu. "Apakah aku akan mati di sini dengan cara seperti ini?" Pikirnya saat itu. "Aku gak mau aku gak rela harus mati seperti ini, aku belum menikah bahkan belum merasakan cinta, aku bahkan belum bisa merebut cinta Admiral Rey dari maidnya, iya aku tidak boleh menyerah aku harus tetap melawan."lanjutnya.

• Di waktu yang sama di stasiun TV Razet

"Profesor bagai mana ini? Kita tidak bisa melihat apa yang terjadi. Kabutnya sangat tebal, kita hanya bisa melihat cahaya seperti api dan teriakan-teriakan saja. Apa yang sebenarnya terjadi?" Kata Bung Gaprot.

"Aku juga tidak tahu pasti, yang aku yakini saat ini pasti sedang terjadi sesuatu yang buruk di sana. Bossnya belum muncul tetapi serangan dari pasukannya sudah sangat kuat dan mengerikan."

Di waktu yang sama juga Marshela yang berusaha menolong rekannya pergi terlebih dahulu ke ruang perawatan menemui Rey untuk meminta izin.

"Admiral Rey sesuatu yang buruk terjadi." Kata Marshela yang tiba-tiba masuk.

"Apa yang terjadi Marshela?"

"Sinyak koneksi tiba-tiba terputus, kapal pengangkut tiba-tiba ditarik kembali ke kapal utama."

"Hahh! Kenapa bisa?"

"Ini.. ini semua ulah sersan kepala Ba'Ong dan sepupunya."

"Apa! Sudah kuduga."

"Benar Admiral, saya ke sini ingin meminta izin, saya akan terjun ke sana untuk membantu."

"Tidak! Aku juga akan pergi ke sana sekarang!"

"Tapi anda kan Admiral, juga kondisi anda sekarang..?"

"Sudah jangan banyak bicara, bawa aku ke sana juga ini perintah! Tetapi sebelum itu aku ingi bertanya terlebih dahulu, kalian pasukan khusus metal dan angel melakukan apa kalau kehabisan energi?."

"Ahh itu.. itu kami menyerap cairan yang disebut Holy Blood."

"Apa sekarang kamu punya Holy Blood tersebut, cepat berikan padaku."

"Ta.. tapi kan anda manusia biasa anda juga tidak ikut tes kecocokan. Manusia biasa akan mati jika meminum atau menyerapnya."

"Sudah jangan banyak bicara terus, dan jangan banyak bertanya, berikan saja ini darurat."

"Ahh ba.. baiklah, tapi Holy Blood ada di ruangan penyimpanam saya harus membawa anda ke sana langsung."

"Baik cepat bawa aku, aku tidak bisa berdiri dengan baik."

"Baik Admiral."

"Jasmine kamu kembali ke asrama dulu, tunggu aku kembali di sana."

"Baik tuan."

Marshela kemudian membawa Rey ke ruangan penyimpanan Holy Blood, dan Jasmine pergi ke asrama seperti yang diminta Rey.

******

• Kembali ke medan perang

Raisha yang mendapatkan kembali semangatnya, menyerang kembali para pasukan Ular Kabut yang dilihatnya. Dia mengayunkan sabit besarnya memotong setiap musuh yang ditemuinya, menembakkan laser dan roket serta memukul musuh yang ditemuinya. Namun, karena pandangannya yang terbatas, dia tiba-tiba terkena serangan bola api, dan ternyata itu bukan bola api biasa itu seperti material besi bulat yang diselimuti api, dan serangan tersebut berhasil melukai Raisha hingga cukup parah dan menghancurkan armornya. Lalu, sesuatu yang panjang seperti ular tiba-tiba menyerang dan melilit tubuh Raisha, dengan sedikit tenaga yang tersisa Raisha mencoba menahan lilitannya tersebut agar tidak menghancurkan tubuhnya. Saat Raisha menahan lilitan tersebut sesuatu terjadi, tiba-tiba kabut mulai menipis, tanah juga sudah berhenti bergetar, dan serangan-serangan juga tiba-tiba berhenti.

Saat semuanya terjadi secara tiba-tiba kemudian terdengar sura tawa seorang wanita seiring menghilangnya kabut, seperti ini, "Hahaha! Maa... nu.. siaa...!" Munculnya suara tersebut membuat semua yang menyaksikan perang tersebut terdiam lalu menjadi heboh. Acara Tv Razet yang menyiarkan, profesor Johnson dan anteknya, masyarakat umum, pelajar yang sedang belajar tapi malah nonton bareng dan masih banyak orang lagi di seluruh dunia yang menyaksikan, semuanya terdiam lalu menjadi heboh. Ada yang terdiam karena terkejut, ada yang penasaran bahkan ada yang sampai ketakutan.

Setelah suara wanita itu muncul, semua kabut menghilang. Alangkah terkejutnya Raisha yang sedang dililit, dan orang-orang yang menonton livestream pertempuran melihat pemandangan yang saat ini terlihat jelas di medan perang. Mayat-mayat pasukan Azte dan pasukan ular berserakan, sisa-sisa prajurit yang terluka juga masih banyak. Dan yang lebih mengejutkannya lagi adalah ternyata tanah yang bergetar dan bola api beserta duri es tersebut ulah dua makhluk yang bentuknya seperti Brontosaurus, tetapi mereka memiliki delapan kepala seperti kepala ular naga masing-masingnya, mereka juga memiliki dua pasang sayap dan sisik yang kelihatan sangat kuat. Mereka berdiri dibelakang makhluk yang ternyata adalah boss atau ratunya yang tadi mengeluarkan suara tawa. Ratunya terlihat lebih kecil dari penjaganya namun tubuhnya sangat panjang dan yang melilit Raisha ternyata bagian dari tubuh ratunya. Ratunya memiliki wujud setengah Ular di bagian bawah dan Setengah berwujud tubuh manusia di bagian atasnya, tangannya kecil dan ramping dengan kuku-kuku tajam di ujung jarinya,matanya merah menyala, kepalanya yang terlihat seperti ular kobra dengan enam tanduk seperti mahkotanya, dan 3 pasang sayap dipunggungnya. Serta sisik berwara hitam mengkilap di tubuh bagian belakangnya dan sisik berwarna perak di bagian depannya. Setelah semuanya terdiam Ratu Ular tersebut berbicara kembali.

"Maa.. nu.. sia.. sstthhh, beraninya kalian datang dan berbuat keributan di planetku sssttthhh.. membunuh anak-anakku kalian samua harus mati!"

*****

Bab berikutnya