"... Sudah jangan menangis lagi, Ayami." Kata Fuyuki yang menenangkan gadis di pelukannya ini dengan lembut.
Ayami perlahan menjauh dari pelukan Fuyuki dan menghapus air matanya dengan tisu yang digenggamnya. Wajahnya menjadi bengkak bekas air mata yang mengalir di pipinya.
"Etto, karena kita sudah sama-sama tahu, lalu untuk hubungan ke depannya bagaimana lagi?" tanya Ayami yang menanyakan nasibnya.
"Ya, itulah yang aku pikirkan. Tapi, jika aku berpacaran denganmu sekarang suatu saat akan ketahuan orang juga, dan nantinya itu akan berakibat buruk pada kariermu, aku tidak ingin menghancurkan hidupmu." Sungguh kata-kata yang berat maknanya.
"Ya, aku pun sama Fuyuki."
"...."
Seketika suasana menjadi canggung.
"Nee, bagaimana kalau kalian berpacaran secara sembunyi-sembunyi saja, seperti yang Ayami lakukan bersama Edo." Celetuk Tsurara yang memberikan ide cemerlangnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com