Saat ini sudah terlihat bahwa makanan tertata dengan sangat rapi di atas meja makan Alex, pemuda laki-laki itu sekarang tengah duduk di kursi meja makan sembari membersihkan piring menggunakan tisu yang sudah disediakan oleh para asistennya sebelum dia makan.
Di atas makan yang ada di hadapannya itu, Alex memilih mengambil dua lembar roti tawar dan menaruhnya di piring makannya. Ia mengolesi roti tersebut dengan selai rasa coklat lalu memakannya bersama susu putih.
Selesai sarapan Alex berjalan menuju ruang tamu untuk bertemu Damian yang sudah menunggunya.
"Selamat pagi tuan," sapa asisten Damian kepada tuan Alex.
"Hm... Selamat pagi," jawab Alex.
"Apa jadwalku hari ini asisten Damian?" tanya Alex pada asisten Damian.
"Hari ini ada meeting dengan PT Jaya tuan," jawab asisten Damian pada Alex.
"Setelah dengan PT Jaya setelah makan siang anda ada pertemuan di luar kantor dengan perusahaan grand group, setelah itu jadwal anda longgar tuan," lanjut asisten Damian menjelaskan jadwal Alex.
"Oke mari kita berangkat nanti terlambat." ucap Alex kepada asisten Damian sambil berjalan kearah mobil.
Asisten membukakan pintu mobil belakang untuk tuanya itu. Setelah masuk asisten Damian melangkah ke arah kemudi untuk menjalankan mobilnya tersebut.
Diperjalanan menuju kantor Alex bertanya kepada asistennya itu.
"Damian gimana keadaan mobilku sekarang dan kapan bisa dipakai kembali?" tanya Alex kepada asistennya tersebut.
"Mobil tuan besok baru bisa di pakai kembali kerusakannya tidak parah hanya tergores sedikit hanya perlu perbaikan sedikit pada goresannya tuan" jawab asisten Damian kepada Alex sambil fokus menyetir mobil.
"Hemm... baiklah besok harus sudah berada di garasi rumah dan tentunya bisa di pakai lagi," ucap Alex dengan nada kesalnya itu.
"Baik, Tuan."
Lalu, asisten Damian mulai menjalankan mobil kantor tersebut keluar dari pekarangan rumah Alex dan menuju kekantor.
40 menit setibanya mereka di kantor lebih lama karena padatnya jalan raya Jakarta di pagi hari bersamaan dengan berangkatnya para masyarakat pergi bekerja.
Sesampainya di kantor tepatnya perusahaan Grand Company mereka atau lebih tepatnya Alex sang CEO pemilik perusahaan tersebut di sapa oleh para karyawannya yang bekerja di perusahaan tersebut.
"Selamat pagi, Presdir .." Ucap hormat para karyawan sedikit membungkukkan badannya saat mengetahui sang pemilik perusahaan tengah berjalan di lobi kantor.
Alex pun berjalan santai melewati para karyawannya yang menyapanya itu. Ia tak pernah sekali pun menjawab sapaan dari para karyawannya tersebut. Alex dan asisten Damian langsung menuju berjalan menuju lift khusus CEO.
Setelah hilangnya mereka dari balik pintu lift para karyawan yang tadi menyapa Alex langsung membicarakan Alex.
"Ya ampun.. ganteng banget Presdir kita," ucap histeris salah satu karyawan yang berdiri di tengah area lobby kantor bersama teman karyawan satunya.
"Iya iya aku sampai mleyott sayy... aww," saut ucapan teman karyawan satunya tersebut dengan wajah senangnya.
Dan ada juga salah satu karyawan di sana merupakan penggemar asisten Damian yang tidak lupa membicarakannya yang hampir sama ketampanannya seperti Alex.
"Semakin hari tetap tampan saja asisten Damian aww..." ucap karyawan yang merupakan penggemar asisten Damian tersebut.
"Aku ingin punya suami seperti asisten Damian yang sangat dingin seperti gunung es tapi hangat hatinya." ucap karyawan lain sambil menghayalkan yang diucapkannya itu dengan mimik wajah senang.
*
*
**
Sesampainya Alex dan asisten Damian di depan pintu ruangan yang bertuliskan ruangan Presdir. Mereka di sapa oleh sekertaris Alex dengan membungkukkan badannya sedikit.
"Selamat pagi Presdir dan tuan Damian" ucap sekertaris dengan sopan.
Seperti biasa Alex dan asisten Damian tidak membalas sapaan karyawan. Alex tetap melangkahkan kakinya masuk keruangan kerjanya.
"Sekertaris Dita, berkas yang kemarin aku berikan ke padamu apakah sudah kau kerjakan?" Ucap Damian sambil bertanya kepada sekertaris Dita.
"Sudah selesai saya kerjakan berkasnya tuan ini," ucap sekertaris Dita sambil memberikan berkas ke Damian.
Lalu Damian memeriksa berkas yang dikerjakan oleh Dita untuk kepentingan meeting pagi ini.
"Hem... bagus, sekarang kamu boleh kembali ke meja kerjamu dan lanjutkan pekerjaan yang belum selesai," ucap Damian dengan ekspresi wajah dinginnya sambil melihat berkas yang ada di tangannya.
"Baik tuan saya permisi undur diri," Pamit sekertaris Dita kepada asisten Damian sambil membungkukkan badannya sedikit.
"Hm.." ucap asisten Damian dengan singkat sambil melangkahkan kakinya menuju kearah ruangan Alex.
Hingga beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu bertuliskan ruangan Presdir diketuk oleh seseorang, yaitu oleh Damian.
"Masuk!" jawab Alex kepada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerjanya. Dan masuklah asisten Damian.
"Tuan berkasnya sudah siap untuk keperluan meeting hari ini dan meetingnya di adakan di kantor anda tuan," jelas asisten Damian kepada Alex.
"Persiapkan ruangan meetingnya kita akan menuju ke sana 5 menit lagi sebelum orang perusahaan yang berkerjasama dengan kita akan datang," jawab Alex atas penjelasan yang diberikan oleh asisten Damian.
"Baik tuan saya permisi undur diri," ucap asisten Damian kepada Alex.
"Yah, pergilah!" Perintah Alex kepada asisten Damian.
Selepas kepergian asisten Damian Alex melanjutkan pekerjaannya sambil menunggu ruang meeting siap digunakan.
5 menit kemudian asisten Damian dan Alex melangkahkan kakinya menuju kearah ruang meeting untuk melaksanakan meeting dengan orang yang bekerja sama dengan perusahaannya.
Meeting pun di mulai selama proses meeting Alex dan asisten Damian menyimak semua yang di sampaikan oleh perusahaan yang ingin bekerjasama dengan perusahaannya yaitu Grand Company.
Akhirnya meeting pun berlangsung selama 1 jam lebih. Alex dan asisten Damian pun mengakhiri meeting tersebut dengan Alex yang lebih dulu berdiri dari duduknya dan disusul oleh asisten Damian. Mereka berdua setuju dan berjabat tangan atas kerjasama yang akan dilakukan.
Alex dan asisten Damian melangkahkan kakinya keluar dari ruang meeting dan menuju kearah ruang Presdir.
"Tuan jadwal anda hari ini longgar tinggal meeting siang nanti setelah makan siang," ucap asisten Damian kepada Alex untuk menjelaskan kegiatan selanjutnya.
"Hem yah, pergilah. Aku masih sibuk jangan kembali ke sini sebelum aku panggil, dan satu lagi.. tolong pesankan makan siang ku. Saat ini aku sedang ingin makanan Jepang," ucap Damian sambil senyum tipis.
"Baik, Tuam. Akan saya pesankan nanti, sekarang saya permisi pamit undur diri tuan, mari tuan." Pamit asisten Damian kepada Alex.
Saat di luar ruangan tuannya asisten Damian yang tadi melihat ekspresi wajah tuanya sampai terheran heran dan ia membatin dengan sikap tuannya itu.
"Ada apa tuan hari ini ekspresi wajahnya sangat membingungkan apalagi jadwal hari ini kan longgar apa yang di sibukkan oleh tuan"
Di dalam ruangan Presdir seorang tengah berdiri melihat pemandangan kota Jakarta sambil mengotak atik ponselnya dan menulis nomer telpon seseorang di telpon genggamnya untuk di hubungi.
Lalu, setelah berpikir sesaat Alex kemudian memutuskan untuk menekan tombol hijau dan menyambungkan nomor telpon tersebut. Pria tampan langsung menempelkan ponsel genggamnya di telinga kanannya.