Setelah masalah wine selesai, mereka pun makan malam bertiga. Kiki yang masih tampak kesal, sementara Nathan seolah tak peduli dengan kekesalan yang sedari tadi Kiki rasakan. Nathan fokus menyuapi Dinda, sampai membuat dada Kiki semakin panas. Dia benar-benar tidak akan pernah memaafkan hal ini, dan Nio pasti akan mempermalukannya. Namun tak lama setelah itu, tubuh Kiki mulai terasa panas. Dia terus menggesekkan dua pahanya dan duduk dengan gelisah. Sesekali desahan-desahan kecil lolos dari bibir mungilnya membuat Nathan dan Dinda tampak menoleh ke arahnya.
"Ki, elo nggak apa-apa?" tanya Dinda karena dia benar-benar merasa aneh dengan sikap Kiki.
"Enggak, ehm... gue nggak apa-apa, hm," jawab Kiki rancu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com