webnovel

Chapter 12

MUZAKA menghilang tepat setelah blood shield milik Raizel meledak.

Setelahnya mata Raizel tak henti hentinya mengeluarkan darah

"Tuan!" Frankenstein memanggilnya. Khawatir

"Apa anda baik baik saja?" Frankenstein berlari menghampiri tuan nya

"Aku tak bisa terus menyaksikan, aku tahu anda melarangnya. Tapi, tolong biar aku saja yang bertarung..." pinta Frankenstein

"Tidak perlu"

"Tapi, Tuan..."

"Aku tidak tahu kenapa, tapi dia sudah pergi. Aku bisa merasakan nya"

Disaat seperti itu Yoora bergegas pergi menjemput Regis, Rael dan Seira. Sementara Lazark melihat lokasi sekitar

'Khuk khuk'

Raizel mulai mengeluarkan darah lewat batuknya

"Tuan..." gumam Frankenstein

"Anak anak?" Raizel bertanya. Bahkan di kondisinya yang terluka ia masih sempat memikirkan orang lain

"Mereka aman" itu Yoora yang menjawab. Dia berjalan sambil menggendong Seira di punggungnya

Rael dan Regis juga ikut bergabung, tak lama Lazark datang.

Raizel melihat keadaan anak anak. Lalu ia mengangkat tangan nya dan seketika pakaian mereka kembali seperti semula. Berpakaian lengkap

"Tuan, Aku tak bisa menemukan jejak Muzaka" Frankenstein tiba tiba

Raizel dan Frankenstein tengah berbicara. Tapi, Yoora tak dapat menangkap suara nya dengan jelas

Luka yang dibuat Lunark cukup dekat dengan telinga nya. Sejujurnya telinga bahkan berdenging saking sakitnya.

Tak lama sebuah helikopter muncul, Frankenstein mengira itu Union dan hendak menyerang nya

"Yo! Bos! Tenanglah" Itu suara tao!

"Tao?" heran Frankenstein

"Kami datang untuk menjemputmu!" katanya

Helikopter turun, dari dalam keluarlah Takio dan Tao

"Kenapa kau ada disini?" tanya Frankenstein

"Eh? Ah aku pikir. Kau pasti butuh bantuan kecil" tukas Tao santai seolah tak terjadi apa apa

"Dilihat dari kondisinya, seperti kami datang disaat yang tepat" tambahnya

"Lalu sekolah?" lagi. Frankenstein bertanya

"M-21 dan Karius ada disana. Kami mempercayakan nya pada mereka " entah kenapa saat mendengar hal itu Lazark dan Frankenstein agak khawatir.

-----------------------------------------

Yoora dan yang lainnya pulang menggunakan helikopter sedangkan Lazark memutuskan untuk melihat lokasi pertarungan

Dia bilang akan menyusul nanti

Didalam helikopter Tao tak henti hentinya mengoceh, Yoora tak dapat mendengarnya dengan jelas. Telinga nya benar benar sakit.

Selanjutnya yang Yoora tahu hanya dirinya yang sudah bangun di kamar

"Ha? Dimana aku? Apa aku mati?" racau nya. Ia melihat sekeliling dan kosong. Tidak ada siapa siapa

Yoora memutuskan untuk keluar kamar dan pergi keruang tamu dan ia dapati

KEBISINGAN

      

Shinwu, Ikhan, Yuna, dan Sui beserta yang lain tengah mengobrol sambil mengemil.

Telinga Yoora benar benar pecah saat mereka menyadari kehadiran nya.

"YOORA!" teriak empat orang itu bersamaan.

Yoora hanya bisa menghampiri, sambil tersenyum canggung

"Apa kami mengganggumu?" Tanya Sui

'Tentu saja'

"Tentu saja pasti mengganggu. Shinwu suaramu terlalu kencang!" hardik Ikhan

"Begitukah? Haha" Shinwu hanya menggaruk tengkuknya. Merasa bersalah

"Tadi, kami bertanya pada Seira. Kau juga ikut liburan dengan pak kepsek saat pulang saking cape nya kau sampai terjatuh dan terluka" ungkap Yuna lalu tersenyum

"Begitulah.. Haha" Canggung. Bisa Yoora rasakan

"Baiklah ayo kita pulang!" ajak Sui tiba tiba kemudian bangkit

"Apa! Tapi kenapa?!!!" Shinwu dan Ikhan merengek tak mau pulang

"Hei! Mereka baru saja pulang, mereka pasti lelah lagipula kita sudah melihat wajah mereka bukan" sambil mengambil tas Shinwu dan Ikhan Sui bicara

"Yhaaa...." desah Shinwu

"Mau bagaimana lagi. Ayo kita pulang" akhirnya Ikhan hanya bisa pasrah dan mengikuti Sui ke pintu keluar

Saat di pintu Regis menghadang

"Seira dan aku akan mengantarkan kalian pulang" katanya lalu mulai membuka pintu

"Tak usah. Kami bisa sendiri" Sui menolak

"Iya, ini masih sore kami bisa pulang sendiri" Shinwu pun ikut menolak

"Kalian istirahat saja~" Ikhan juga menimpali

Mendengar berbagai penolakan, Regis memincingkan mata

"Jangan buat aku mengulangi ucapanku" Oke. Dia kesal.

Bisa Yoora lihat, Regis tak memberikan mereka pilihan lain.

"Pft! Aku harus melindungi Seira jadi aku ikut" Seira hanya diam saat mendengar ucapan Rael

'Kisah cinta bertepuk sebelah tangan ala Bangsawan haha...'

Yoora tersenyum kecut saat memikirkannya. Itu bukanlah sesuatu yang aneh, kaum noble memang terlalu meninggikan gengsi

Bahkan, Kalau Yoora pikir pikir pasangan di Manhwa aslinya hanya ada satu..... Agen KSA

Haha

Semua anak anak sudah berada di luar kecuali Yuna. Ia menghampiri Yoora lalu merogoh tasnya

"ada apa?" Yoora keheranan

"Tunggu sebentar! aku rasa, aku menyimpannya disini...." Yuna tak menjawabnya dan hanya bergumam sendiri

Tak lama matanya berbinar. Yuna menyodorkan sesuatu. Itu kacamata. Apa? Kacamata??

"Kau meninggalkan Nya di perpustakaan" Ungkap Yuna dengan memasang senyum hangat.

"Oh..." perlu beberapa detik sampai Yoora menyadarinya

'jadi...'

'Aku berjalan kemana mana, meloncat loncat, bermain api, bahkan dilempar kesana kemari...'

'tanpa kacamataku'

Yoora terdiam.

"Yoora? Kau kenapa?" tanya Yuna yang menyadari teman perempuan nya mematung

Si teman yang ditanya justru malah perg- maksudnya berlari.

 "YOORA!" teriak Yuna memanggilnya. Tapi, tak berani menyusulnya karena berlari dirumah orang lain itu tidak sopan

Dia anak baik. Oke! Pindah ke Yoora

Yoora berlari ke arah laboratorium dimana Frankenstein berada. Karena itu sarangnya.

Baru saja pintu otomatis nya terbuka, Yoora langsung berlari ke arah tujuan nya.

"Frankenstein!" Teriaknya

Frankenstein berkacamata. dia ada disana dengan secarik kertas ditangan

"Benar kata Regis. Kau benar benar tidak berkelas" cibir Frankenstein tiba tiba

"Apa?!"

"Cobalah untuk lebih sopan. Berlari lari di dalam rumah seperti Anjing dan berteriak layaknya gonggongan Anjing" lagi Frankenstein mencela perilaku nya

Belum puas, Frankenstein bahkan berdecak saat melihat kondisi Yoora. Lalu

"Penampilanmu seperti Anjing yang baru di sambar petir" Katanya tanpa perasaan

Mau bagaimana lagi. Yoora baru saja terbangun dari tidurnya

"Berhentilah" dengan wajah datar Yoora mengatakan nya

Tetapi, Frankenstein tak menggubris.

"Kau bilang. Lunark werewolf rendahan bukan?"

Awas!Frankenstein akan menyerang lagi. Ayo pasang perisai!

"Kau lupa ya dengan kelasmu, kau itu Anjing lusuh yang beruntung sudah kupungut di gedung penuh kotoran"

Akh! Perisai nya terlalu tipis! Pedangnya berhasil menghunus harga diri Yoora!

Yoora menggigit ujung bibir. Saking kesalnya, darah segar mengalir dari sana. Kemudian di tatapnya Frankenstein dengan ketajaman mata elang

"Wah orang sinting berhak bicara begitu?"

"Wah orang yang menumpang tidur dan makan dirumahku berhak bicara begitu?"

Urat urat kemarahan muncul diwajah keduanya

"Menumpang? Ha! Jadi kau tak menuruti kata kata tuanmu? Dasar pengkhianat"

"tak menuruti kau bilang? Ha! Memang sulit bicara dengan Anjing!"

"APA? ANJING LAGI?! BAIKLAH INI ANJING! INI ANJING LUSUHMU!"

Pada malam itu Yoora benar benar jadi Anjing. Ia menggigit setiap ujung tangan yang berani menyentuh nya. entah kenapa saat menggigit yoora ingat cakaran Lunark di pipi nya

Apa dia kena rabies?

Bab berikutnya