webnovel

34. Its for you

"Belum noona, aku belum melihat kau memasuki dapur, bahkan saat aku datang pun kau langsung turun dari kamarmu." ucap Jungkook semengertinya.

Memang benar apa yang dikatakan oleh Jungkook. Yerin bahkan tidak menyambangi dapur sama sekali pagi ini. Dari mulai Jungkook datang dan duduk dimeja untuk sarapan, Yerin belum turun sama sekali. Malahan saat Jungkook sudah selesai memakan dua lembar roti gandum dengan isian selai coklat yang sudah disiapkan oleh bibi Yoo, Yerin belum juga turun. Jungkook tadinya berniat menghampiri Yerin dikamarnya, tapi ia urung karena dia pikir Yerin akan terlambat 10 menit seperti biasa untuk sarapan. Namun praduga nya salah sepenuhnya, bahkan setelah Jungkook menyelesaikan meneguk susu proteinnya hingga tandas, seseorang yang dia tunggu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Pun saat Jungkook sungguhan hendak menaiki anak tangga, Jungkook langsung bisa melihat Yerin menarik daun pintunya dan langsung menapaki tangga teratas sambil menyapanya. Tersenyum beberapa detik sebelum akhirnya mengucapkan selamat pagi dan langsung menggandeng lengan Jungkook menuju ke mobil. Katanya ingin cepat sampai di kampus.

Bibi Yoo yang mengetahuinya pun sempat berteriak memanggil Yerin, namun gadis itu sengaja mengabaikannya. Membiarkan bibi Yoo mengejarnya untuk hanya memperingati anak majikannya itu untuk sarapan terlebih dahulu.

Masih teringat jelas dalam ingatan Jungkook saat bibi Yoo menyodorkan nampan berisi apa yang dia juga makan. Dua helai roti gandum yang ditumpuk dan segelas susu. Bedanya adalah hanya di selai. Jika tadi Jungkook menggunakan selai coklat, maka Yerin tidak pernah memakai selai diatas roti gandumnya. Hanya selembar keju tipis dan sedikit wijen. Entah apa tujuannya ada wijen didalam tumpukan roti gandumnya. Memang, orang kaya terkadang suka yang aneh-aneh.

"Tidak bi, aku sudah meminum susu tadi diatas."

Yerin akhir akhir ini jadi gemar berbohong. Pun sekarang di pagi buta saja dia sudah membohongi dua orang dengan kasus yang sama. Kasus tentang segelas susu yang bahkan ia sama sekali tidak menyentuh gelas atau menegak susu sebelum dia berakhir dimobil yang ternyata sudah berhenti diparkiran.

Jungkook bagaimana si? Katanya mau mampir ke toko tapi malah Yerin berakhir di sebuah parkiran kampus yang masih sangat lega saat dirinya sampai. Sungguhan Yerin tidak tahu menahu, tapi kelihatannya dia yang terlalu pagi sampai di kampus, karena setelah menilik arlojinya, jarum pendeknya masih menunjuk pada angka 7. Jungkook kali ini benar-benar membuatnya tidak kesusahan, datang pagi-pagi sekali hanya untuk menghindari keramaian seperti hari kemarin.

"Noona, untukmu." ucap Jungkook sebelum membuka kunci pintu mobilnya, lebih tepatnya sebelum mengijinkanku keluar dari mobil. Lengannya terulur dengan kelopak mata besarnya yang membulat, iris hitam yang seperti adik penurut itu membuat Yerin beringin segera memeluknya. Sekotak susu di genggamannya, disodorkan kepada Yerin dengan air muka mengharap segera diterima oleh gadis itu. Entah sekarang Jungkook sudah menjadikan mobilnya sebagai ruang penyimpanan makanan atau apapun itu istilahnya, hanya karena Yerin melarangnya menyimpan makanan di kulkas miliknya itu.

Melihat Jungkook menyodorkan sekotak susu berperisa pisang itu, Yerin pun langsung pelan-pelan mengambilnya dari genggaman Jungkook. Teringin hendak tertawa saat melihat Jungkook langsung menarik lengannya dan sibuk dengan dirinya sendiri. Menyugar rambutnya ke belakang dengan jemari-jemarinya. Sesekali merapikan bagian depannya agar terlihat lebih keren. Pun sekarang Yerin telah meneguk beberapa teguk hingga dia meletakkannya begitu saja di atas pahanya.

"Kau punya stok berapa banyak di mobil, Jung?" sontak Jungkook langsung menoleh saat Yerin menanyainya. Jungkook tersenyum begitu saja, manisnya gula pun sepertinya akan kalah telak dengan manisnya senyum Jungkook yang agaknya bisa membuat Yerin terkena diabetes di hatinya. Dua garis di sudut matanya juga turut menambah daftar hal favorit Yerin yang ada pada Jungkook.

Harus bagaimana lagi menyimpulkan bahwa semua yang ada pada Jungkook adalah semua-muanya yang menjadi kesukaan Yerin. Pun juga sekarang saat Jungkook menunjuk bagian mobil paling belakang. Dan Yerin mengikutinya hingga ia menemukan sesuatu yang membuatnya tercengang hingga rasanya ingin menggeleng-gelengkan kepala sangking tidak percayanya.

"Aku baru beli dua karton kemarin saat kau di rumah sakit, noona."

Baiklah. Sisi baru lagi. Jungkook adalah pecandu susu pisang. Ah maksudnya penikmat susu pisang yang overdosis. Bagaimana bisa dia membeli dua dos karton susu pisang dan diletakkan didalam suhu mobil seperti ini. Disaat-saat seperti ini, sepertinya kebaikan hati Yerin sungguhan sedang diuji.

"Nanti sore, letakkan lah semua makananmu itu didalam lemari makananku. Suhu mobil tidak terlalu baik untuk makanan dan minuman seperti ini, Jung." Baru kali ini Yerin mau berbagi. Berbagi tempat makanan yang itu sama saja seperti mempersilahkan orang lain untuk menjamah area pribadinya. Privasinya.

Jungkook pun jadi menoleh ke belakang, tepat ke arah Yerin yang belum sempat menghabiskan sekotak kecil susu yang Jungkook berikan. Pun sekarang Jungkook seperti mengunci tatapan Yerin agar tidak beralih dari matanya. Melakukan kontak mata yang kelewat panas hingga membuat Yerin akhirnya menyerah sendiri dan mengalihkan pandangan kelain arah. Jungkook sungguhan pandai meruntuhkan pertahanan siapapun. Termasuk Yerin, yang langsung menggapai gagang pintu mobil dan menekannya untuk membukanya, tapi sepertinya Yerin lupa bahwa Jungkook masih menguncinya.

Masih sempat-sempatnya Jungkook tersenyum dengan sikunya menumpu pada sisi samping kursi. Masih terus memandangi hingga rasanya yang ditatap menjadi salah tingkah sendiri. Jungkook tahu apa yang Yerin hendak lakukan, membuka pintu dan menghindari tatapannya. Atau lebih tepatnya menghindari dirinya. Bukan menghindari si, hanya saja sedang tidak ingin terlalu banyak berinteraksi. Sepertinya begitu.

[]

Bab berikutnya