Kembali menjadi pusat perhatian, menjadi semacam rutinitas yang akan kembali mewarnainya lagi. Masih dengan sekumpulan pria yang di punggawai oleh seorang senior, membimbing jalan Nathan dengan penuh penghormatan.
Kali ini tanpa penolakan, Nathan mencoba menempati posisi kedudukan sebenarnya. Meski tak bisa menutup pendengaran atau pun juga prasangka yang di lihatnya pada tanggapan sekitar. Mereka yang menertawai keberadaannya tiba-tiba muncul kembali, peran yang terkesan di sepelekan hanya karena kepastian yang sudah di dapatkan hak milik. Tanpa sedikit pun peran dan usaha yang terlihat, Nathan di hanya di anggap sebagai salah satu orang yang paling beruntung.
Mendahulukan sopan santun untuk sekedar memberi senyum, Nathan meloncat pada golongan tak penting yang hanya menunduk hormat padanya sebagai peran basa-basi. Lagaknya di buat setenang dan sedingin mungkin, sampai pada sebuah ruang besar yang mampu meruntuhkannya.
"Selamat pagi, pa."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com