"Dita, Mama gak ngerti," ujar ibunya.
"Ma, biarpun kita masih ibu dan anak, tapi kita udah pisah, Ma. Semenjak Mama memutuskan untuk pisah sama papa, itu artinya Mama juga udah pisah sama aku. Jadi, buat apa Mama baek-baekin aku pake cara kayak gini?!" bentak Pradita. "Aku gak suka!"
Ibunya mendesah kaget. "Dita, kamu kok ngomongnya gitu banget sih sama Mama? Mama jadi sedih. Kamu harus dengerin Mama dulu."
"Denger apa? Denger kalau Mama itu sekarang kaya raya dan berhak ngebayarin kamar hotel aku gitu? Atau apa? Denger semua kehebatan Mama? Mama kan habis dari Bali, bersenang-senang. Jadi, Mama terinspirasi pengen supaya aku juga punya kamar hotel yang bagus kayak Mama gitu? Gak usah, Ma. Gak butuh!"
"Pradita! Mama gak pernah upgrade kamar kamu!" seru ibunya yang terasa seperti yang sedang menampar Pradita.
"Hah?" Pradita tertegun sejenak.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com