"Ya udah, Kak," ucap Pradita. "Kita gak usah ngomong dulu sama mama atau papa. Kita antepin aja dulu sambil ngumpulin bukti."
Pralinka mengangguk setuju. "Oke deh. Cuman, gimana cari buktinya ya?"
"Kita bisa aja cari buktinya dari hapenya si mama," usul Pradita.
Pralinka langsung melebarkan matanya. "Bener! Ide bagus! Cuman, aku kok gak enak ya kalau ngoprek-ngoprek hapenya mama?"
"Ya udah, terserah," ujar Pradita. "Ini mau kita antepin, omongin langsung, atau mau cari bukti dulu? Kan gak enak juga kalau nuduh mama sembarangan. Nanti kalau salah orang, kan kasian mama. Dia bisa sakit hati."
Pralinka mendecak kesal. "Iya sih. Terus gimana cara ngambil hapenya?"
"Pas mama mandi."
Pradita dan Pralinka saling memandang sambil mengangguk perlahan, seolah mereka saling mengerti satu sama lain.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com