Selama di mobil, Bara terus mendesak Pradita untuk bercerita kronologis kejadian ia bisa jatuh. Pradita berusaha menghindari kata Danu dari penjelasannya pada Bara. Yang penting Bara sudah cukup tahu kalau ia hanya sekedar jatuh saja dan tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tiba di tempat tukang urut, Bara nyaris menyeret Pradita untuk masuk ke dalam rumah itu. Ada beberapa pasien yang datang ke tempat itu dengan keluhan yang berbeda-beda. Pradita berusaha menutup mata dan tidak mau melihat orang lain.
"Duh, Bar aku takut. Nanti kalau tangan aku dibatek gimana? Pasti sakit banget. Aku tuh gak suka dipijet-pijet gitu," rengek Pradita.
"Tenang aja. Kalau udah di tangan Ko Lim pasti semua beres. Waktu kaki kamu kekilir yang di tangga itu, harusnya aku langsung bawa kamu ke sini. Sayang aja baru kepikiran sekarang."
Pradita meringis. "Kalau aku dibawa ke tukang urut, terus sembuh, berarti aku pasti menang lomba renang dari kamu. Terus kita gak akan pernah jadian."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com