webnovel

Chapter 32: Farewell, We Will Miss You

Author membuka pintu besar tersebut lalu ia melihat sekitarnya dan masuk, "tutup pintunya, karena sehabis ini, dikit lagi perjalanan ini selasi, dan lo bisa balik ke tahun lo" Robert mengangguk, "aku akan merindukan mu, Author... sungguh" Author tersenyum lalu mengangguk, "tolong tinggalin tanda, kalo gue kangen gue bakalan inget kalo lo itu buyut iparan gue" Robert hanya tertawa kecil lalu mengangguk. "Baiklah..." Author menghembuskan napasnya gugup dan ia melihat SinB yang sudah memegang tabung tersebut, "Mbih... gue gak yakin kalo ini bakalan berhasil.." SinB menggelengkan kepalanya.

"Lo gak inget kata Yuna?" Author tertawa kecil lalu menghembuskan napasnya kasar, "kalo hati niatnya baik akan berhasil baik, dan kalau niatnya jahat akan menjadi jahat..." SinB tersenyum lalu mengangguk. "Itu semua tergantung niat lo" Author memejamkan matanya dan ia langsung menghembuskan napasnya kasar. "Gue udah siap" Author meletakkan tasnya dan ia mengeluarkan belati miliknya dan ia berdiri di tengah ruangan.

"Robert" Robert membuka buku manteranya lalu menatap Author yang sedang menggoreskan telapak tangannya dengan belati yang di pegang olehnya, "ayok kita mulai, gue mau balikin dan nyelametin dunia dari ulah Clemont. Gue janji, sehabis ini selesai... kita makan bareng sesudah acara coronation karena gue cuman punya kalian di dunia ini" SinB mengangguk, "gue ngerti" Robert langsung membacakan manteranya dan SinB langsung membuka tabung tersebut dan Author melihat gumpalan asap hitam yang membentuk sebuah tubuh dan bermata merah.

"Kau Author Anderson, keturunan langsung dari King Arthur, apa mau mu?" SinB dan Robert mendengar dobrakan pintu dari luar dan Author hanya tersenyum, "aku ingin mengembalikan belati yang di curi..." Author memberikan belati yang terdapat darahnya, orang tersebut langsung memegang kepala Author dan Author hanya menatap mata asap yang di depannya. "Kau akan ku uji terlebih dahulu" Author langsung merasakan sakit di kepalanya.

Rose dan seluruh sisa tim Author kini berada di dalam gua yang beberapa minggu yang lalu mereka tempati. "Rose, kita bisa masuk?" Rose menggeleng, Rose langsung mendirikan tenda dan di ikuti oleh Yeji, Jennie, dan Ryujim. "Jess" Jessica menerima tangkapan Jennie lalui mereka menggelar terpal di tengah camp tersebut lalu ia menatap ke sekelilingnya. "Ini lengkapkan?" Pacar Author mengangguk dan mereka duduk melingkar.

"Kalian pasti bertanya siapa yang membunuh Duch Sooyoung dan Duchess Sunny. Sebenarnya Author dan Limario adalah kakak adik, seperti halnya Robert dan Sam... tapi, yang lebih parahnya... Limario membunuh kedua orang tua Author dan seluruh keluarga Park, dan juga... ayah dan ibu kalian bertiga. Mereka melindungi keturunan murni, jika kalian marah... marahlah kepadaku" Jennie menggeleng, "kami ngerti kenapa Author ngelakuin hal itu, dia juga yang selalu jagain kita" Rose mengangguk.

"Limario selalu menginkuti keinginan Queen Rachel" Rose mengeluarkan sebuah kotak yang mirip dengan yang mereka temukan di Yorkshire, "kotak ini hanya keturunan asli yang dapat membukannya, Jackson Anderson... dia adalah orang yang tamak, maka dari itu... King Arthur sengaja memberikan mantera agar tidak bisa di buka, karena ini adalah hak Author" Rose memasukkan kotak tersebut. "Kalian juga sudah mendapat tanah sebanyak masing-masing 25% kan?" Jennie mengangguk. "Kenapa Author juga termasuk dalam ahli warisnya?" Rose mengendikkan bahunya.

"Keluarga Park adalah penjaga perpustakaan tua yang di belakang perpustakaan utama" Jessica mengangguk. "Apa... tugasnya?" Rose menatap Ryujin, "buat ngejagain buku-buku tua milik kerajaan. Kalo ada orang umum yang dateng harus bawa surat perintah" Rose melirik Jessica, "gue kepepet beneran.." Jennie langsung menunjukkan chat Jessica yang di tunjukkan kepada Author beserta jawabannya.

"Oke... bisa di maafkan" Rose membagikan pistol dan mereka semua menerimanya, "gue juga di Royal Navy kok, pangkat Sersan bintang dua" Yeji menyunggingkan senyumannya, "letnan bintang satu" Yeji dan Rose menatap Ryujin, "kapten" mereka berdua hanya tertawa, "kalian berdua latar belakang SEAL kan?" Pacar Author dan Jessica mengangguk bersamaan, "lo keknya harus masuk pelatihan Jen.." Jennie mengangguk dan menopang dagunya.

"Maksudnya dari... keluarga Jung punya utang budi apaan?" Jessica menghembuskan napasnya kasar. "Lo tau kan, keluarga Jung dari Krystal dulunya di buang sama buyut Jung. Jadi... kakeknya Krystal dulunya itu satpam biasa.. dan karena Duchess Sunny dapet mandat dari Author buat nolongin kakeknya Krystal... dan sampe sekarang pun mereka bener-bener punya hutang budi, ke keluarga gue sebenernya juga... dia yang nge-biayain kuliah adek gue yang gak tau diri sampe selesai... dia gak pernah bilang karena dia mencintai bukan karena hutang budi atau apa, tapi karena dia sayang bener sama adek gue yang gak tau diri" Rose menatap Jessica. "Lo inget yang waktu di tempat tinggal gue yang di sana? Itu rumah, punya dia.. Taeyeon dapet misi dari kantornya buat ngeburu Hamilton bersaudara. Udah jadi inceran Interpol semenjak 3 tahun yang lalu.

Dia masih aja ngelindungin keluarga Jung" Pacar Author hanya diam. "Jen, sebenernya yang menjadi penerus tahta adalah Author, bukan Queen Rachel, tapi... semenjak tatanan penerus jadi kacau, kalian bisa jadi calon penerus... dan kalian juga bisa tinggal di istana Bungkingham" Jennie menggelengkan kepalanya, "sebentar lagi.. kita bakalan jadi iparan Princess Lia dari Skotlandia" Rose mengangguk, "denger... gue maksa kalian buat tinggal di istana Bungkingham" Jennie menggeleng, "kita... adalah kakak dan adik angkat Author, dan tugas kami sudah selesai" Rose menggeleng, "Author gak mempermasalahkan kalian siapa" Jennie menatap Yeji dan Ryujin.

"Kami pikirkan sekali lagi ya?" Rose tersenyum lalu mengangguk. "Terumakasih" Rose menghembuskan napasnya dan ia meresakan tanahnya bergetar.

"Ujiannya di mulai" Rose langsung berdiri lalu ia mendengar suara mobil dan ia menghembuskan napasnya kasar. "Beresin semuanya, kita masih punya waktu 43 menit buat beres-beres" Rose melepaskan tendanya dan memasang silencer di pistolnya, "kita naik ke pohon, karena gue punya ide" Rose menatap ke seluruhnya lalu ia menatap Jennie, "lo bisa hack GPS mereka?" Jennie mengangguk "sedang di laksanakan" Rose menghembuskan napasnya lega. "Yaudah ayok" Rose memberikan sniper rakitan kepada Pacar Author, "pangkat lo apa?" Pacar Author menatap Rose, "sersan, kakak gue letnan bintang dua" Rose tersenyum, "kita turutin perintah lo, ada aset namanya Jennie Anderson" Jessica mengangguk.

SinB dan Robert masih melihat tubuh Author yang diam seperti patung, "ini... kita harus gimana?" Robert memasang thermal camera lalu ia menghembuskan naapasnya kasar. "Gue khawatir" Robert menggeleng, "aku yakin Author pasti bisa" Robert dan SinB menatap pintu besar lalu ia melihat penyangganya bergoyang. "Lo mau apa?" Robert menghampiri pintunya dan ia melihat Limario yang sedang mencoba menerobos masuk ke dalam ruangan tersebut. "Ada Limario" Robert berbisik lalu SinB menatap tubuh Author. "Dia masih belom selesai" SinB menghampiri pintu tersebut lalu menghembuskan napasnya.

Suara auman Liamrio terdengar SinB dan Robert berusaha menahan pintu agar Limario tidak bisa masuk. "Ini pake apaan coba" punggung SinB dan Robert meresakan benturan yang keras dengan pintu batu besar tersebut. "Tidak ada cara lain selain melawannya" SinB mengangguk, "lo bener..." SinB dan Rober langsung mengeluarkan pedang mereka dan menyingkir. Limario berhasil masuk ke dalam altar dan SinB melihat tubuh Limario yang semakin mengecil. "Hey!" SinB berdiri lalu Limario menghampiri SinB, "kau mencariku, Sam? Kau adalah adik paling bodoh yang pernah ku punya" Robert memberi isyarat kepada SinB untuk terus membuatnya bingung.

"Lo banci tau gak!?" Limario menghampiri arah SinB dan ia mengaum. SinB menghindari serangan Limario dan ia tidak sengaja mendendang punggungnya dan SinB berusaha menjauhkan Limario dari tubuh Author. "Lim! Di sini" Robert memukul leher Limario dan ia langsung menghindari serangannya. Limario yang mulai marah langsung diam dan di ikuti dengan SinB dan Robert. SinB melihat Author yang perlahan-lahan mulai sadar dan SinB melihat Limario memegang kepalanya. SinB dan Robert memasukkan pedang mereka ke dalam sarungnya dan Limario masih mengrang ke sakitan, "BERSIAPLAH!" SinB menggenggam erat pegangan pedangnya dan ia melihat Sam keluar dari tubuh Limaario dan menatap tajam Robert dan SinB, "kalian berdua!" Robert menghembuskan napasnya kasar, "hentikan atau kau akan merasakan akibatnya" Sam hanya tertawa lalu ia mengeluarkan pedang dan juga di ikuti dengan SinB dan Robert.

"Kalian adalah pengacau rencana ku! Tapi aku lebih kesal kepada pengkhianat kecil ini" SinB menghindar dari serangan Sam lalu ia menendang punggung Sam dan menatap Sam tajam. "Kalian adalah pengganggu" SinB berusaha menusuk Sam namun ia terkena goresan pedang Sam. "Gue gak bisa kaya gini!" Sam menatap SinB bingung, "ada apa?" SinB menatap Robert sekilas lalu ia menghembuskan napasnya kasar.

"Gimana kalo anggar? Kali ini nyawa taruhannya" Sam tersenyum. "Baiklah" SinB melihat tubuh Author sekilas dan ia melihat Sam mengeluarkan pedangnya lalu ia menjentikkan jarinya dan api keluar membentuk lingkaran dan Robert yang ingin memasuki ke dalam arena tersebut hanya

menggeram, AKU TIDAK MEMAAFKANMU, SINB!' SinB tidak mendengar perkataan Robert lalu ia mengeluarkan pedangnya "kau... adalah tubuhku yang baru" Sam menyerang SinB dan SinB berhasil menghindari serangan Robert. "SINB HWANG!" Robert berusaha melompati api tersebut namun ia tidak bisa, "aku harap kau melihatnya" Robert menatap pojok atas altar tersebut lalu Robert memanjat tembok.

SinB menghindari serangan Sam dan pedangnya terlepas dan SinB menghindar lalu ia menahan serangan Sam. "Kau akan menjadi tubuh baruku, Hwang" SinB yang sudah tidak kuat lagi ia menginjak kaki Sam dan menggoreskan pedangnya di wajah Sam, "lo salah, Sam... gue atlet Anggar, gue udah punya banyak medali emas" Sam menggeram lalu ia menyerang SinB kembali, SinB menangkis serang Sam dan kali ini dia menyerang, "kau curang" SinB menghindari tebasan pedang Sam dan SinB menatap tajam mata Sam.

"Gue gak curang, di sini gak ada wasit" Sam menggeram lalu ia berusaha menghunuskan pedangnya ke perut SinB, "lo banci tau gak" tangan SinB mengeluarkan api dan ia langsung menghindar dari serangan Sam yang tiba-tiba. "Sialan kau!" mereka berdua mengambil napas dan SinB melihat Author, "lo lama banget bangun, sesusah itu kah?" SinB menatap Sam tajam dan ia mengambil napas dan ia meresakan perih di lengan kanannya. "Aku berhasil membuat goresam di lengan, luka selanjutnya akan ku buat kau menderita" Sam berlari menyerang SinB dan SinB yang kelelahan berlari menghampiri Sam, "SINB JANGAN BERLARI" SinB berhenti dan Sam di tendang oleh Robert dan ia terpental dan punggungnya terbentur dinding, Robert berdiri di samping SinB dan mengeluarkan pedangnya, "kau tidak apa-apa?" SinB mengambil napas sebanyak-banyaknya lalu ia menyeka keringatnya, "Author belom bangun" Sam berdiri dan ia menatap Robert dan SinB tajam.

"Kalian" Sam membantng pedangnya ke samping dan ia berusaha merasuki tubuh Limario kembali namun ia tidak bisa, "ada apa ini!?" SinB menatap Author yang masih belum sadar dari tidurnya lalu SinB menghembuskan napasnya kasar.

"Dia bener-bener ngembaliin ke tempatnya semula" Robert mengangguk, "kau benar" Sam mengambil pedangnya dan ia langsung menyerang Robert dan SinB bersamaan dengan kekuatan yang tersisa, Sam mengeluarkan jarum yang di gunakan olehnya ketika menyerang Ryujin, "kalian tidak bisa mengalahkan ku" SinB mendorong Robert menjauh dan ia meregangkan ototnya. "Pertarungan kita belom selesai, Sam..." SinB mengambil posisinya, "ayok, maju sini" Robert menggeram lalu ia menyerang SinB.

Author menghembuskan napasnya kasar ketika ia berada di dalam sebuah lorong gelap, "HALO!! ADA ORANG GAK!?" Author hanya bisa mendengar suara miliknya yang bergema di dalam ruangan tersebut, "kau harus bisa mengalahkan dirimu sendiri" Author mengerutkan keningnya, "diri gue?" Author melihat sebuah wujud yang mirip dengannya.

"Wiw... mirip banget" Bayangan Author langsung melempar pedangnya dan mengeluarkan smirknya, "bunuhlah aku, diriku" Author mengambil pedangnya dan ia hanya tersenyum. "Denger, bayangan gue... gue tau lo itu adalah bayangan dan gue adalah tuan lo" Bayangan Author hanya tertawa, "baiklah... kita lihat siapa yang akan menjadi 'tuan' selanjutnya" Author hanya menyunggingkan senyumannya dan mengangguk.

SinB menghindari dan menangkis serangan Sam dan ia langsung bersembunyi di balik pelindung ketika ia di tembaki sebuah jarum yang menyerangnya, SinB langsung membuang tameng tersebut karena tameng yang ia gunakan menghitam. SinB menyeka keringatnya dan melirik sekilas tubuh Author. "Apa kau ke lelahan huh!?" SinB menyunggingkan senyumannya dan menggeleng "gue baru mulai" SinB menyerang Sam dan Sam menghindar dan SinB langsung menunduk karena Sam menyerangnya dari belakang.

"SINB!" Robert mengeluarkan pedangnya dan ia langsung menyerang Sam, namun Sam menghindari serangan Robert, SinB berlutut dan mengambil napas sebanyak-banyaknya lalu ia menatap tubuh Author. "Lama banget lo" SinB langsung berlari dan membantu Robert untuk mengalahkan Sam.

Author menendang perut Bayangan Author lalu ia mengambil napasnya, "kuat juga gue" Bayangan Author hanya tertawa karena melihat Author yang kelelelahan, "lo terlalu lembut dan takut" Author menggeram dan ia menyerang Bayangan Author "lo terlalu egois, penakut, lo bilang lo phobia ketinggian iya?" Bayangan Author menendang dada Author dan ia terpental agak jauh, "gue kasih satu hal yang perlu lo ketahui. "Di dalam diri lo sebenernya lo masih takut, takut buat segalanya... lo mau tau sesuatu tentang yang buat diri gue lebih kuat dari lo?" Author berdiri lalu ia menatap tajam bayangannya.

"Lo terlalu takut buat mati, karena lo ketembak di Dubai masih tersimpan di otak lo, lo takut dia ninggalin lo kaya yang waktu itu, makanya lo sekarang jadi takut buat percaya sama orang lain dan lo takut sama semua hal karena lo takut terjatuh lagi" Author hanya diam, "gue anggep itu bener" Bayangan Author langsung menghampiri Author dengan pedang di tangannya, "mendingan lo nyerah..." Author menghentikan ayunan pedang Bayangan Author menggunakan tangan kosong. "Kalo pun yang lo bilang itu bener" Author berdiri dan menatap tajam Bayangan Author, "takut ngebuat lo kuat? Kenapa lo harus omongin di depan gue yang punya batu di kepala hm? Gue tipe orang yang talk less do more, gue tau diri gue sendiri. Lo ngepengaruhin diri gue sendiri dan itu gak ada gunanya" Author menghunuskan pedang tepat di jantungnya.

"Dengan segala hormat, gue emang takut yang lo bilang bukan berarti gue gak bisa bebas dari itu semua kan?" Author memperdalam tusukkannya dan tersenyum, "dan satu lagi, lembut bukan berarti kelemahan" Author menendang perutnya dan ia melihat tubuh itu terjatuh

kedalam jurang bersama pedangnya, Author melihat sebuah pintu yang tebuka sedikit dan ia mendapati sesosok wujud dan menghampirinya, "siapaa..." orang tersebut menyuruhnya diam dan ia menarik tangan Author menuju ke ruangan selanjutnya.

"Gue..." Author melihat seluruh isi di ruangan tersebut dan ia hanya terpana, "kau boleh mengambil satu barang dari ruangan ini" Author melihat ke sekelilingnya dan ia menggeram, "kenapa godaannya banyak amet sih!" Author menghembuskan napasnya kasar karena ia melihat barang-barang yang ia inginkan, "Air Jordan, Mustang, INI APALAGI 1 SET PC GAMING YANG 112 JUTA DOLLAR" Author menghembuskan napasnya kasar lalu ia teringat akan janjinya. "Oke.. gue gak akan milih" Author berjalan menuju orang tersebut dan ia tersenyum. "Ada yang nunggu gue dan lagi ke susahan" orang tersebut mengangguk. "Baiklah, ayo kemari" Author mengikuti orang tersebut. Sam langsung melihat SinB dan Robert yang sedang mengambil napas sebanyak-banyaknya dan mereka berdua tidak sanggup lagi untuk berdiri,

SinB menatap tubuh Author dan ia melihat pergerakan tangan Author, "Author..." Sam yang ingin menyerang SinB dan Robert langsung merasakan tubuhnya melemah. SinB dan Robert menatap tubuh Sam yang di rasuki oleh awan hitam tersebut. Author langsung terjatuh dan mereka berdua menghampiri Author.

"Author, bangunlah.." SinB memeriksa nadinya dan ia menatap Robert, "Author... BANGUN!!! LO UDAH PINKY SWEAR SAMA GUE, SAMA SEMUANYA" Rose dan timnya masuk kedalam altar persembahan dan mereka melihat Author yang terbaring di tanah Pacar Author langsung menghampiri Author dan mengecek denyut nadi dan detak jantungnya, "hey... bangun, kamu udah janji sama aku..." Ryujin dan Yeji langsung mengamnkan Limario dan Sam. "Author, lo harus bangun... gue gak mau kehilangan lo... CEPET BANGUN" Author terbatuk dan ia mendapatkan hembusan napas lega dan membuka matanya. "Yang mulia?" Rose dan Jessica langsung membungkuk hormat dan di ikuti dengan seluruh orang yang bearada di altar persembahan tersebut kecuali Pacar Author. "aku kira aku mati" Pacar Author langsung menggeplak jidat Author dan ia melihat tunanganya dan tersenyum, "sakit" Pacar Author langsung memeluk Author erat.

.

.

.

.

.

.

1 bulan kemudian...

Unknown Place, United Kingdom

Author berdiri di sebuah bukit dimana Excalibur Sword milik King Arthur tertancap, Author menatapnya lalu ia memegangnya dan menariknya keluar dan mengacungkan pedang tersebut ke atas, seluruh warga Inggris yang datang dan menyaksikan langsung berlutu hormat kepada Author, "BARANG SIAPA YANG MEMBERIKAN API, PERLINDUNGAN, MINUMAN, MAKANAN, DAN PAKAIAN KEPADA CLEMONT MAKA HUKUMANNYA SANGAT BERAT" Author memasukkan pedang tersebut ke dalam sarung pedangnya.

Author langsuung memberi isyarat kepada seluruh orang yang hadir untuk berdiri, dan ia menghampiri SinB dan menepuk bahunya, "denger... gue" SinB menggeleng, "lo harus tepatin janji lo, ayok makan gue laper" Author tertawa kecil lalu mengangguk. "Gue juga laper masalahnya" Author menghembuskan napasnya. "Dah yok" SinB mengangguk.

.

.

.

.

.

.

Geneva, Switzerland 2021 AD

Author beserta yang lainnya melihat Robert, Elizabeth, Robert dan Sam yang berdiri di depan time machine buatan mereka. "Author..." Author mengangguk dan tersenyum, "gue mau..." Robert menggeleng, "untukmu" Author mengangguk dan ia melihat H.G.Wells sedang menunggu mereka, "kalian jaga diri baik-baik aku tidak akan pernah melupakan petualangan ku di masa depan, aku sungguh berterimakasih kepada kalian semua" Author mengangguk lalu ia memberikan 3 lusin kertas kosong HVS putih milik perusahaannya, "tulis seluruh kejadian yang lo alamin, karena gue tau... kita semua gak gila. Kalo bisa lo jadiin buku terbitin untuk kepentingan pribadi" Robert tertawa lalu mengangguk dan ia mengambil kertas yang di berikan oleh Author untuknya.

"Gue pengen ngunjungin lo, tapi nanti yang ada tatanan waktu makin kacau" Robert mengangguk dan SinB langsung memeluk Robert erat, "tenanglah... aku tidak akan melupakan mu" SinB masih memeluk Robert dan di ikuti dengan Sowon dan Wendy. "Kalian bertiga, janganlah berkelahi... dan kau Sowon, kau adalah pangeran, sama seperti Author contohlah kebaikannya, jangan keburukannya. Apa kau mengerti?" Sowon mengangguk lalu ia menepuk bahu kedua temannya."Udah.. setiap pertemuan ada perpisahan" Author menggenggam Pacar Author dan ia hanya mengusap punggung Author, "aku di sini" Author

mengangguk dan ia mengangguk, "silahkan, Wells. Gue bener-bener udah siap" Wells mengangguk lalu ia menyuruh Robert, Elizabeth, Sam dan Queen Guenivere masuk ke dalam dimensi lain. "Aku pergi" Author langsung mematikan mesin waktunya dan ia meneteskan air matanya. SinB, Wendy, dan Sowon langsung menatap mesin waktu yang Author matikan lalu mereka menghembuskan napasnya kasar. "jadi.. ini sudah selesai"

Author tersenyum lalu mengangguk, "bener-bener udah selesai, dan kita sudah menyelamatkan dunia dari sisi lain dan dari sini" Author menepuk bahu SinB lalu mencengkramnya. "Ayok... Wendy, jaga baik-baik gudang ini... siapa tau orang lain perlu, kita gak tau kapan lagi ini kejadian ya kan?" Wendy mengangguk. "Kalo kangen buyut ipar kalian bisa liat di buku sejarah..." Author menghembuskan napasnya.

"Ya.. ayok siapa yang laper" Author tersenyum saat seluruh orang yang berjuang dengannya sudah duduk di meja dan Author duduk di kursi utama, "ciee... calon kanjeng ratu" Irene hanya tersenyum lalu ia duduk di sebrang Sowon, "mau?" Sowon memberikan piringnya dan Irene langsung mengambilkan lauk pauknya, "lo sama Wendy nikah kapan?" SinB hanya diam dan memakan makanannya dengan santai, "lo gimana? Sama Seolhyun? Baik-baik aja?" SinB mengangguk dan menghembuskan napasnya, "kapan-kapan... ajak ke sinilah... gue pengen kenalan" SinB menatap sekilas Eunha yang terlihat murung, "hati-hati lo CLBK" SinB menggeplak Wendy dan SinB langsung menatap Ryujin, Jennie dan Yeji yang baru datang.

"Ryujin, kak Jen, sama bang Yeji" Author langsung memeluk mereka bertiga dengan erat dan ia mempersilahkan mereka untuk bergabung, "gak... bentar lagi kita mau berangkat ke Skotlandia" Author hanya diam dan mengangguk, "hey... kita masih bisa Vidcall kan? Masih bisa ketemu, Inggris sama Skotlandia deket kok" Author hanya mengangguk, "kenapa gak mau tinggal di Buckingham?" Jennie menghembuskan napasnya kasar lalu tersenyum.

"Bukan gak mau... kita... bukan saudara lo, gue tau ini menyakitkan bagi kita semua... ini juga bakalan jadi aib buat lo... kita ngelindungin lo dari jauh..." Author menahan air matanya dan mengangguk. "Lo raja sekarang... lo juga bisa kan? Kalo kangen ke Skotlandia? Lo juga ada janji yang belom lo tepati ke kita" Author mengeluarkan sapu tangan milik Yeji dan ia mengembalikannya.

"Gue daftar Royal Navy" Author diam menatap Jennie, "gue gak akan mau jadi aset lagi... gue harus bisa ngejaga diri gue dan adek-adek gue" Author mengangguk, "please... ikut makan sebentar" Ryujin mengangguk, "dah yok, kita ikut makan... gue juga laper" Ryujin menarik lengan Chaeryoung dan di ikuti dengan Yeji, "lo laper juga kan, Jen? Lo malah yang paling ribut" Jennie menghembuskan napasnya kasar lalu mengangguk. "Yaudah ayok, Jessica sama Rose... bentar lagi nyampe" Author mengangguk dan mereka semua yang ada di meja tersebut langsung mengangkat gelasnya dan melakukan cheers.

.

.

.

.

.

.