Ruang Kerja Letkol. Slane, Kantor Pemasaran Amethyst Merchant.
Pukul 1157, 26 Agustus 2025
Kemarin siang Letkol. Slane menerima laporan kalau anak tertua Count Terrek mengambil alih secara halus beberapa peralatan yang dibeli Pak Tua Dourk, lengkap dengan akses untuk memperoleh komoditi Amethyst Merchant.
Respon pertama Letkol. Slane adalah membuka kembali dokumen Operasi White Shark. Sebuah operasi yang dirancang sebagai tindak lanjut atas Operasi Koi Fish, dimana jika produk Amethyst Merchant diterima dengan baik oleh pasar, maka usaha untuk memperoleh akses ke Makai Royal City melalui Merry Gold Union akan segera dilancarkan.
Tentu saja jika Merry Gold Union memilih untuk bersikap antagonis, maka opsi untuk menghancurkan atau melahap usaha dagang tersebut akan diambil.
Namun pada akhirnya Letkol. Slane membatalkan Operasi White Shark meski dokumen operasinya tetap ia simpan. Alasannya, Letkol. Slane tidak ingin melihat Pak Tua Dourk yang sudah ia anggap seperti keluarga sendiri terseret dalam konflik antara Amethyst Merchant dan Merry Gold Union. Karena meski ia berkomitmen untuk tidak melibatkan Pak Tua Dourk, tidak ada jaminan Merry Gold Union akan melakukan hal yang sama.
Letkol. Slane bahkan sampai mewanti-wanti agar Pak Tua Dourk tidak memasuki pasar komoditi khusus yang dimonopoli oleh bangsawan. Dengan begitu, meski pada akhirnya Pak Tua Dourk hanya menjadi maskot dan sarana promosi bagi Amethyst Merchant tanpa bisa mengembangkan usahanya lebih jauh, ia masih tetap bisa menjalani hari-harinya dengan damai.
Operasi untuk memikat Merry Gold Union dengan cara yang lebih lembut tapi akan memakan waktu pun dirancang untuk menggantikan Operasi White Shark. Namun sesaat sebelum operasi tersebut dilancarkan, terjadi insiden penyerangan dan penculikan di Dataran Berril. Setelah itu Letkol. Slane masih harus merealisasikan skema kerja sama dengan Koalisi Utara.
Dan kini, saat akhirnya operasi tersebut sekali lagi akan dilancarkan, siapa sangka anak Lady Yuuri Arasmus justru dengan riang melahap Kedai Dourk.
Letkol. Slane pun segera berganti rencana. Ia memodifikasi beberapa opsi dalam Operasi White Shark dan membungkusnya dalam Operasi Piranha.
Rencananya, setelah makan siang ia akan langsung pergi ke Walluo City untuk melancarkan Operasi Piranha. Plot utama dalam Operasi Piranha adalah menjadikan Osvik Terrek sebagai jembatan untuk berkomunikasi dengan Lady Yuuri Arasmus.
Karena meski Lady Yuuri setitik pun tidak memberi Osvik kuasa untuk mewakili Merry Gold Union, intel menunjukan kalau istri Count Terrek tersebut rela melakukan apapun demi anak-anaknya.
Tentu saja di dalam Operasi Piranha juga terdapat opsi untuk menghancurkan Osvik Terrek jika Letkol. Slane memandang anak tolol tersebut layak mendapatkannya.
Letkol. Slane baru akan menoleh ke arah jam dinding di samping ruang kerjanya ketika telepon di mejanya berdering dan lampu kecil di atas angka 3 menyala dengan terang, tanda kalau yang menghubunginya adalah figur dengan akses setingkat kepala instansi.
Tanpa membuang waktu Letkol. Slane segera mengangkat gagang telepon lalu memencet angka tiga.
"Slane disini."
[Selamat siang Ser Slane, saya Rutim dari Kantor Registrasi Gerbang Barat. Baru saja ada insiden dengan tamu yang kami identifikasi sebagai Ser Osvik, anak tertua dari Count Terrek pemimpin Region Kandez.]
Letkol. Slane terbengong untuk sesaat sebelum dengan hati riang ia menyeringai dari telinga ke telinga, karena ikan yang akan ia jerat justru mendatanginya secara sukarela.
"Rutim, berikan detailnya."
- - - - -
Kantor Registrasi Gerbang Barat, Magwurt City
Pukul 1314, 26 Agustus 2025
Jika Dariek adalah warga lokal yang lulus kelas spionase yang diberikan IDG dengan nilai cemerlang, maka Rutim adalah warga lokal yang lulus kelas administrasi dan manajemen dengan nilai yang juga tidak kalah cemerlang.
Hanya butuh 10 hari sebelum Rutim mahir mengetik sepuluh jari secara buta. Di bumi hal tersebut adalah hal wajar mengingat standar untuk kursus mengetik hingga siswa mahir adalah 2 jam perhari selama 10 hari tanpa putus. Masalahnya, Rutim mengikuti kelas mengetik sambil mengikuti kelas bahasa dan berhitung.
Melihat potensi yang dimiliki Rutim, para pengajar dari Amethyst Merchant pun memasukan Rutim ke program administrasi dan manajemen perkantoran. Rutim menyelesaikan program tersebut dengan nilai memuaskan dalam waktu 14 hari, dimana di dalamnya terdapat menu pengarsipan, aplikasi komputer untuk administrasi dan manajemen perkantoran.
Rutim kemudian ditunjuk untuk mengepalai Kantor Registrasi Gerbang Barat. Tujuannya bukan untuk mengetahui kemampuan Rutim, tapi lebih untuk mengetahui apa reaksi wanita muda tersebut jika ia menemui situasi yang ada di luar kemampuannya. Permainan 50:80 tersebut lazim diterapkan oleh militer negara maju atau korporasi multinasional untuk mengetahui karakter calon yang akan diproyeksikan sebagai pemimpin masa depan.
Singkat kata, para pengajar dari Amethyst Merchant ingin tahu apakah Rutim yang memiliki kemampuan 50 akan merasa memiliki kemampuan 80 sesuai tugas yang diterimanya, atau ia justru akan berpikir dirinya hanya memiliki kemampuan 30 dan menjadi minder, atau ia tetap sadar dirinya hanya memiliki kemampuan 50 namun tetap akan maju dan berusaha sebaik mungkin menyelesaikan tugas bernilai 80 yang dibebankan kepadanya.
Setelah memimpin Kantor Registrasi Gerbang Barat selama satu bulan, Rutim membuktikan kalau ia memang memiliki kualitas yang diharapkan oleh Amethyst Merchant. Posisi kepala Kantor Registrasi Gerbang Barat pun diberikan kepada Rutim hingga empat tahun kedepan.
Sayangnya, Amethyst Merchant tidak menemukan warga lokal lain dengan potensi seperti Rutim. Karena itu tiga Kantor Registrasi lainnya masih harus dikepalai supervisor dari Amethyst Merchant. Sesuatu yang sebenarnya kurang pas mengingat Kantor Registrasi adalah instansi di bawah otoritas Region Tuscan. Sedangkan personel Amethyst Merchant sangat terbatas jumlahnya.
Rombongan Letkol. Slane masuk ke Kantor Registrasi Gerbang Barat lewat pintu samping, dan begitu ia turun dari Humvee, Rutin segera bergegas menyambutnya.
Letkol. Slane tersenyum pada Rutim yang sekilas pandang tidak ada bedanya dengan office-lady di bumi. Rutim mengenakan sepatu berhak tinggi, rok abu-abu setinggi lutut, blouse putih dan jas dengan warna yang senada dengan rok-nya. Sementara rambutnya diikat dalam bentuk pony-tail.
"Apakah personel MCG masih memeriksa peralatan yang dibawa Osvik?"
"Ya, Letnan William sendiri yang datang kemari."
Letkol. Slane tahu kalau Lt. William menjalin hubungan intim dengan Rutim. Jadi ia tidak kaget kalau pemimpin tertinggi Pleton MCG di Magwurt City tersebut meluangkan waktu agar bisa datang ke Kantor Registrasi Gerbang Barat.
Dengan kasual Letkol. Slane berkata.
"Bawa aku menemuinya."
Rutim segera mengangguk kecil sebelum membawa Letkol. Slane menuju ruang serbaguna di samping bangunan utama Kantor Registrasi.
- - - - -
Dengan seksama Letkol. Slane memandang pembangkit listrik tenaga surya, pompa air dan sistem perpipaanya, alat pembuat es batu serta jam dinding yang digelar di lantai, sebelum akhirnya ia menoleh ke arah Lt. William.
"Seberapa parah kerusakannya?"
"Tidak ada yang rusak."
Let. William berdehem kecil sebelum menjelaskan lebih jauh.
"Orang yang mencoba merangkai ulang panel tenaga surya ini sepertinya cukup teliti dalam mengikuti detail rangkaian dan susunannya, tapi karena ia tidak memahami prinsip yang mendasarinya maka ia tidak sadar kalau ada beberapa rangkaian yang pemasangannya tidak pas dan tidak mengalirkan listrik sesuai yang diharapakan. Untungnya output yang dihasilkan ada di level yang tidak membahayakan tubuh manusia."
Lt. William menunjuk bekas hitam berbentuk cengkeraman pada salah satu konektor distribusi sebelum melanjutkan.
"Seseorang sepertinya menyentuhnya secara sembrono dan terpapar listrik. Dia tidak akan merasakan sakit atau menderita luka bakar tapi aku yakin ia akan merasakan horor karena selama beberapa tarikan nafas ia akan mengalami kelumpuhan total."
Letkol. Slane mengangguk kecil. Ia paham kalau listrik sebesar 20 watt tidak akan memberikan efek apa-apa ke tubuh manusia sedangkan listrik sebesar 200 watt akan memanggang tubuh yang sama hingga gosong luar dalam.
Letkol. Slane lalu mengalihkan perhatiannya ke jam dinding yang tergeletak tidak jauh dari kakinya.
"Bagaimana dengan jam dinding ini?"
"Seperti kataku, tidak rusak dan hanya kehabisan baterai."
Setelah termenung untuk sesaat Letkol. Slane berkata.
"Usahakan agar semua peralatan ini besok bisa dipasang ulang di Kedai Dourk, tapi dalam laporan tulis kalau semua peralatan ini rusak total dan kita harus mengirim alat baru ke Kedai Dourk."
"Dimengerti."
Lt. William tidak mengerti arti perintah yang diberikan Letkol. Slane, tapi ia tidak berminat untuk bertanya lebih jauh. Karena saat ini ada hal lain yang mengganggu benaknya.
"Hanya saja bajingan Osvik berani seenaknya menyentuh Rutim, jadi bisakah kau lakukan sesuatu?"
"Tentu saja."
Jawab Letkol. Slane dengan mantap meski ia belum tahu detail kejadiannya.
Letkol. Slane sangat membenci para pelaku pelecehan seksual tidak perduli apakah pelecehan yang mereka lakukan ringan atau berat. Karena orang-orang seperti itulah yang membuat para wanita enggan mengenakan pakaian yang seksi. Sebagai orang yang percaya kalau setiap keindahan yang ada di dunia ini harus dijaga dan dilestarikan, Letkol. Slane akan memastikan agar setiap wanita bisa mengenakan pakaian super seksi dengan nyaman dan aman.
Alasan kalau wanita dengan pakaian seksi dan provokatif bisa merusak moral seseorang bukanlah alasan yang logis. Sebagai contoh, tingkat pelecehan seksual di negara-negara Eropa Utara dimana para wanitanya mendapat kebebasan dan perlindungan untuk mengenakan pakaian seksi dan provokatif secara terbuka justru jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat pelecehan seksual di negara-negara yang secara aktif mengatur bagaimana seharusnya wanita berpakaian agar tidak mengundang pikiran kotor.
Negara-negara di Eropa Utara memang tidak sepenuhnya bebas dari pelecehan seksual, namun jumlahnya sangat kecil dan mayoritas dilakukan oleh para pendatang.
Begitu ia keluar dari ruang serba guna bersama Kim Dong Ree, Letkol. Slane segera menghampiri Rutim yang menunggunya di dekat pintu bersama beberapa pengawalnya.
"Sebelum kita menemui Osvik, apakah ada hal yang tidak kau sampaikan di telepon?"
"U-ummm?"
Mendung hitam memenuhi wajah Rutim, sebelum akhirnya ia menghela nafas dalam-dalam dan berkata.
"Saat saya mengurus paspor untuk Ser Osvik, ia sempat meremas bokong saya."
Letkol. Slane seketika berhenti melangkah dan segera memandang bokong Rutim dengan seksama, dan harus ia akui bokong Rutim memang memiliki lekuk yang sangat provokatif dan sensual.
Dengan kalem Letkol. Slane lalu berkata.
"Akan kupastikan Osvik membayar perbuatannya."
Rutim sempat gugup saat tiba-tiba saja Letkol. Slane memandang bokongnya dengan intens. Namun setelah mendapati kalau tatapan Letkol. Slane sangat jernih, ia pun segera bernafas lega.
Rutim lalu membungkuk kecil sambil berkata dengan penuh sukacita.
"Terima kasih atas perhatian dari Ser Slane. Rutim tidak akan pernah melupakan kebaikan ini."
*****