"Ah… Haha… K-Kau…" Nana langsung menahan tawanya sebelum pecah. "Ehem! Tidak apa-apa, Sayang. Mama akan merahasiakan yang satu ini. Kau tidak perlu merasa ini atau itu. Anggap saja Mama tak pernah melihatnya," Dia pun langsung merapikan lingrie itu di dalam lipatan sebelum menatanya bersama pakaian yang lain.
Ginnan jelas tidak bisa melupakannya begitu saja.
Saat Nana berbalik, dia pun balas memandang dengan perasaan masih setengah telanjang. Ah, bukan. Lebih tepatnya masih mengenakan lingrie nakal tadi tanpa tahu tempat.
"Maaf, Ma… aku… aku benar-benar lupa," kata Ginnan tersendat. "Aku… aku harusnya membuang benda itu."
"Hm? Kenapa harus dibuang? Tidak-tidak… Aku juga masih menyimpan lingrie pertamaku sampai sekarang kok," kata Nana. Dia malah duduk di samping Ginnan dan memanjangkan pembahasan itu.
Dari sudut pandang Ginnan, dia tak mungkin meminta wanita itu berhenti bukan? Bicara padanya dengan sikap biasa saja belum bisa.
"Ugh..."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com