webnovel

Penelusuran Kedua

"Secret Wood, Zafictor (75525) apa pun yang kau cari di sana, semoga dapat menyelamatkan kalian semua. Masih ada pertanyaan?"

"Tidak. Terima kasih banyak" sahut Casandra menutup sambungan telepon. Mereka bergegas, bergerak menuju rumah sakit Louis Castelo di tempat baru.

Sesampainya di rumah sakit Louis Castelo mereka segera menanyakan pasien yang meninggal di tahun, tanggal dan bulan yang sama di mana Marcus tidak sengaja menyentuh mayat tanpa identitas. Casandra mengutarakan kemungkinan mayat itu, adalah Pamannya.

Maka, perawat mengizinkan Casandra dan kawan-kawan memasuki ruang penyimpanan mayat. Hawa dingin terasa menyengat kulit mereka ketika salah satu loker pendingin mayat dibuka. Casandra hampir saja jatuh jika tidak dipapah oleh Zack.

"Itu Pamanku. Theo dia benar-benar Pamanku" tangis Casandra terguncang hebat. Theo hanya sanggup menepuk bahu Casandra meminta izin untuk menyentuh jazad sang Paman. Setelah mendapatkan persetujuan, sebelum dia sempat menyentuh jenazah, Nauctha menarik tangan Theo.

"Aku ingin kau bisa memastikan akan baik-baik saja setelah ini. Belum lama kau pingsan Theo" Nauctha memperingatkan.

"Aku baik-baik saja. Jangan menghalangiku tolong" tegas Theo sambil melirik ke arah tangannya yang tercekal oleh Nauctha.

Enggan. Ya, sebenarnya Nauctha enggan untuk mengizinkan kekasihnya mengambil risiko. Tetapi hanya Theo lah yang dapat mengeluarkan semua orang dari lingkaran setan.

Theo mendapatkan gambaran lebih mengejutkan dari sebelumnya. Tentang Sergei bekerja sama dengan para Profesor, yang diam-diam berpihak padanya dan membentuk organisasi rahasia. Organisasi ini didanai langsung oleh Jenderal Besar Angkatan Darat Negara Guandra, musuh dari Negaranya sendiri Zafictor.

Ingatan sang Paman Casandra yang merupakan intelijen kepolisian menggiring mereka kepada Trevor Weiz. Pria itu masih berada di dalam kamar mayat Rumah sakit, tempat Diandra bekerja.

"Trevor Weiz?" gumam Theodor mengerutkan kening.

"Aku melihat Pamanmu bekerja sama dengan orang bernama Trevor Weiz. Tetapi bagaimana kita bisa menemui orang itu?" tambah Theo pada Casandra yang mulai tenang.

"Trevor Weiz? Dia bekerja sebagai intelijen sama seperti Paman Casandra. Dadku pernah memakai jasanya. tetapi sudah lama dia seperti menghilang ditelan bumi" Arletha Beam mulai bereaksi.

"Tanya di mana alamat Trevor Weiz pada Dadmu, sekarang" perintah Theo mulai menemukan titik terang.

"Dia ada di sini" desis Lucas Kelf membuat semua orang menegang. Lucas menatap datar pada salah satu sudut ruang mayat dan diam membatu.

"Mayatnya ada di loker nomor 144. Trevor memberi izin dan meminta kita meneruskan penyelidikannya" kata Lucas melirik pada semua sahabatnya.

"Casandra. Pamanmu berada di samping Trevor. Beliau berkata ingin di kebumikan dengan layak. Dan doakan dia agar ditempatkan di surga" tambah Lucas membuat Casandra yang semula tenang kembali berlinang air mata.

"Maaf. Tetapi kita tidak punya waktu banyak berada di dalam sini. Theo segera cari informasinya" Zack Amstrong mencoba mengingatkan Suster tidak akan membiarkan mereka lebih lama dari ini apa lagi, sekarang mayat orang lain yang akan mereka usik secara diam-diam.

Untung saja si Suster pergi dari tempat itu belum lama ini untuk mengerjakan sesuatu. Cepat-cepat Theo membuka loker jenazah nomor 144. Benar saja Trevor Weiz terbaring dalam loker 144. Meski merasakan lelah tetapi dia Theo, tidak ingin menunjukkan kelelahan itu pada semua orang di sana apa lagi pada Nauctha. Di helanya napas dalam-dalam, lalu menyentuh bahu Trevor.

Theo melihat ingatan Trevor sebelum mati. Bahwa Marcus, menceritakan kematian temannya dan teman Diandra, ada hubungannya dengan Sergei. Marcus meminta Pemerintah Zafictor waspada terhadap Sergei dan Negara Guandra. Bahkan Marcus berkata pada Trevor, akan pergi ke Kantor Polisi untuk melaporkan pembunuhan berencana.

Tetapi kemudian Trevor mendapat kabar melalui Diandra, jika Marcus dan seluruh keluarganya tewas dalam kecelakaan. Tetapi Diandra tidak percaya pasti ini ulah dari pembunuh bayaran.

"Trevor, tempat ini sering digunakan Sergei untuk membuat banyak penelitian gelap. Kau harus mengawasi tempat ini setiap hari. Aku yakin, kau akan memahami kecurigaanku suatu saat nanti" pinta Diandra berbisik saat suatu hari, entah kapan hari itu, mereka sibuk mengintai sebuah bangunan besar.

"Aku melihat pergerakan seseorang dengan diikuti beberapa orang" Trevor berbisik kecil sambil memberi tahu arah orang-orang itu dengan telunjuknya pada Diandra.

"Itu Sergei. Dokter Sergei. Dia memakai jaket merah tua" Diandra menjelaskan.

Keduanya mulai bertanya-tanya dalam benak masing-masing. Sergei dan anak buahnya mau pergi ke mana? Begitu Sergei masuk ke dalam mobil berwarna hitam, Trevor dan Diandra buru-buru mengikuti ke mana Sergei pergi secara diam-diam.

Tiba-tiba Theodor jatuh terduduk dengan ekspresi terkejut. Membuat semua orang di kamar penyimpanan mayat kebingungan. Theodor sudah tak kuat lagi melanjutkan informasi yang ada dalam ingatan Trevor.

"Sial!! mengapa tak terpikirkan sebelumnya?!" umpat Theo terengah-engah.

Zack buru-buru menutup loker nomor 144 begitu mendengar ada langkah kaki seseorang yang diyakini Zack adalah Suster.

"Nona Casandra, apa Anda benar mengenali siapa orang ini?" tanya Suster itu menghampiri Casandra, ingin memastikan si mayat telah ditemukan anggota keluarganya.

"Dia memang Paman saya Suster. Namanya Edmund Huibert tolong urus segala administrasinya agar secepat mungkin jenazah paman saya ini dapat di makamkan" jawab Casandra mengiyakan.

"Baiklah, mari kita urus sekarang, silakan ikuti saya" Suster itu bereaksi senang akhirnya ada satu jenazah yang akan dipulangkan kepada keluarganya.

"Aku dan Casandra akan mengurus Paman Edmund. Kau dan yang lainnya pulanglah dan diskusikan segala hal yang kau lihat pada kami semua nanti" kata Zack menepuk bahu Theo lalu membimbing Casandra mengikuti si Suster. Setelah semua orang keluar dari kamar mayat, mereka tidak langsung pulang seperti perintah Zack karena melihat kondisi Theo, mereka menggiringnya pergi ke kantin rumah sakit saja.

"Apa yang membuatmu gemas tadi Theo?" Arletha Beam memulai pembicaraan.

"Trevor mengarahkanku ke ingatannya di mana Sergei membuat penelitian gelap. Dan tempat itu...., aku lihat tak jauh dari Motel K-Rosel. Kalau dirunut di tahun ini, maka lokasi tempat penelitian itu berada di titik yang sama dengan...Red Water Park berada" bisik Theo.

Semua temannya saling memandang kesepakatan bersama, menyebut Winter Water Park dengan nama Red Water Park.

"Kau tidak salah mengenali lokasinya?" Berta Staley mengernyitkan kening tak yakin telinganya dalam keadaan baik.

"Seratus persen benar. Saat aku melihat Diandra dan Trevor mengejar Sergei, saat itu aku sadar letaknya tepat sekali dengan tempat itu" desis Theodor memijat keningnya lembut.

"Tidak ada petunjuk lain? Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Kabil Hanan mendapatkan satu tinjuan kecil dari Nauctha setelah berani menanyakan hal itu, sementara Theo masih terlihat lemah.

"Mencari Diandra. Maksudku, kalau sudah jelas tempat itu adalah Red Water Park, artinya mungkin saja Diandra terkurung atau bahkan dikurung di sana oleh seseorang?" sambung Lucas memberi sebuah ide.

"Ada benarnya juga ya, kalau dipikir-pikir, roh Diandra sebelumnya pergi ke mana dia mau. Tetapi kali ini dia menghilang tidak jelas ke mana" tambah Berta mencoba mencerna.

"Ini jadi tidak masuk di akal kalau kau bilang, Diandra dikurung di dalam sana. Dia itu roh, untuk apa dan siapa yang menculiknya?" kekeh Arletha menggelengkan kepala.

"Bukannya Lucas sudah menjelaskan pada kita di pemakaman itu? Bahwa, di saat pemakaman palsu Paman Casandra, ada orang yang menggunakan kekuatan sihir untuk mengecoh semua orang di sana? Bisa saja orang tersebutlah yang mengurung Diandra."

"Dia takut Diandra mengetahui lebih banyak, soal sepak terjangnya, dan ingin Diandra tidak lagi bangun selamanya" kini Nauctha mulai mencari hubungan antara si Paman Casandra dengan Diandra.

"Artinya kita tidak bersinggungan dengan manusia biasa. Kita tidak bisa bergerak dengan cara yang biasa juga. Akan sulit jika hanya mengandalkanku dan Lucas" potong Theodor mengusap wajahnya tak tenang. Dari awal, seharusnya mereka tidak memulai.

"Kita bisa mengandalkan beberapa orang. Kurasa mereka cukup cakap dalam hal macam ini" Nauctha meletakkan ponselnya tepat ditengah meja. Semua mata tertuju pada apa yang terlihat di layar ponsel Nauctha.

MISTERI ELZAEDAR ABD 156 TELAH DI UNGKAP SEBUAH MAJALAH WONDERS OF THE WORLD.

"Kita bisa, menghubungi divisi misteri majalah itu secara pribadi. Itu pun kalau kalian setuju. Orang yang berada di divisi misteri itu, juga sudah memecahkan banyak misteri."

" Tidak hanya soal rumah itu, berita hangat lainnya, mereka juga bisa membawa pulang para Reporter dan kamerawan ke negara mereka masing-masing, setelah sempat dinyatakan hilang di Pulau tak bernama" tambah Nauctha super serius.

"Simpan saja itu untuk berjaga-jaga kita tidak bisa mengatasi masalah kita" pinta Theo menyudahi pembicaraan mereka.

18 September 2019 Jam 5.00 AM Michella Weirn menelepon Theo, mengatakan adanya penyusup masuk ke dalam rumahnya, dan hampir, membunuh Diandra. Sebelum kejadian ini, orang tua Diandra menitipkan Diandra pada Michella menganggap bahwa selama Diandra koma, tempat teraman bagi Gadis itu adalah rumah Michella.

Theo dan yang lainnya langsung datang ke rumah Michella dan berunding mencari tempat yang lebih aman untuk Diandra berhubung pelaku sudah mengetahui keberadaan Diandra di rumah Michella. Diputuskanlah mulai hari ini, Diandra dirawat di rumah Nauctha.

"Cepat sekali pembunuh ini mengetahui tempat Diandra dirawat. Padahal hanya kita yang selalu keluar masuk dari rumah Michella. Bahkan, sebelumnya tidak ada masalah sama sekali lalu dari mana pembunuh itu mengetahui keberadaan mangsanya?" tanya Zack mengacak-acak rambutnya.

"Kejadian ini..., bukannya terjadi setelah, sehari kita membicarakan soal Diandra, Marcus, Trevor, Edmund dan Michella di kantin rumah sakit?" Kabil mulai mencium kaitan kejadian ini, dengan pembicaraan mereka di kantin rumah sakit.

"Mengerikan. Di dalam rumah sakit, yang bermasalah dengan Diandra, termasuk Marcus hanya ada satu orang" gumam Lucas sangat jelas.

"Dokter Sergei!!" pekik mereka bersamaan.

"Dokter Sergei sudah di depak dari rumah sakit itu, bahkan kini di black list dari rumah sakit di berbagai belahan dunia. Jadi mungkin, otak pembunuhannya Sergei tetapi siapa eksekutornya?" tanya Nauctha bergidik ngeri.

"Ada kaki tangannya di dalam rumah sakit itu maksudmu? Dan..., dengan bodohnya kita membicarakan Diandra yang masih ada kemungkinan bangun dari komanya lalu melaporkan tindak kriminal Sergei begitu?!" Casandra menanyakan hal ini untuk memastikan pikirannya sama dengan Nauctha.

"Kita harus berhati-hati. Karena kita tidak tahu siapa saja di rumah sakit itu yang ada hubungannya dengan Sergei. Informasi yang kita miliki masih sedikit bahkan tak memiliki bukti autentik. Kita akan sulit mengambil langkah hukum, jika sembarangan bergerak dan berakhir diserang mereka kelak" tandas Theo sendu.

Ting tong

Ting tong

Suara bel rumah Nauctha berbunyi membuat si pemilik rumah pergi mencari tahu siapakah tamu sepagi ini?

"Hey, kau ada perlu kemari?" sapa Nauctha menatap Pria berantakan yang tinggal di sebelah rumahnya.

"Kau membawa awan hitam ke dalam rumahmu. Cepat bawa keluar Wanita itu dari rumahmu kalau kau tidak ingin kematianmu lebih cepat mendekat" jawab Pria aneh itu menatapnya tegang bukan main.

"Wanita? Wanita yang mana?" tanya Nauctha kebingungan sementara Casandra, Berta dan Arletha melongok berdiri dari belakang Nauctha mencari tahu siapa Pria yang pagi-pagi sudah membuat keributan dengan suara nyaringnya.

Bab berikutnya