Hari ini seperti hari sebelumnya,Keyla diantar jemput oleh Sheira. Semakin hari,Sheira semakin menunjukkan perhatiannya pada Keyla. Hal itu membuat Keyla kembali hangat seperti Keyla yang dulu.
Sheira tak hentinya menatap Keyla yang semakin hari semakin mudah tersenyum padanya. Bagi Sheira senyum Keyla adalah langka. Dan baru kali ini Sheira melihatnya jelas walaupun sangat singkat.
"K-kak Sheira ngapain liat aku.....g-gitu ?" Keyla dengan gugup membuka suara setelah beradu tatapan dengan Sheira. Dan sejak kapan ia menggunakan aku-kamu?
"Senyum lo manis !" Jawab Sheira tanpa sadar.
"Eh,,,, ehh ,,,ma...mak... maksud Gue,...,eem,,,bu-bukan...!" Sheira auto gugup menyadari apa yang telah ia katakan.
Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal untuk menyembunyikan gugupnya. Keyla blushing mendengarnya. Ia menunduk menutupi rona merah di pipinya yang sudah seperti kepiting rebus. Keduanya menjadi canggung
"A-Ayo berangkat!" Ajak Sheira memecah canggung.
Sheira menarik tangan Keyla lembut menuju mobil ferrari birunya. Tak lupa ia juga membukakan pintu mobil untuk Keyla.
"Makasih !" Kata Keyla tersenyum tipis sebelum masuk ke mobil.
Sheira segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Entah sejak kapan keduanya menjadi canggung. Tanpa musik dan hanya ada keheningan menyelimuti.
"Nanti gue ada rapat OSIS, lo tungguin gpp kan ?" Sheira membuka suara.
"Owh,i-iya gpp !" Balas Keyla masih canggung.
***
Suasana kantin telah ramai. Keyla dan Tania berjalan menuju warung mang Udin. Sambil tertawa ria karena candaan yang mereka lontarkan. Sampai seseorang menabrak Keyla dengan keras. Dan disengaja.
Brukk
Keyla mungkin sudah jatuh jika tidak segera ditarik oleh Tania. Keyla kembali berdiri normal dengan jantung yang mau jatuh akibat keterkejutan.
"Ups!!! Gue pikir lo akan jatuh," kata orang tersebut tersenyum sinis.
Keyla memutar malas bola matanya melihat siapa yang telah sengaja menabraknya. Nadia menatap tajam pada Keyla.
"Maksud lo apa kak sengaja nabrak Keyla ?" Suara Tania meninggi tidak terima.
"Biarin aja !" Keyla menarik tangan Tania untuk meninggalkan Nadia.
Keyla tak mempedulikan Tania yang mengoceh kayak emak emak komplek. Pandangan Keyla tertuju pada cewek yang duduk di bangku kantin mang Udin. Jantungnya berdetak tidak karuan walaupun jarak yang lumayan jauh. Namun kakinya tetap melangkah menuju cewek itu.
"Nah !!! kebetulan ada kak Sheira." Tania dengan semangat 45 menuju bangku Sheira meninggalkan Keyla di belakang.
"Kak Sheira !" Panggil Tania langsung duduk di depan Sheira. Sedangkan sheira mengangkat sebelah alis.
"Kak Sheira tau gak tadi Keyla ditabrak kak Nadia !! Hampir aja Keyla jatuh," jelas Tania kesal pada kejadian tadi.
Sheira mengernyit lalu menatap Keyla yang berdiri di samping Sheira. Ditatap tiba tiba oleh Sheira membuat Keyla gugup bukan main.
"Lo gpp kan ?!" Tanya Sheira khawatir.
Walaupun Sheira masih canggung untuk memberi perhatiannya pada Keyla,namun ia tak bisa menahan khawatirnya.
"A-aku gpp !!! Tania aja yang berlebihan," Keyla mendelik kesal pada Tania.
"Heh ?! Berlebihan gimana ? Lo sengaja ditabrak sama kak Nadia buat apa coba kalo dia gak nyari masalah ?!" Balas Tania geram.
"Iya tapi kan gue gpp," gerutu Keyla tak mau membesar besarkan masalah.
Sheira yang sedari tadi diam mendengarkan keduanya,kini berdiri tiba tiba. Keyla tergelak kaget,ia melihat sorot mata Sheira yang tajam. Sheira melangkah keluar kantin. Keyla dan Tania saling berpandang.
"Gila lo,Tan !" Umpat Keyla kesal.
"Heh !!! Kak Sheira khawatir sama lo. Berarti dia peduli sama lo. Itu artinya dia gak akan biarin lo terluka !" Balas Tania
***
Seperti yang dikatakan Sheira tadi pagi. Keyla menunggu Sheira yang sedang rapat OSIS. Ia duduk di bangku depan ruang OSIS. Suasana sunyi menemani Keyla. Dengan berbekal novel yang lama tak pernah ia baca lagi. Ia fokus membaca selama Sheira rapat. Lama kelamaan Keyla merasa lemas dan pusing.
Pukul 16.55 WIB rapat selesai. Keyla masih membaca buku mengabaikan dirinya yang merasa mual dan pusing. Sampai seseorang berdiri di depan Keyla,membuat Keyla mendongak.
"Udah selesai ?" Tanya Keyla tersenyum.
Sheira membalas senyum, "Udah. Pulang sekarang ?"
Keyla mengangguk,lalu ia membereskan novelnya. Saat ia berdiri,tubuhnya terasa berat dan lemah. Hampir saja ia kehilangan keseimbangan. Namun Sheira dengan sigap memeluk Keyla.
"Lo kenapa ?" Tanya Sheira cemas melihat Keyla yang lemas.
Keyla merasa pusing tak kuasa menahan bwrat badannya sendiri. Tanpa pikir panjang,Sheira mengangkat tubuh Keyla ala bridal style. Mantan atlet karate bagaimana tidak kuat mengangkat berat badan Keyla? Penyandang sabuk hitam karate dan pernah masuk timnas bagaimana tidak kuat mengangkat berat badan Keyla? Ya,itulah Sheira.
Keyla hanya bisa diam mengalungkan tangannya di leher Sheira. Ia memperhatikan wajah Sheira yang kini berada tepat di depan nya dengan tatapan sayu. Dari jarak sedekat ini,Keyla bisa melihat garis tegas rahang Sheira.
Tangan Keyla menyentuh pipi tirus Sheira seolah ingin melihat mata Sheira. Dan Sheira menoleh pada Keyla. Keduanya saling memandang menyelami ini hati melalui tatapan.
"Shit !!! Debaran ini lagi. Plisss,Key ! Jangan buat gue kelepasan !" Batin Sheira.
"Em,,,,Ini gimana jalannya kalo gue gak boleh liat ke depan ?" Tanya Sheira membuat Keyla reflek melepaskan tangannya dari pipi Sheira.
Wajah Keyla terasa memanas menahan malu. Ia mengeratkan pelukannya dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Sheira agar ia tak melihat wajah malunya. Aroma mint menyeruak di indra penciuman Keyla. Sheira melangkah menuju mobil.
"Kita ke rumah sakit-" Sheira melajukan mobilnya ke rumah sakit.
"Pulang aja," potong Keyla dengan lemah.
"Tapi-"
"Cuma maag biasa," Potong Keyla lagi memejamkan mata menahan rasa pusing nya.
"Arrgghhh!!" Sheira mengerang pasrah. Ia tak mau memaksakan Keyla.
Mobil ferrari biru telah terparkir di rumah Keyla. Sheira membantu Keyla berjalan memasuki rumah.
"Loh !! Non Keyla kenapa ?" Tanya bi Warni tergopoh gopoh menghampiri Keyla.
"Maag nya kambuh,bi !" Jawab Sheira menjelaskan.
"Ya udah bibi buatin bubur dulu !" Bi Warni membiarkan Sheira membantu Keyla ke kamarnya.
Sheira takjub dengan interior kamar Keyla. Kamar berwarna putih dengan polkadot hitam membuat suasana dewasa terlihat. Lukisan dan rak buku menempel pada dinding meneriakkan kesan indah. Dan jangan lupa boneka beruang pink besar di sudut ranjang king size itu. Sheira tersenyum geli melihat boneka itu. Di balik sikap bad girl Troublemaker,bagi Sheira Keyla masih remaja labil dan mungkin seperti anak kecil.
Sheira membantu Keyla merebahkan tubuh.
"Get well soon,baby girl !" Bisik Sheira tepat di telinga Keyla.
Sheira hendak keluar,namun ia merasakan tangannya ditahan oleh Keyla. Keyla menatap memohon pada Sheira dan menggeleng lemah. Berkata lewat tatapan 'jangan pergi !'
Sheira tak tega. Tatapan Keyla membuat Sheira susah bernafas. Ia menghampiri Keyla lagi.
"Aku pulang dulu! Nanti aku kembali !" Kata Sheira meyakinkan Keyla.
Ia memberanikan diri mencium kening Keyla lama. Menyalurkan seluruh rasa sayangnya pada Keyla.