webnovel

The Next Day

Aku terbangun karena suara ponselku berbunyi, matahari sudah masuk ke celah-celah jendelaku. Kuraih ponselku yang berada disampingku, kulihat layar ponselku ternyata Brian menelfonku

"hallo Bri"

"pagi cantik" Brian mulai menggodaku

"huhhh apaan ni pagi-pagi baikin gue?"

"sibuk ga? Gue di Sandi nih abis ketemu client" katanya

"20 menit lagi otw" kataku, aku langsung tau maksud dan tujuan Brian

"okii"

Sebenarnya Apart nya Jae agak jauh sih dari tempat Sandi, tapi sepertinya aku bisa kesana deh nanti dianterin Dandi karena baru saja Dandi ngechat katanya mau ajak aku sarapan, jadi aku ajak dia kesana aja.

Aku keluar dari kamar ku, aku sedikit kaget karena pemandangan yang ada didepanku, ini bukan apartku lagi. Aku lupa bahwa kemarin aku sudah pindah kesini hahaha. Aku masih kaget ternyata aku sudah resmi menjadi bagian dari apart mewah ini, oh iya kok sepi, Jae kemana ya? Apa dia sudah berangkat?

Aku melihat sekeliling dan kosong jadi aku berniat mengetok kamar Jae

Tok tok tok!

"Jee?"

Tidak ada jawaban

Aku membuka perlahan kamarnya, dahh waaww kamarnya keren banget, tidak banyak hiasan namun sangat estetik, warna hitam tetap menjadi warna dominant dari kamar ini. Dan mataku tertuju pada baju-baju yang berserakan di lantai, iya baju Jae. Aku ga nyangka ternyata dia akan sedikit berantakan hahaha.

"jaee?" aku masih mecari keberadaan mahkluk jangkung itu

Dan ternyata kamarnya kosong, kulihat jam dinakasnya menunjukan jam 9 yang berarti Jae sudah berangkat kerja dari tadi, hmm aku jadi merasa tidak enak karena bangun sesiang ini. harusnya aku menyiapkan sarapan tapi telat karena Jae sudah berangkat.

Kurapihkan baju-baju nya, aku tahu ini baju masih bersih. Mungkin Jae kebingungan memilih baju untuk dia pake ke kantor. Hmm Jae ada-ada saja, tapi harus kuakui kamarnya bersih dan wangi. Jae itu tidak merokok jadi itu yang membuat kamarnya tetap wangi coklat mint.

Aku menyusun bajunya kelemari dan mataku tertuju pada lemari disebelahnya, aku perlahan membuka dan ternyata ada beberapa pakaian wanita dan handuk. Aku sedikit kaget, aku gak tahu kalau Jae pernah tinggal disini bersama seorang perempuan. Hmm apakah itu Alice? Tapi kenapa barang-barang ini belum diambil oleh sipemilik? Apakah sebenarnya sipemilik masih sering berkunjung?

Baju-baju nya tidak banyak sih hanya beberapa, tapi tetap saja itu mengganggu pikiranku, kenapa Jae tidak jujur saja kalau memang Alice masih suka mampir kesini. Aku belum tau kebenaran nya sih tapi aku yakin seratus persen ini milik Alice.

Aku tidak mau berlama lama di kamar Jae, aku keluar dan aku terkaget karena sudah ada Dandi di sofa sedang asik meminum susu ultra milknya dengan earphone yang belum ia copot dari telinganya

"ndii kok ga bilang uda sampe?" aku langsung duduk disampingnya

"ini baru mau teriak manggil ka ca" katanya

"gaboleh lo teriak-teriak di rumah gue" canda ku

"acie cie yang uda punya rumah baru" ledeknya

"bodo ahh gue mau mandi"

"lo kalo mau minum ambil sendiri" kataku lagi

"siap cantik" katanya

Dandi tuh suka ikutan Brian memanggilku cantik, tapi tak apa aku senang

***

Huahhh rasanya segar banget setelah mandi, aku menuju dapur mau ambil minum, dan ehh?? Apa ini di meja makan? Kok ada makanan sama note?

"Caa dimakan ya jangan lupa sarapan habis itu minum susunya, tadi pagi ada asisten yang masak sama beres-beres rumah, jadi ica gausa ngapa-ngapain ya, istirahat aja. Kalau bosen nonton Netflix aja"

Isi note Jae sedikit membuatku bahagia karena dia ternyata seperhatian ini, harusnya aku dari lama tinggal bareng, biar giziku terpenuhi hahaha. Ku lihat banyak makanan enak disini dan tentu saja ini semua makanan sehat.

"ndii sini makan" ajak ku ke Dandi yang sedang asik menonton

"lohh kak ca masak?" katanya sambil berjalan menuju meja makan

"engga, tadi kata Jae ada asisten yang masak sama bersih-bersih ajdi gue gausa ngapa-ngapain"

"gilaa bang Jae baik banget, gue aja suka nyuruh lo masak padahal kak" kata Dandi tertawa

"elu emang kaga ada kasihan nya sama bumil" omelku

"habisnya masakan ka ca tuh enak banget" jawab Dandi sambil mencomot sandwich yang ada didepan nya

"gombal aja"

"beneran kak, coba sekali-kali masakin bang Jae deh, dia pasti suka"

"males ah" aku memakan sandwich ku yang isinya daging dan keju

Aku membuka ponselku untuk menghubungi Jae

Imessage : To Jae CEO

Je, makasih ya sarapan nya, gue lagi makan nih sama Dandi

Maaf ya tadi bangun kesiangan

Twuinngg

Suara notif dari ponselku, ternyata Jae ngebales chat ku yang tadi

Imessage : From Jae Ceo

Makan yang banyak ya ca, gausa pergi-pergi dulu, inget kata dokter gaboleh cape

Susunya jangan lupa diminum

Setelah membaca pesan nya, aku sedikit kecewa karena artinya aku tidak dapat ijin untuk pergi sama Brian. Tapi tunggu, akukan tidak harus minta ijin dia, lagian dari awal aku sudah bilang untuk tidak mengekang satu sama lain. Toh aku juga hanya bertemu Brian kan hari ini, aku tidak akan capek lahh dan ada Dandi juga. Jadi aku aman lah kali ini. aku juga kangen banget sama dessert box nya Sandi. Aku membalas pesan Jae dengan "oke je"

"Ndii nanti ke Sandi yu" kataku disela-sela kegiatan makan kami

"hum ngapain?" tanyanya

"gapapa kangen aja, ada Brian juga disana katanya abis ketemu client"

"hmmm yauda dehh, tapi uda bilang bang Jae" tanya nya

"uda kok" kataku berbohong

"tapi saran gue ka ca jangan sering-sering keluar deh, kakak aja jalan uda susah kan?"

Hmm omongan Dandi benar juga sihh aku jalan saja sudah susah, musti hati-hati. Dan aku bahkan tidak bisa melihat kedua kakiku berpijak kerena sudah ketutupan sama perut besarku. Tapi mau bagaimana lagi aku sudah janji dengan Brian

"iya hari ini aja deh" kataku

***

Aku sudah sampai di kafe Sandi, dari parkiran aku bisa melihat Sandi sedang sibuk membuat kopi, adem banget kalau melihat muka Sandi tuhh

"caaa" teriak Brian yang sedang duduk di pojok sana

"bentar mau pesan dulu" kataku

"ndi mau apa" aku tanya Dandi yang sibuk dengan ponsel nya

"Americano ice ka, gue duduk ya" katanya

Sialan memang Dandi bisa-bisa nya biarin bumil sendirian buat mesan pesanan nya

"san mau matcha sama Americano sama dessert box red velvet ya" kataku

"okay caa"

Brian menarik kursi untukku supaya aku langsung duduk dengan nyaman

"uda lama?" tanya ku

"baru setengah jam kok"

"kerjaan lu gimana? Makin banyak ya?" ledek ku

"ya gitu lahh, mana si Wira ternyata di taro nya dikantor cabang, jadi ya kerjaan gue sama aja"

Aku kaget Wira dipindahin, kok Jae ga ngomong apa-apa ya ke aku, padahal kemarin dia bilang Wira bakal bantu Brian nge backup kerjaan ku.

"lohh katanya Wira bantuin lu bikin project yang ke Sydney" jelas ku

"engga jadi, katanya gue sama Jae juga bisa kok"

"lahh serius lo ga akan kecapean nanti berdua?" tanyaku

"selo lahh"

Dandi sibuk dengan ponsel nya, mungkin dia sedang bermain game favorite nya

"ndi nd... gadimana-mana pabji mulu" kata Brian

"lagi seru nih bang" jawab nya tanpa menoleh dari ponsel nya

Aku meminum matcha ice ku tapi kali ini rasanya tidak semenyegarkan sebelum nya. Rasanya tetap enak tapi ada sesuatu yang mengganggu fikiran ku, iya, masalah Wira. Aku khawatir Brian atau Jae akan sangat kecapean kalau harus mengurus project ini tanpa Wira atau tanpa aku. Kenapa Jae tidak memberitahu aku kalau Wira pindah kantor, kan aku bia bantu kerjaan mereka dari rumah.

"Bri tapi lo ga kecapean apa?" tanyaku khawatir

"mayan sihh dari kemarin belum ada istirahat nih gue, makanya kesini karena mata berat banget jadi istirahat buat ngopi bentar" katanya

Aku bisa melihat muka Brian tuhh kurang tidur banget, mungkin dia begadang untuk mengerjakan kerjaan nya. Aku jadi kasihan membiarkan Brian kecapean seperti ini.

Bab berikutnya