Suasana kantor sudah benar-benar sepi karena tak ada karyawan lain yang lembur seperti Bobby malam ini. Tadinya ada Gina yang menemani, tetapi kemudian pulang sekitar 30 menit lebih dulu karena ada urusan mendesak.
Sejujurnya Bobby juga ingin punya urusan mendesak. Namun, selama bertahun-tahun, sialnya memang tidak ada yang lebih mendesak bagi Bobby dibanding tugas memuluskan jalan karir bosnya.
"Astaga, capek banget jadi budak CEO bucin …."
Bobby baru saja mulai membayangkan beberapa makanan lezat untuk makan malam saat tiba-tiba menyadari pekerjaannya belum sepenuhnya tuntas. Dia buru-buru menegakkan duduknya kembali dan mengumpulkan serpihan semangat untuk membereskan tugas tambahan yang diberikan Rendra.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com