Alice mengikuti ke mana langkah cepat Derby membawanya pergi. Perasaannya agak campur aduk ketika ia melewati koridor lantai pertama bangunan yang diketahuinya sebagai kamar pasien rumah sakit jiwa itu. Ia merasa siap tidak siap untuk menemui bibinya yang dirawat di sana. Pikirannya terlalu sibuk memikirkan reaksi apa yang akan ditunjukkannya ketika menemui Nataline. Marah, kah? Kecewa, kah? Atau prihatin? Ia tentunya tidak membenarkan tindakan Nataline yang menyiksa keluarganya hingga menyisakan Daryl saja. Tapi di saat bersamaan, ia juga merasa kasihan membayangkan kondisi Nataline karena dirawat di tempat ini. Baru membayangkan saja sudah cukup membuatnya menumbuhkan rasa prihatin, apalagi jika melihat langsung.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com