webnovel

Bukti Pocong

Hari ini pitaloka sangat cantik, dia menguncir rambut hitamnya yang panjang dengan kuncir yang berponi, membuat orang yang melihatnya terasa segar dan hangat

Ditambah dengan baju blus berwarna pink yang dikenakannya, dengan rok kini berwarna putih, yang terlihat lembut dan serasi dikenakannya, membuat pitaloka sangat cantik dan modis

Adi yang melihat pitaloka yang berpenampilan cantik, merasa seperti hatinya panas terbakar, mengagumi kuasa Tuhan atas ciptaan yang begitu indah, tak pelak menjadikannya merasa beruntung memiliki istri seperti Pitaloka

Saat pialoka baru saja akan meneruskan kalimatnya, ia tersumbat oleh ciuman kuat dari bibir adi yang dengan penuh hasrat menyelimutinya, hingga awalnya pitaloka kaget dengan tindakan adi dan secara perlahan menjadi ikut bersemangat saling membalas perasaan sayang yang coba keduanya sampaikan lewat tindakan yang ada

Sampai sepuluh menit kemudian, saat keduanya berpisah terdapat jembatan kristal yang memisahkan keduannya, saling menatap tanpa bicara dan tanpa sadar dan tanpa komando dari siapapun keduanya kembali berciuman, tetapi kini dengan lebih lembut dan halus

Sampai semenit kemudian, keduanya berpisah kembali, mengatur nafas keduanya setelah momen sesi romantis, kini mereka berbaring dengan saling memeluk di sofa lembut ruang tamu

Berbisik dengan penuh kata cinta dan saling memuji satu sama lain, seperti lapisan gula yang selalu di taburi di atas kue, menambah rasa manis yang telah ada menjadi lebih manis

""sayang kamu, nyosor aja pagi-pagi, liat nih baju sama rambut aku jadi berantakan"" mengeluh sambil bermanja kepada adi dengan cara mengusap pola bundar di dada adi

""Kamu terlalu cantik sayang hari ini, aku ga kuat nahan pesona kamu, rasanya sayang jika melewatkan hal baik di pagi hari"" berkata adi dengan terkekeh

""ihhhhhh, sayang kamu nakal"" berkata dengan centil kepada adi

""ya nakalnya kan sama kamu doang sayang, jadi gapapa kan"""menggaruk hidung cantik pitaloka sebagai balasan

""awassssss, aja berani nakal sama yang lain liat nanti kaya tangan ini"" mengancam adi dengan membentuk gunting di kedua jari pitaloka

Adi yang tau maksud pitaloka, menjadi dingin di belakang puggunggya dan tanpa sadar, menjadi gelisah saat menjawab "" ga lah sayang, ngapain juga, udah punya kamu dan aku ga pernah ketemu perempuan secantik dan sebaik kamu"" membujuk pitaloka dengan mengelus lembut sisi pipinya

""masaaaaaa ? bukannnya banyak yahhh, temen - temen sekolah kamu yang naksir kamu"" berkata pitaloka dengan sedikit menyindir

""kata siapa kamu? Ga ada yang suka sama aku sayang, penampilan aja biasa dan keluarga juga biasa, cuma emang pelajaran sih nomer 1, tapi aku agak kuper di sekolah jadi ga tau kalo ada yang suka, lagian aku udah nikah sama kamu, jadi harus setia dan membahagiakan istri""

""huuuuu laki- laki sama, bener kata kakak aku, mereka semua pintar ngegombal"" berkata kepada adi tetapi tidak menutup rasa manis yang ada di hatinya kepada adi

Adi yang mendegar perkataan pitaloka, hanya menghela nafas, sambil mengutuk para playboy yang jago menipu kaum hawa, karena dirinya kuper dan fokus dalam hal pelajaran sehingga sampai usiannya yang ke 16 dia masih belum punya pacar

Padahal jika adi mau mencermati dirinya, pasti akan ada beberapa wanita yang tertarik padanya, cuma seperti istilah yang suka disebut wanita kepada lelaki, yang hanya sibuk dengan duniannya sendiri, yaitu cowok ga peka, ya adi mendapat sebutan itu di kelas nya, meskipun adi selalu bertanya arti kata tersebut, dan kenapa dia harus di sebut seperti itu, dia lama kelamaan menjadi malas hingga julukannya bertambah menjadi si jutek

Wanita memang mahkluk yang unik, ketika tidak ditanggapi mereka akan semakin lantang berekspresi dan berteriak, hingga yang dituju sadar atau mereka bosan barulah mereka akan berhenti

Pitaloka yang tahu adi belum sarapan, segera mengajak adi meuju meja makan untuk sarapan, dan melihat hidangan yang telah disiapkan oleh pitaloka perasaan hati adi menjadi hangat

Inilah perasaan dirawat, pantas banyak orang mau menikah karena mereka merasa dirawat, terlebih bagi sosok lelaki mereka sangat mendambakan sosok wanita yang akan merawat dirinya, meski itu hal yang umum seperti menyiapkan masakan tetapi disitu terkadang letak cinta seorang pria akan bertambah kepada pasangannya, karena alasan dirawat tadi

Berbincang dengan ceria sambil diselingi sesekali oleh pujian adi kepada pitaloka atas masakan lezat yang telah disiapkan untuknya, membuat suasana pagi adi menjadi cerah

Dan setelah keduannya selesai makan dan mencuci piring, kini keduannya kembali keruang tamu sambil menyalakan tv dan membahas pengalaman mimpi buruk adi msemalam

Pitaloka kembali bertanya kepada adi, saat keduannya sedang santai " sayang kamu jadi pengen tahu, mimpi kamu semalem itu nyata atau tidak?"" tanya Pitaloka dengan sedikit menggoda

""Ya, aku bener-bener penasaran sayang, itu mimpi atau kenyataan, dan ketika kamu bilang kamu punya bukti bahwa itu adalah nyata, aku jadi ga sabar pengen tahu, meski sedikit takut"" jawab adi sambil terkekeh menutupi malunya

""Kamu kalo jadi pria harus berani sayang, masa cuma sama pocong aja takut!"" jawab Pitaloka ketus

""ya itu kan sebangsa kamu, dan munngkin wajar buat kamu, tapi buat aku kan ga, dan baru pertama kalinnya aku ketemu begituan secara langsung lagi, jadi wajar ada rasa takut yang penting saat ada bahaya aku ga akan takut buat lindungi kamu, sayang"" jawab adi dengan semnagat dan mencoba menyakinkan pitaloka.

Bab berikutnya