webnovel

Tubuh dan Perasaan yang Saling Bertentangan

Karena Citra memintanya pergi, Satya tidak memeluknya lagi. Lengannya perlahan mengendur, lalu dia mengambil secangkir teh jahe di sisi kanan tempat tidur. Tangan yang lain membantu Citra untuk duduk di ranjang. Dia mendekatkan cangkir teh ke bibir Citra, "Buka mulutmu."

Citra menatapnya, dan fokus matanya akhirnya tertuju pada mata pria itu. Kali ini dia bisa melihat ekspresi Satya dengan jelas. Namun, dia tidak bergerak, dan tidak bermaksud membuka mulutnya.

Satya dengan sabar berkata lagi, "Citra, jika kamu tidak minum ini, kamu akan masuk angin. Setelah meminumnya, kamu bisa tidur lagi atau melakukan apa pun yang kamu mau."

Ketika Satya mengucapkan kata-kata ini, dia pikir Citra akan marah. Dia lebih suka Citra marah padanya. Tapi Citra hanya diam sebentar, menundukkan kepalanya, dan meminum semua teh jahe di dalam cangkir. Setelah minum, dia bahkan tidak menatap Satya lagi, langsung tertidur di ranjang.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya