webnovel

Pei Qiqi, Aku Menyukaimu (2)

Editor: Wave Literature

Lin Jinrong terus menatapnya pergi. Dia tahu kalau tidak ada gunanya dia mengatakan ini sekarang, karena dia akan menikahi Pei Huan!

Air mata Pei Qiqi mengalir deras. Dia berdiri di pinggir jalan, banyaknya mobil yang berlalu lalang membuat tubuhnya sesekali diterpa angin…

Akhirnya dia memanggil sebuah taksi. Sopir taksi itu membantunya menaikkan koper, tanpa sadar supir itu melihatnya berkali-kali.

Jarang melihat gadis secantik ini!

Pei Qiqi duduk di belakang dan terus melihat pemandangan di luar jendela…

Sopir itu mengamatinya cukup lama, lalu berkata dengan nada menasihati, "Nona, putus cinta, ya?"

"Tidak." Pei Qiqi sedikit merasa tidak leluasa, dia mengusap wajahnya dengan tisu.

Sopir taksi itu tertawa, "Kalau begitu ada masalah apa yang membuatmu tidak senang?"

"Tidak ada!" Suara Pei Qiqi semakin meninggi.

Sopir tersebut tertawa lagi, "Kalau tidak ada, apa bisa memberitahuku ke mana tujuanmu?"

Pei Qiqi baru sadar kalau dia belum menyebutkan alamatnya, dia pun segera menjawab, "Xiacheng."

"Xiacheng adalah kawasan elit, banyak orang yang kaya tapi tidak bisa membeli rumah di sana." Ujar sopir itu sedikit antusias.

Pei Qiqi tidak bersuara lagi…

Taksi itu berhenti, ongkosnya 70 yuan lebih. Pei Qiqi memberinya selembar uang 100 yuan, tapi sopir itu memberinya kembalian 50 yuan, "Anggap saja teman ngobrol, aku berikan diskon."

Ah, gadis kecil yang sangat cantik ini, gratis pun juga tidak apa-apa!

Pei Qiqi berterimakasih pada sopir itu. Setelah membantunya menurunkan koper, sopir taksi tersebut melihatnya pergi sambil menggelengkan kepala…

Terlalu cantik terkadang juga bukan hal yang baik.

Mata Pei Qiqi masih sedikit merah, dia berjalan ke apartemennya sambil sesekali mengusap matanya.

Begitu membuka pintu, dia langsung tercengang karena Tang Yu juga ada di sana!

Hari ini hari Selasa, semalam dia juga datang…

Apa dia mau melakukannya dari hari Senin sampai Minggu?

Pei Qiqi menutup pintu pelan-pelan, suaranya membuat Tang Yu yang sedang tenggelam dalam dokumennya itu pun mengangkat wajah. Melihatnya membawa koper dan tas jinjing, dia bertanya datar, "Pergi mengambil barang?"

Pei Qiqi menjawab singkat lalu menarik kopernya masuk, dia kemudian bertanya ragu, "Aku boleh meletakkan barangku di sini, kan?"

Tang Yu yang sedang mengetik itu pun menghentikan gerakannya. Dia kemudian melihatnya dan sadar jika matanya sedikit merah.

Beberapa saat kemudian Tang Yu menjawabnya, "Tentu saja boleh!"

Dia kemudian melanjutkan, "Kamu ingin mengubah tempat ini seperti apa pun juga boleh."

Namun Pei Qiqi hanya menjawab singkat.

Dia menarik kopernya masuk ke dalam ruang ganti untuk menggantung baju-bajunya. Dia kemudian melihat baju-baju yang Tang Yu siapkan untuknya hari ini.

Semua adalah warna-warna feminin, dia sepertinya menyukai putih dan merah muda.

Tapi gaya untuk pakaian dalamnya sedikit berbeda, sangat… dewasa dan seksi.

Dia melihatnya sejenak, lalu menyimpan kembali barang-barang tersebut…

Akhirnya dia mengeluarkan sebuah kotak musik yang terbuat dari kristal, itu adalah pemberian Pei Minghe di ulang tahunnya yang kesepuluh.

Dia masih ingat hari itu ayahnya menggendongnya dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun, ini adalah satu-satunya hadiah termahal yang pernah dia dapatkan.

Hanya di hari itu Zhou Meilin dan Pei Huan tidak ada… Hari itu dia merasa dirinya seperti tuan putri.

Bisa tidak perlu melihat wajah sinis mereka berdua, dia juga bisa tertawa bebas.

Kebahagiaannya semua adalah pemberian dari Pei Minghe…

Tang Yu berdiri di ambang pintu ruang ganti, melihat Pei Qiqi berjongkok di sana terpaku menatap barang di tangannya.

Tang Yu tahu itu adalah produk kristal dari sebuah merek, di kamar Tang Xin ada banyak koleksi benda seperti itu.

Tapi gadis bodoh di depannya ini malah menjadikannya sebagai barang kesayangan.

"Pemberian dari siapa?" Tang Yu menanyakan pertanyaan yang dia sendiri tidak menyangka akan keluar dari mulutnya.

Pei Qiqi terkejut, dia mengangkat wajahnya dan menatap pria itu… beberapa saat kemudian dia menjawab pelan, "Pemberian dari ayahku."

Bab berikutnya