webnovel

Chapter 8 : Kemunculan Trinity Leader Astaroth

Kolonel Rose berusaha mengejar Ryouichi yang telah terlebih dahulu pergi ke markas Demon di tengah hutan dengan menggunakan jeep militer.

"Ryouichi, semoga kau baik-baik saja" gumam Kolonel Rose dengan penuh kekhawatiran.

Di sisi lain Ryouichi yang perasaan nya campur aduk antara sedih dan kesal menancap gas mobil jeep miliknya dengan cepat. Ryouichi mengingat kembali ucapan dari Kolonel Ryota yang mengatakan secara langsung bahwa dirinya adalah beban.

"Lihat saja, aku akan membuktikan bahwa diriku sudah pantas untuk di akui olehmu" ucap Ryouichi sembari mengemudikan jeepnya dengan sangat cepat.

Tidak terasa mobil jeep Ryouichi sudah memasuki mulut hutan. Ryouichi pun menghentikan mobil jeepnya dan melanjutkan perjalanannya menuju markas demon yang berada di tengah hutan dengan berjalan kaki.

"Jadi di hutan ini kah markas para demon itu berada? Kuharap peta yang berada di ruangan rapat itu akurat" gumam Ryouichi sembari melihat peta yang dia ambil sebelumnya dari ruang rapat.

Ryouichi pun berjalan masuk kedalam hutan tersebut dan merasakan aura yang tidak mengenakkan, tidak ada suara apapun yang terdengar. Hutan itu hening dan tidak ada tanda-tanda binatang liar satupun. Semakin dalam Ryouichi memasuki hutan, semakin berat pula aura yang dia rasakan. Hingga akhirnya dia melihat kamp yang di jaga oleh beberapa [Orc] dan juga [Goblin] yang memakai armor lengkap dengan senjata tombak dan juga pedang.

Satu-satunya hal yang dia pikirkan adalah bagaimana menyusup masuk ke dalam kamp tersebut dan langsung bertemu dengan salah satu dari [Trinity].

"Kelihatannya kamp yang berada di depan sana adalah markas dari demon sialan itu. Jadi pertanyaannya adalah bagaimana caranya aku bisa menyusup kedalam sana?" gumam Ryouichi.

Lalu seketika dia teringat dengan skill yang telah dia pelajari dari Ro-chan. Skill itu adalah [Skill : Mimic], skill ini dapat merubah penampilan penggunanya sesuai dengan kehendak penggunanya, namun hanya memiliki waktu aktif selama 5 menit.

"[Skill : Mimic]" ucap Ryouchi.

Seketika penampilan Ryouichi pun berubah menjadi sosok goblin dan dia pun dengan yakin berjalan menuju kamp markas demon itu.

"Oi… Darimana kau?" ucap salah satu goblin kepada Ryouichi.

"Ahhh… Aku tadi habis buang air kecil" ucap Ryouichi dengan santai.

"Cepatlah masuk kedalam, kau masih harus menjaga bagian dalam" ucap goblin tersebut.

Ryouichi pun memasuki kamp markas demon itu, setelah memasuki kamp tersebut Ryouichi pun dikejutkan dengan pemandangan dimana sekelompok manusia sedang ditawan di dalam kandang besi besar.

"Apa? Bahkan para demon bajingan ini memiliki sandera?" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun menjadi ragu dengan keputusan yang akan dia pilih, apakah akan melawan [Trinity Leader] atau membebaskan para sandera. Namun seketika dia menyadari bahwa dia tidak bisa membebaskan para tawanan tanpa diketahui oleh para demon yang ada ditempat itu. Disaat Ryouichi bimbang dengan pilihan yang akan dia pilih, tiba-tiba salah satu [Orc] menarik salah satu tawanan dari kandang tersebut.

"Kemari kau manusia kecil, hahaha" ucap [Orc] tersebut sembari menarik seorang gadis.

"Tidak!" teriak gadis tersebut.

Ryouichi yang melihat hal tersebut hanya bisa memperhatikan apa yang akan dilakukan [Orc] tersebut kepada gadis tersebut.

"Hahahaha, aku sudah bosan hanya menjaga para manusia ini. Tidak ada salahnya kalau aku menikmati salah satu dari mereka bukan?" ucap [Orc] itu dengan tertawa keras.

Lalu [Orc] itu pun merobek baju dari gadis tersebut berniat untuk memperkosanya. Ryouichi pun terkejut dengan hal itu.

"Tidak! Siapapun tolong aku!" teriak gadis itu dengan kencang sembari melihat ke arah manusia lainnya.

Namun, para manusia itu hanya menatap gadis itu dengan tatapan tak berdaya dan kasihan. Gadis itu hanya bisa pasrah dan menangis selagi [Orc] itu merobek bajunya.

"Hahaha… Kau tidak bisa kemana-mana manusia. Aku akan menikmati mu seka..."

[Orc] tersebut tidak melanjutkan perkataannya, satu-satunya yang dia rasakan adalah kepalanya terpisah jatuh ketanah.

"Kau pikir apa yang kau lakukan?" ucap Ryouichi setelah menebas putus kepala dari [Orc] itu.

Sesaat setelah Ryouichi menebas [Orc] itu, skill perubahan miliknya pun hilang. Kelemahan dari skill ini adalah pengguna akan menjadi normal kembali jika melakukan serangan atau diserang.

Setelah itu, tubuh besar dari [Orc] itu jatuh ketanah dan membuat suara besar yang membuat para monster lainnya menaruh perhatian pada Ryouichi.

"Nampaknya aku memang harus melawan kalian semua" ucap Ryouichi dengan tatapan tajam.

Terlihat sekitar 20 monster mengelilingi Ryouichi dan bersiap untuk menyerang. Hal yang dilakukan pertama kali oleh Ryouichi adalah membuat [Barrier] untuk melindungi gadis itu.

"Kau tunggulah didalam [Barrier] ini, aku akan menyelamatkanmu tidak peduli apapun yang terjadi" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun melangkah maju kearah pasukan demon itu dengan yakin sembari menghunuskan pedangnya ke arah mereka.

"Jadi, siapa diantara kalian yang bersedia menjadi korban pertamaku?" ucap Ryouichi.

Lalu satu [Orc] bertubuh besar setinggi 4 meter lengkap dengan kapak besar nya maju kearah Ryouichi.

"Rupanya ada [The Saviour] disini, apa kau kemari untuk mengantarkan nyawamu? Aku adalah salah satu [Orc] terkuat disini, akan kuberikan kehormatan kepadamu untuk mati ditanganku" ucap [Orc] itu dengan percaya diri.

"Kalian para monster bajingan tidak seharusnya ada dimuka bumi ini" ucap Ryouichi dengan tatapan dingin.

[Orc] itu pun mencoba menebas Ryouichi dengan kapaknya, namun dengan lincah Ryouichi pun menghindari serangan tersebut. Lalu dengan kecepatan yang luar biasa, Ryouichi berusaha menebas kepala dari [Orc] itu namun tidak berhasil karena kulit leher dari [Orc] itu sangat keras.

"Cih, kulitnya keras sekali berbeda dari [Orc] lainnya" ucap Ryouichi.

"Bagaimana? Apakah kau sudah tahu kekuatanku? Sudah banyak [The Saviour] lain mencoba untuk membunuhku namun semua malah berakhir dengan kematian ditanganku hahahaha..." ucap [Orc] itu dengan sombong.

Ryouichi mengingat skill yang di ajarkan oleh Ro-chan. Skill ini merupakan skill yang dapat menyelimuti pedang dengan aura dan dapat membelah apapun.

"[Skill : Divine Slash]" ucap Ryouichi.

Lalu Ryouichi pun berlari ke samping [Orc] itu dan melompat setinggi-tingginya lalu mencoba untuk menebas [Orc] itu.

"Hahahaha, usaha yang sia-sia prajurit manusia"

[Orc] itu pun mencoba menangkis serangan tersebut dengan kapak miliknya. Namun Ryouichi dengan mudahnya dapat membelah kapak dan kepala [Orc] tersebut dan akhirnya [Orc] itu pun tewas dengan kepala terpenggal ditangan Ryouichi.

"Jadi? Hanya sekeras ini kulitmu?" ucap Ryouichi sembari membersihkan darah yang berada di bilah pedangnya.

Para monster yang lain pun menjadi takut dan tidak mendekati Ryouichi setelah melihat [Orc] itu kalah ditangan Ryouichi.

"Hahahaha... Kau cukup kuat untuk ukuran prajurit manusia"

Tiba-tiba terdengar suara dari atas pohon, terlihat sesosok demon bersayap lebar berwarna merah yang memakai pakaian pelayan.

"Siapa demon itu? Mengapa aura dari Demon itu sangat berbeda dibanding monster lain? Aku yakin setidaknya auranya sekuat Kolonel Ryota" gumam Ryouichi.

Sosok demon itu pun turun dari pohon, akhirnya terlihat dengan jelas penampilan dari demon itu. Wajahnya terlihat muda, serta dengan jelas menampakkan wajah sombong dan arogan.

"Perkenalkan, namaku adalah Astaroth. Aku adalah salah satu dari [Trinity Leader], senang bertemu denganmu prajurit manusia. Sebenarnya kalau kau tidak membunuh [Orc] tadi, aku sendiri yang akan turun tangan membunuhnya. Lagipula aku tidak butuh bawahan seperti itu. Jika kau tidak keberatan maukah kau memperkenalkan dirimu?" ucap Astaroth.

Ryouichi masih waspada dan terdiam tidak menjawab pertanyaan dari Astaroth.

"Oi oi… Bahkan kau tidak mau memperkenalkan dirimu kepadaku? Baiklah tidak masalah. Apa kau keberatan kalau aku mengetes kekuatanmu sedikit? Hehehe" ucap Astaroth sembari tertawa kecil.

Tanpa banyak bicara Ryouichi merasa ada sesuatu yang berbahaya akan terjadi, dan diapun mundur dengan cepat secara reflek. Astaroth pun terlihat merapal mantera dan akan memanggil sesuatu.

"[Forbidden Technique : Summon Gate Of Underworld]"

Seketika muncul gerbang yang besar di samping Astaroth, gerbang itu memiliki ornamen mengerikan, tidak beberapa lama gerbang itu terbuka dan sesosok [Cerberus] muncul dari dalam gerbang tersebut.

"Makhluk apa itu?!"

Ryouichi pun hanya bisa terdiam ketakutan setelah melihat makhluk itu. Niat bertarung nya pun yang tadinya berkobar sekarang menjadi hilang sama sekali. [Cerberus] adalah salah satu dari 3 makhluk terkutuk peliharaan dari [Trinity Leader]. [Cerberus] memiliki tubuh anjing serta tiga kepala yang masing-masing memiliki kesadaran masing-masing dan dikatakan bahwa kekuatannya sangat besar yang bahkan sekelas [Guardian] pun akan kerepotan ketika melawannya.

"Makhluk ini adalah peliharaan favoritku, lucu bukan? Ah… Kebetulan juga sudah waktunya makan siang. Baiklah [Cerberus], didepanmu adalah makan siangmu. Silahkan dimakan jangan ragu-ragu" ucap Astaroth.

[Cerberus] itu pun melihat Ryouichi dan dengan cepat menyerangnya. Ryouichi yang menyadari hal itu segera menghindar namun kecepatan dari [Cerberus] sangat cepat dan tanpa Ryouichi sadari [Cerberus] itu sudah berada di depan matanya.

"[Skill : Time Freeze]"

Ryouichi pun menggunakan [Skill : Time Freeze] untuk menghentikan pergerakan dari [Cerberus] itu lalu memanfaatkannya untuk menjauh darinya.

"Oh... Jadi kau merupakan pengguna senjata [God] tingkat tinggi serta memiliki elemen non-atribut. Dan terlebih kau bisa mengendalikan waktu. Ha… Hahahahaha… Akhirnya aku menemukan mainan baru kali ini. Namun aku penasaran sampai berapa lama kau bisa menghentikan pergerakan dari [Cerberus] milikku" ucap Astaroth.

Ryouichi pun segera memikirkan bagaimana mengalahkan makhluk itu. Namun ketika Ryouichi lengah tiba-tiba [Cerberus] itu sudah bisa bergerak kembali dan menyerang Ryouichi .

"Bagaimana mungkin?! Skill ku seharusnya bisa bertahan sekitar 3 menit. Bagaimana bisa dia bergerak lagi?"

Ryouichi pun di hempaskan oleh cakar dari [Cerberus] itu. Ryouichi pun terlempar sejauh 2 meter dan tubuhnya menghantam pohon besar dibelakangnya. Seketika Ryouichi muntah darah dan terluka cukup parah.

"Uhuk….. Mengapa semua skill ku tidak berpengaruh besar pada monster itu? Aku tidak bisa menyerangnya secara sembarangan. Kalau dipikir-pikir, apa kelemahan dari monster ini?" ucap Ryouichi sembari berusaha untuk bangkit.

"Menyerahlah wahai prajurit, kekuatanmu tidak berpengaruh apa-apa pada [Cerberus] milikku.[Cerberus] milikku memiliki ketahanan yang tinggi terhadap elemen non-atribut. Sudah dipastikan kau akan menjadi makanannya hari ini"

"Elemen Non-Atribut? Apa itu?" gumam Ryouichi.

Ryouichi pun teringat kembali pelajaran yang di berikan oleh Ro-chan. Elemen Non-atribut adalah elemen khusus yang tidak terikat dengan unsur alam. Elemen alam atau elemen dengan unsur alam adalah elemen Atribut yang terdiri dari api, angin, tanah, serta air. Elemen Non-atribut sendiri adalah elemen yang terdiri dari kekuatan fisik atau kekuatan mental. Elemen yang dimiliki oleh Ryouichi adalah Elemen Non-Atribut yang mampu menghentikan waktu.

"Sekarang aku baru ingat, tapi kalau monster itu memiliki ketahanan yang tinggi terhadap Elemen Non-Atribut bagaimana caraku melawannya?"

Ryouichi akhirnya menyadari bahwa monster itu bukanlah lawan yang bisa dia kalahkan seorang diri.

"Sial... Aku seharusnya tidak bertindak gegabah seperti ini" gumam Ryouichi.

"Apakah sudah selesai main-mainnya? Kelihatannya kau sudah tidak bisa apa-apa lagi. Lebih baik tidak perlu membuang waktu lagi. [Cerberus]! Cepat makan manusia itu" ucap Astaroth.

Ryouichi yang merasa bahwa sudah tidak ada jalan lagi untuk mengalahkan [Cerberus] pun hanya bisa terdiam. Luka yang dia terima cukup parah, beberapa rusuknya patah dan dirinya hampir tidak bisa berdiri lagi. [Cerberus] itu pun dengan cepat menyerang kearah Ryouichi. Ryouichi yang hampir tidak bisa melakukan apa-apa lagi tiba-tiba mendengar sebuah suara di pikirannya.

"Apa kau mau mati secara menyedihkan seperti ini? Bukankah dirimu lebih kuat dari ini?"

Suara itu adalah suara dari Ro-chan. Ryouichi pun akhirnya bangkit kembali dan menghunuskan pedangnya.

"Aku sudah pasti akan mati, semua manusia pasti akan mati. Tapi aku tidak akan mati hari ini dan ditempat ini!" teriak Ryouichi.

Ryouichi pun menyerang [Cerberus] dan mencoba melukainya dengan menebasnya.

"Hahahaha…. Apa kau sudah gila? Bukankah sudah kubilang semua seranganmu sia-sia karena [Cerberus] milikku tahan terhadap serangan milikmu" ucap Astaroth dengan ekspresi senang.

Dengan sisa kekuatan miliknya Ryouichi menyerang sekuat tenaga dan mengincar salah satu kepala dari [Cerberus] itu.

"Terima ini!" teriak Ryouichi.

Ryouichi pun melayangkan serangan kilat dan berhasil memenggal salah satu kepala dari [Cerberus] itu. Ryouichi pun jatuh ketanah setelah memenggal kepala [Cerberus] itu.

"Setidaknya aku sudah berusaha sekuat tenaga melawan monster itu. Kuharap monster itu melemah"

Namun harapan Ryouichi pun sirna setelah melihat bahwa kepala dari [Cerberus] itu tumbuh kembali dan bukan hanya itu saja, masing-masing kepala dari [Cerberus] itu saling memisahkan diri satu sama lain dan membentuk tubuh baru.

"Ah… Sial, kupikir aku setidaknya sudah melemahkan monster itu, tapi sekarang monster itu malah berpisah dan menjadi 3 monster lagi. Apa ini salahku karena aku terlalu termakan emosi dan gegabah. Kolonel Ryota, Rose, setidaknya aku berharap dapat bertemu kalian sekali lagi" ucap Ryouichi dengan wajah pasrah.

Tiga [Cerberus] itu pun menyerang Ryouichi secara bersamaan. Astaroth pun hanya tertawa melihat Ryouichi yang hanya bisa terdiam pasrah.

"Hahahaha… Sudah kuduga! Pasti pikiranmu menjadi gila karena tidak bisa mengalahkan [Cerberus] milikku"

"[Skill : Fire Wall]!"

Seketika muncul dinding api besar yang memisahkan antara Ryouichi dan para [Cerberus] itu.

Secara tiba-tiba Kolonel Rose datang dan menyelamatkan Ryouichi. Kolonel Rose pun menghampiri Ryouichi dan merasa sangat marah atas kondisi Ryouichi saat itu. Marah karena dirinya tidak ada disamping Ryouichi saat Ryouichi diserang habis-habisan oleh [Cerberus].

"Ro-Rose... Apa itu dirimu? Apakah aku berhalusinasi sebelum kematianku?" ucap Ryouichi lirih dengan kondisi tergeletak ditanah.

"Bodoh... Mengapa kau sampai berbuat seperti ini! Kau pikir nyawamu ada berapa? Kau pikir tidak akan ada orang yang sedih jika dirimu mati? Dasar bodoh!" teriak Kolonel Rose kesal.

"Maaf, Rose…"

Ryouichi tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Setelah Ryouichi mengatakan hal itu, dia melihat wajah Kolonel Rose.

"Me-Mengapa kau menangis?"

Terlihat air mata Kolonel Rose mengalir, Ryouichi hanya bisa menatap Kolonel Rose dengan perasaan bersalah.

"Tunggu aku disini" ucap Kolonel Rose.

Kolonel Rose pun berjalan melewati dinding api yang telah dia buat dan menuju Astaroth serta [Cerberus].

"Oyaaa… Nampaknya [Cerberus] ku sangat beruntung kali ini. Bisa memakan dua hidangan lezat sekaligus" ucap Astaroth.

"Apa yang kau bilang tadi demon sialan? Kau pikir kau bisa pergi dari tempat ini hidup-hidup? Akan kubakar kau sampai hangus tidak bersisa."

Kolonel Rose pun melepas sarung tangan miliknya dan terlihat sebuah tanda [Insignia] berbentuk burung phoenix di tempurung tangannya. Kolonel Rose melepaskan aura api besar dan menatap Astaroth dengan penuh kebencian.

"Tanda itu? Heeeehhh…. Jadi kau adalah [Guardian] yang dibicarakan oleh tuan Lucifer. Tuan Lucifer berkata padaku, bahwa kalian para [Guardian] tidak dapat dianggap remeh. Tapi aku ingin melihat sendiri bagaimana kekuatanmu sebenarnya" ucap Astaroth.

"Ryouichi! Apa kau bisa bergerak?" tanya Kolonel Rose.

"Seharusnya bisa, ada apa?" tanya Ryouichi.

"Kau segera bergegas bebaskan para manusia yang ditawan dan larilah bersama mereka" ucap Kolonel Rose.

"Tapi… Bagaimana dengan kau?" ucap Ryouichi.

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan diriku, cepat bebaskan tawanan dan pergi dari sini!" teriak Kolonel Rose.

Ryouichi pun bergegas berdiri dan membebaskan para tawanan. Astaroth pun yang mengetahui hal itu segera memerintahkan seluruh demon peringkat bumi, pasukan goblin, serta pasukan [Orc] yang ada untuk menyerang Ryouichi.

"[Summon : Crimson Red]"

Kolonel Rose pun memanggil senjata Rohnya. Senjata Roh milik Kolonel Rose adalah panah yang terbuat dari api abadi milik Vermillion Phoenix. Senjata Roh milik Kolonel Rose tidak memerlukan anak panah, selama Kolonel Rose memiliki sihir yang cukup maka dia dapat membuat anak panah sihir sebanyak apapun yang diinginkan.

"[Skill : Fire Shoot]"

Para demon bumi yang akan menyerang Ryouichi dengan cepat menghindari panah milik Kolonel Rose.

"Hahahaha… Seranganmu meleset" ucap salah satu Demon tingkat bumi itu.

"Benarkah? Asal kau tahu, selama ini anak panahku tidak pernah gagal membunuh demon seperti kalian" ucap Kolonel Rose.

Para monster itu terkejut setelah menyadari bahwa anak panah dari Kolonel Rose yang tadinya mereka hindari malah mengejar mereka dengan kecepatan penuh. Akhirnya serangan dari Kolonel Rose mengenai mereka dan membakar semua pasukan monster itu hingga tidak tersisa apapun.

"Heeee... [Cerberus], cepat bunuh perempuan itu!" perintah Astaroth.

Tiga [Cerberus] itupun menyerang Kolonel Rose dengan cepat.

"[Skill : Flame Wings]"

Skill ini merupakan skill yang membuat penggunanya dapat menggunakan sayap dari Vermillion Phoenix dan dapat terbang dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Skill ini akan tetap bertahan walaupun penggunanya terkena serangan dari musuh.

"Jadi monster sialan ini yang telah melukai Ryouichi?" ucap Kolonel Rose dengan tatapan dingin dan perasaaan marah yang meluap-luap.

Kolonel Rose yang sedang terbang diatas langit pun terlihat merapal sebuah mantera dan melayangkan serangan itu kepada tiga [Cerberus] itu.

"[Ultimate Skill : Flame of Judgement]"

Skill ini merupakan skill terkuat kedua milik Kolonel Rose. Serangan ini membuat sebuah lingkaran sihir di tanah tempat musuh berada lalu mengeluarkan lautan api besar dan sangat panas yang membakar musuh hingga tidak bersisa.

"Aku ingin lihat apa kau bisa bertahan dari serangan itu, dasar monster sialan"

Seketika para [Cerberus] itu terbakar habis tidak menyisakan apapun. Astaroth yang melihat hal itu pun terkejut dan marah.

"Tidak!... [Cerberus] milikku. Kau... Kau tidak akan kubiarkan hidup setelah membunuh peliharaanku!" teriak Astaroth.

Seketika Astaroth merapal mantera dan membuat beberapa lingkaran sihir di sekeliling Kolonel Rose yang sedang terbang.

"[Dark Magic Skill : Dark Javelin]"

Skill ini mengeluarkan ratusan tombak dengan elemen kegelapan dan dapat menyerang dari berbagai arah.

Kolonel Rose yang menyadari serangan itu pun dengan cepat menghindari serangan itu. Namun perhatian dia pun teralihkan kepada Ryouichi yang tiba-tiba kembali ke area pertempuran.

"Ryouichi?!" gumam Kolonel Rose.

Karena Kolonel Rose lengah, Astaroth dapat dengan mudah mengenai Kolonel Rose. Kolonel Rose pun jatuh mengenai tanah dengan keras.

"Rose!" teriak Ryouichi.

Astaroth pun mendekati Kolonel Rose yang terjatuh ketanah dan mencengkram leher lalu mengangkat Kolonel Rose.

"Bagaimana kau bisa lengah di pertempuran kita tadi? Sungguh sangat disayangkan, kau akan mati hari ini" ucap Astaroth.

Astaroth pun melihat kearah Ryouichi.

"Heee… Jadi begitu. Kau menyukai pemuda itu bukan?" Astaroth membisikkan kata itu ketelinga Kolonel Rose.

Kolonel Rose hanya dapat diam dan memandang kearah Ryouichi.

"Ha-hahahahaha... Aku tidak menyangka bahwa cinta dapat membuat seseorang menjadi lengah dan lemah. Bagaimana jadinya kalau kubuat dirimu membunuh orang yang kau cintai?" ucap Astaroth kepada Kolonel Rose.

Kolonel Rose hanya dapat menggertakan giginya.

"Kau tidak akan kumaafkan, dasar iblis sialan!" teriak Kolonel Rose.

Tiba-tiba sesosok demon yang kelihatannya adalah bawahan dari Astaroth datang dan mendekati Astaroth.

"Tuan Astaroth, nampaknya para [The Saviour] mulai mendekati kamp kita. Bagaimana keputusan anda?" ucap demon itu.

"Hmmm… Karena dua prajurit sialan ini, rencana kita untuk menyerang markas Provinsi Timur menjadi berantakan. Hampir seluruh demon dan pasukan yang kusiapkan untuk menyerang malah berkurang hampir setengah dari jumlah seharusnya, bahkan peliharaanku [Cerberus] ikut terbunuh" ucap Astaroth.

Astaroth pun tersenyum dan terlihat merapalkan sihir.

"[Skill : Hypnosis]"

Astaroth pun melepaskan cengkraman tangannya dari leher Kolonel Rose. Dan terlihat membisikkan sesuatu ke telinganya.

"Sudah waktunya kita pergi, dan... Oh iya, untukmu prajurit manusia. Kuharap kau senang dengan hadiah perpisahan yang aku berikan" ucap Astaroth sembari menunjuk ke arah Ryouichi.

Ryouichi hanya bisa melihat semua hal itu dan tidak dapat berbuat apa-apa. Astaroth dan demon bawahannya pun terbang meninggalkan hutan tersebut dan meninggalkan Ryouichi serta Kolonel Rose berdua.

"Rose! Rose! Kau baik-baik saja?" ucap Ryouichi sembari berlari kearah Kolonel Rose yang berdiri dengan tatapan kosong.

Namun Ryouichi menyadari ada yang aneh dengan Kolonel Rose, dan benar saja Kolonel Rose langsung menyerang Ryouichi secara membabi buta.

"Rose! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyerangku?" ucap Ryouichi sembari menghindar.

"[Skill : Flame Shoot]" ucap Kolonel Rose dengan tatapan kosong.

Kolonel Rose menembak 20 panah api secara bersamaan ke Ryouichi, Ryouichi pun berusaha menghindar sebisa mungkin. Namun karena tubuh Ryouichi yang sedang terluka parah dan kehabisan kekuatan sihir, Ryouichi pun terkena serangan tersebut. Namun entah mengapa serangan milik Kolonel Rose yang seharusnya bisa membakar targetnya malah hanya membuat Ryouichi terkena luka bakar biasa.

"Rose…" ucap Ryouichi lirih.

Kolonel Rose pun mendekati Ryouichi yang terluka sangat parah dan mencoba menyerangnya untuk terakhir kalinya. Namun ketika panah itu hampir di lepaskan kearah Ryouichi, tiba-tiba Kolonel Rose tersadar kembali setelah melihat syal merah yang dikenakan Ryouichi, syal merah itu adalah hadiah pemberian darinya dulu kepada Ryouichi.

"Tolong bunuh aku…" ucap Kolonel Rose yang terlihat kesadarannya mulai kembali namun hanya sesaat.

Ryouichi melihat Kolonel Rose yang terlihat kesulitan berusaha untuk menolak keinginan untuk membunuh dirinya. Kolonel Rose menangis dan terlihat memohon untuk membunuhnya.

"Tolong bunuh aku Ryouichi... Aku tidak bisa membiarkan diriku membunuh orang yang kusayangi" ucap Kolonel Rose dengan tangisan.

"Cih…. Kalian ini benar-benar pasangan yang merepotkan" gumam sesosok bertopeng di balik pohon.

Sosok bertopeng ini telah memperhatikan Ryouichi dan Kolonel Rose sejak kepergian Astaroth.

"[Summon: Wild Card]"

Sosok ini terlihat memanggil senjata roh miliknya yang berbentuk seperti kartu poker dan terlihat merapalkan sihir. Tidak lama kemudian muncul sebuah lingkaran sihir di bawah kaki Rose.

"[Holy Magic Skill : Zone Field Neutral]"

Skill ini dapat meniadakan seluruh efek sihir dalam radius tertentu dan juga dapat mengatur siapa target yang akan ditiadakan sihirnya. Namun skill ini hanya berlaku terhadap elemen atribut dan elemen special atribut. Elemen special atribut sendiri hanya terdiri dari elemen Dark/kegelapan dan elemen Holy/cahaya.

"Efek hipnotisnya telah menghilang? Siapa yang menghilangkan hipnotisnya?" ucap Kolonel Rose.

"Kalau kau sudah sadar, lebih baik kau lihat kondisi prajurit pria itu terlebih dahulu" ucap sosok bertopeng itu sembari melompat turun dari pohon.

"Siapa kau? Mengapa kau bisa memiliki elemen Spesial Atribut Holy?" tanya Kolonel Rose dengan sikap waspada.

"Identitasku tidaklah penting, selanjutnya kita bertemu aku tidak bisa menjamin apakah aku akan membantumu lagi atau… Akan membunuhmu" ucap Sosok bertopeng itu sembari berjalan lalu menghilang dalam lebatnya pepohonan hutan.

Kolonel Rose merasa bahwa sosok bertopeng itu adalah sosok yang familiar dengannya namun dia tidak memikirkannya lebih jauh terlebih setelah melihat kondisi Ryouichi.

"Ryouichi! Ryouichi!" ucap Kolonel Rose sembari menyentuh wajah dari Ryouichi.

"Rose… Untunglah kau sudah sadar. Aku minta maaf… Setidaknya aku bisa bertemu dengan dirimu untuk terakhir kalinya, namun sangat disayangkan aku tidak bisa bertemu Kolonel Ryota untuk yang terakhir kalinya" ucap Ryouichi dengan tersenyum, lalu tidak beberapa lama kemudian nafas dan detak jantung Ryouichi berhenti.

"Ryouichi!" teriak Kolonel Rose histeris.

Di sisi lain, pasukan [The Saviour] yang dipimpin langsung oleh Kolonel Ryota pun sampai di mulut hutan. Kolonel Ryota pun melihat dua jeep militer yang dipakai oleh Ryouichi dan yang satu lagi kemungkinan adalah milik dari Kolonel Rose.

"Ryouichi… Aku harap kau baik-baik saja" gumam Kolonel Ryota.

"Kolonel! Kami melihat ada sekelompok manusia sedang berjalan menuju kemari" ucap Kapten Saito.

"Manusia?" ucap Kolonel Ryota terkejut.

Akhirnya sekelompok manusia itu pun sampai di mulut hutan dan berpapasan dengan prajurit Kolonel Ryota.

"Berhenti… Siapa kalian? Darimana asal kalian?" tanya seorang prajurit kepada kelompok manusia itu.

"Kami adalah manusia yang ditawan oleh para demon itu" ucap seorang tawanan.

"Bagaimana kalian bisa melarikan diri dari demon itu?" tanya Kolonel Ryota.

"Tadi ada seorang prajurit laki-laki yang membebaskan dan menuntun kami keluar dari hutan ini, namun prajurit itu kembali untuk menyelamatkan prajurit wanita lainnya" ucap seorang gadis yang sebelumnya diselamatkan oleh Ryouichi.

"Tidak salah lagi, prajurit laki-laki itu adalah Ryouichi dan prajurit wanita itu adalah Kolonel Rose! Kolonel, apa perintah anda?" ucap Kapten Saito.

"Sebagian pasukan akan membawa para manusia yang selamat kembali ke markas Provinsi dan sisanya akan ikut denganku untuk menyelamatkan mereka berdua" ucap Kolonel Ryota.

"Baik Kolonel!" ucap seluruh prajurit.

Kolonel Ryota dan sebagian pasukan yang dibawanya pun sampai di kamp markas demon milik [Trinity Leader] Astaroth. Semua pasukan terkejut karena tempat itu sudah berubah seperti medan perang. Potongan tubuh para demon berceceran dimana-mana.

"Demi Tuhan, apa yang terjadi disini? Ini tidak jauh berbeda dengan desa Ryouichi ketika aku menyelamatkannya dulu" gumam Kolonel Ryota.

"Ryouichi!"

Kolonel Ryota dan lainnya pun dikejutkan oleh teriakan dari Kolonel Rose. Dengan secepat kilat Kolonel Ryota berlari meninggalkan pasukan serta kapten Saito dibelakang. Betapa terkejutnya Kolonel Ryota ketika melihat Kolonel Rose yang sedang memeluk tubuh Ryouichi yang telah kaku dan penuh dengan luka-luka. Kolonel Ryota pun terlihat seakan tidak percaya dengan hal yang dia lihat, dirinya berjalan mendekati Kolonel Rose serta Ryouichi.

"Jangan mendekat! Jangan kau berani untuk mendekat!" teriak Kolonel Rose kepada Kolonel Ryota dengan tatapan penuh amarah.

Langkah Kolonel Ryota pun terhenti, mata Kolonel Ryota terlihat berkaca-kaca. Jiwa Kolonel Ryota terguncang dan terlihat ingin mengatakan sesuatu namun dia membatalkan niatnya.

"Kau tahu salah siapa ini? Itu semua adalah salahmu! Kau tidak pantas dianggap keluarga oleh Ryouichi. Kau adalah penyebab Ryouichi bisa menjadi seperti ini! Jika saja kau tidak mengatakan bahwa Ryouichi adalah beban, maka semua ini tidak akan terjadi" teriak Kolonel Rose sembari tetap memeluk Ryouichi dengan erat.

"Ti-tidak mungkin… Ryouichi, kau hanya bercanda bukan?… Aku… Aku... Sungguh menyesal… Aku tidak pantas dianggap ayah olehmu" terlihat Kolonel Ryota berbicara sembari menitikkan air mata.

Langit yang awalnya cerah berubah menjadi berawan dan akhirnya turunlah hujan yang sangat deras seakan mengerti dengan kondisi saat ini.

"Dulu kau sudah pernah membuatku kehilangan orang yang kusayangi, apa kau tidak puas Kolonel!? Apa kau ingin membuatku kehilangan orang yang kusayang untuk yang kedua kalinya? Dasar bajingan" teriak Kolonel Rose dengan amarah yang tidak terkendali.

Kolonel Ryota pun terkejut dengan perkataan Kolonel Rose.

"Orang yang kau sayangi?! Apa maksudmu?" ucap Kolonel Ryota.

Kolonel Rose pun menatap kearah Kolonel Ryota.

"Daisuke… Apa kau mengenal nama itu Kolonel?" tanya Kolonel Rose.

"Ja-jangan kau adalah..." tanya Kolonel Ryota.

"Ya benar… Aku adalah adik dari Daisuke" ucap Kolonel Rose.

Kolonel Ryota kembali terkejut dengan perkataan Kolonel Rose. Perasaan Kolonel Ryota semakin campur aduk, perasaan menyesal, marah, sedih, semua hal itu dirasakan oleh Kolonel Ryota saat itu.

"A-aku minta maaf karena tidak bisa melindungi kakakmu saat itu. Daisuke sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri, aku sangat menyesal tidak bisa melindunginya pada waktu itu"

Air mata Kolonel Ryota kembali tumpah.

"Kau pikir jika kau menangis seperti itu kakakku akan kembali hidup? Kau pikir jika kau menangis seperti itu Ryouichi dapat hidup kembali? Kau bajingan! Semua yang kau lakukan sia-sia, semua sudah terlambat!" teriak Kolonel Rose.

Perkataan dari Kolonel Rose hanya membuat jiwa Kolonel Ryota semakin terguncang.

"Kau tahu... Bahkan di detik-detik terakhirnya, Ryouichi tetap berharap untuk bertemu dengan dirimu. Bahkan dirinya masih dapat tersenyum ketika menyebut namamu" ucap Kolonel Rose lirih dengan air mata yang terus jatuh ke tanah.

"Ryouichi.... Maafkan aku... Diriku sungguh tidak berguna… Aku kembali kehilangan orang yang aku sayangi karena perbuatanku sendiri"

Tangisan Kolonel Ryota semakin keras.

Kolonel Ryota kembali mengingat seluruh momen dirinya saat bersama Ryouichi. Dirinya mengingat kembali mengingat bagaimana Ryouichi yang biasanya selalu menyapa dirinya di ruangan miliknya setiap pagi, bagaimana dirinya bertengkar dengan Ryouichi hanya karena masalah sepele, bagaimana dirinya tertawa bersama Ryouichi layaknya seorang ayah dan anak yang sedang menghabiskan waktunya bersama-sama.

"~Ayah.."

Kolonel Ryota membayangkan dirinya dipanggil ayah oleh Ryouichi.

"AAAAAAAAA..."

Kolonel Ryota berteriak dengan keras kearah langit, dan Kolonel Ryota kembali menangis dengan keras.

Kolonel Rose hanya dapat melihat Kolonel Ryota tenggelam dalam kesedihannya yang sangat mendalam. Kapten Saito dan pasukan lain yang telah sampai pun hanya bisa melihat dengan perasaan terkejut. Mereka melihat Kolonel Ryota yang sedang menangis keras, serta tubuh Ryouichi yang berada dalam pelukan Kolonel Rose.

"Ryouichi... Apa kau benar-benar sudah meninggalkan kami semua?" ucap Kapten Saito lirih.

Kolonel Ryota pun bangkit dan bertanya sesuatu kepada Kolonel Rose.

"Kolonel Rose, siapa nama demon yang telah membuat Ryouichi terbunuh?" ucap Kolonel Ryota dengan tatapan kosong.

"Demon itu adalah salah satu dari [Trinity Leader] yang bernama Astaroth" ucap Kolonel Rose dengan tetap memeluk tubuh Ryouichi yang sudah kaku.

"Baiklah, aku mengerti" ucap Kolonel Ryota.

Kolonel Ryota melihat Ryouichi untuk terakhir kalinya, dan akhirnya melangkah pergi dari Kolonel Rose dan Ryouichi. Kapten Saito yang bingung pun hanya bisa bertanya kepada Kolonel Ryota.

"Kolonel Ryota anda mau kemana?" tanya Kapten Saito.

"Kalian cepat bawa Kolonel Rose dan tubuh Ryouichi kembali ke markas. Berhati-hatilah dengan tubuh Ryouichi. Jika terjadi apa-apa dengan tubuhnya, kalian semua akan kubunuh" ucap Kolonel Ryota dengan pandangan kosong.

"Kolonel? Baiklah saya mengerti"

Kapten Saito pun pergi kearah Kolonel Rose dan Ryouichi berada.

"Ryouichi… Tunggulah, aku akan membuat demon itu membayar semuanya" gumam Kolonel Ryota.

Kolonel Ryota menarik nafas panjang dan meremas kepalan tangannya.

"ASTAROTHHHHHHHH!" teriak Kolonel Ryota.

Kolonel Ryota pun akhirnya berjalan tanpa henti mencari Astaroth dengan hasrat membunuh yang besar dan tatapan yang tajam.

"Aku sudah pasti akan mati, semua manusia pasti akan mati. Tapi aku tidak akan mati hari ini dan ditempat ini!" ~Ryouichi

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Hayate_senseicreators' thoughts
Bab berikutnya